Rabu, 26 Agustus 2015

Lima gertak sambal Korea Utara bikin panik kawasan

Dalam sepekan terakhir situasi di Semenanjung Korea kian memanas. Kondisi ini dipicu siaran propaganda Korea Selatan di perbatasan yang menggunakan pengeras suara. Dalam siaran itu Korsel mengkritik Korut. Sebagai respon atas tindakan itu pemimpin Korea Utara memerintahkan pasukannya melepaskan tembakan ke pasukan militer Korsel di perbatasan. Korsel pun membalas serangan itu dengan tembakan rudal.




Tak perlu waktu lama bagi Kim Jong-un untuk memerintahkan pasukannya bersiaga perang dan menyatakan negara dalam kondisi darurat perang. Dunia internasional terus mencermati apa yang sedang terjadi di Semenanjung Korea itu.



Akhirnya pada Senin malam lalu Delegasi Korea Utara dan Korea Selatan sepakat meredakan ketegangan. Perundingan di kawasan perbatasan Panmunjom ini mencatat beberapa kesepakatan.

Korsel, misalnya, berjanji mengakhiri siaran propaganda anti-Korut lewat speaker di kawasan demiliterisasi. Sementara Korut mencabut status siaga perang yang diumumkan sang pemimpin tertinggi, Kim Jong-un.

BBC melaporkan, Selasa (25/8), perundingan maraton ini berlangsung alot. Baru pada hari keempat, akhirnya Korsel maupun Korut mau melunak.

Meski begitu Korea Utara sudah cukup membuat kawasan Semenanjung Korea menjadi sorotan internasional berkat gertakan-gertakan mereka yang selama ini memang belum terbukti. Apa saja contoh gertakan-gertakan sambal ala Korea Utara yang bikin dunia tegang? Ikuti ulasannya berikut ini.


1. Korea Utara sesumbar punya rudal balistik dari kapal selam

Korea Utara memamerkan kemampuan militer mereka setelah menguji coba peluncuran rudal dari kapal selam canggih.

Pemimpin Kim Jong-un sesumbar dengan kemampuan kapal selam mereka itu Korea Utara mampu menghalau setiap musuh di perairan. Itu artinya termasuk negara adikuasa Amerika Serikat, seperti dilansir surat kabar the Daily Mail, Ahad (10/5).

Para ahli militer mengatakan pengembangan teknologi Korea Utara kini sudah makin membahayakan. Peluncuran rudal dari kapal selam itu lebih sulit dideteksi oleh musuh ketimbang roket yang ditembakkan dari darat.

Dalam uji coba peluncuran rudal itu Kim Jong-un menyaksikan sendiri dari atas kapal Angkatan Laut. Foto Kim Jong-un tengah menyaksikan uji coba itu muncul di surat kabar Rodong Sinmun. Dalam foto itu Kim tampak tersenyum lebar dengan latar belakang kapal selam Angkatan Laut yang muncul di permukaan.

Kantor berita pemerintah KCNA mengatakan Kim mengomandoi sendiri uji coba rudal itu. KCNA juga menegaskan rudal itu adalah 'senjata strategis kelas dunia'.

Namun berita peluncuran rudal dari kapal selam itu tidak menyebutkan di mana dan kapan hal itu terjadi. Meski diperkirakan uji coba itu terjadi di perairan dekat Kota Sinpo, sebelah timur Korea Utara.

Sejumlah foto satelit memperlihatkan Korea Utara tengah membangun fasilitas uji coba rudal dan persenjataan kapal selam.


2. Lima tahun lagi Korea Utara punya 100 senjata nuklir

Korea Utara yang terkenal dengan senjata super canggihnya dikabarkan akan semakin gencar meningkatkan alat persenjataan perang mereka.

Peneliti asal Amerika Serikat bernama Joel Wit dari Universitas John Hopkins mengatakan, dalam lima tahun yang akan datang, tepatnya 2020, negara yang berada di bawah pimpinan Kim jong-un itu akan memperluas program nuklirnya dan bisa memiliki 100 senjata bom atom, seperti dilansir Times of India, Kamis (26/2).

Dia menuturkan, perusahaan mutakhir asal Eropa tanpa disadari berkontribusi terhadap program nuklir Pyongyang karena peralatan mereka yang dikirim ke China malah dialihkan ke Korea Utara.

Dengan bantuan foto satelit, laporan dari media Korea Utara dan pengalaman mereka soal program nuklir, Wit dan ahli nuklir David Albright, membuat beberapa skenario kemungkinan tentang program nuklir Korea Utara sejak 2009 hingga 2014.

"Kami mencoba sebaik-baiknya memprediksi masa depan, seperti yang dilakukan para intelijen," kata Wit.

Skenario pertama, Pyongyang akan menggandakan persediaan sekitar 20 senjata, termasuk senjata berbasis plutonium.

Skenario kedua, kemungkinan besar Korea Utara terus menerus menggunakan teknologi seperti saat ini dan berhasil membuat 50 senjata pada tahun 2020.

Meskipun program nuklir Korea Utara masih diselimuti ketidakpastian, Pyongyang saat ini diyakini memiliki persediaan 10 sampai 16 senjata nuklir kuno baik dari plutonium atau senjata-grade uranium.


3. Korea Utara ultimatum Korea Selatan, setelah 48 jam serangan akan dilancarkan

Pemerintah Korea Utara memberi ultimatum kepada Korea Selatan agar menghentikan provokasi di kawasan perbatasan. Jika tuntutan ini tidak dipenuhi, maka militer negara sosialis paling tertutup sedunia itu segera menggelar serangan lebih serius ke wilayah Negeri Ginseng.

Ancaman ini dikeluarkan Pyongyang setelah beberapa jam usai tentara kedua negara terlibat tembak menembak di kawasan zona demiliterisasi (DMZ) di Gyeonggi, Kamis (20/8) siang waktu setempat. Warga sipil langsung diperintahkan menutup toko atau meninggalkan rumah, menuju bunker. Korut menembakkan beberapa rudal kecil berukuran 155 mm.

Surat tuntutan dari Korut sudah diterima Kementerian Pertahanan Korsel. Provokasi yang dimaksud adalah siaran propaganda bernada menghina Korut yang diputar pengeras suara di area tentara Korsel yang sedang menjaga perbatasan.

"Rekaman yang diputar itu jelas wujud tantangan pada kedaulatan Korea Utara. Bila siaran ini tidak dihentikan dalam jangka 48 jam, maka militer kami akan mengambil tindakan serius," tulis pernyataan Korut seperti dilansir the Washington Post, Jumat (21/8).


4. Kim Jong-un kirim pasukan ke perbatasan Korsel untuk siaga perang


Situasi keamanan di Semenanjung Korea semakin genting. Pemimpin Korea Utara, Kim Jong-un, telah mengumumkan perintah resmi agar setiap tentaranya bersiaga di perbatasan menghancurkan speaker yang jadi penyebab insiden 24 jam terakhir.

" Kim Jong-un sebagai panglima tertinggi Tentara Rakyat Korea memerintahkan pasukan bersiaga dan menghancurkan alat-alat perang milik musuh jika tidak berhenti menyiarkan propaganda hingga 48 jam lagi," tulis pernyataan media corong pemerintah, KCNA, Jumat (21/8).

Dengan begitu, Korut menegaskan statusnya siaga perang. Keputusan agresif ini dicapai setelah Kim Jong-un memimpin rapat darurat bersama petinggi Partai Pekerja Korea, beberapa jam selepas tembak menembak di perbatasan kedua negara.

Tak hanya mengancam menyerang tetangganya, Jong-un menyatakan pemerintah Korsel sebagai 'maniak perang', karena sengaja memprovokasi negaranya dengan melakukan operasi militer gabungan bersama Amerika Serikat 28 Agustus mendatang.

Tembak menembak kemarin merupakan insiden pertama kalinya setelah lima tahun yang relatif damai. Rekaman dan speaker yang jadi biang kerok itu diputar pada pukul 07.00 waktu setempat.

Merasa terhina dengan siaran propaganda Korsel, beberapa tentara Korut melancarkan tembakan ke arah negara tetangganya. Sebagian laporan menyatakan rudal 155 mm ikut ditembakkan ke wilayah Korsel. Terpancing, tentara Korea Selatan balas menembak ke wilayah utara beberapa kali dengan senapan mesin, serta bazoka.

Akibat insiden kemarin, warga kota Yeoncheon, yang terletak sekitar 64 kilometer sebelah utara Seoul terpaksa dievakuasi ke lokasi-lokasi perlindungan bawah tanah.


5. Makin tegang, Korut mulai kerahkan armada laut dan tentara

Ketegangan antara Korea Selatan (Korsel) dan Korea Utara (Korut) makin meruncing. Kabar terbaru yang dirilis laman Yahoo menyebutkan sudah ada pergerakan tentara Korea Utara.

Kabar tersebut dibenarkan pihak Korsel dan dikhawatirkan Korut akan melancarkan serangan lagi.

Bahkan sumber dari Kementerian Pertahanan Korsel mengatakan 70 persen kapal selam Korut telah meninggalkan pangkalan dan sudah tidak terdeteksi keberadaannya.

Kekhawatiran Korsel makin tinggi karena kekuatan serangan Korea Utara makin besar, "Sepertinya Korea Utara mendorong dialog di satu sisi tapi juga menyiapkan serangan di sisi lain" tukas pihak Kementerian yang enggan disebut namanya.

Sementara hingga sore ini telah berlangsung perundingan antara Korea Selatan dan Utara di Panmunjom. Dikabarkan dialog tersebut berjalan sengit dan alot.

Merdeka

Tidak ada komentar:

Posting Komentar