"Alutsista yang sedang dibangun di dalam dan luar negeri akan datang secara bertahap, baik itu kapal perang, pesawat, helikopter maupun tank. Kekuatan TNI AL akan semakin kuat," kata Marsetio usai peletakan batu pertama Pembangunan Batalyon Marinir 10 di Pulau Setokok Kota Batam, Rabu.
Marsetio mengatakan, beberapa alutsista yang akan datang tahun ini antara lain 37 unit tank BMP-3F asal Rusia untuk Korps Marinir, dan kapal perang buatan dalam dan luar negeri.
"Sebelumnya, Marinir sudah mendapatkan 17 unit tank BMP-3F dan akhir tahun ini akan ditambah lagi 37 unit. Tahun depan, sejumlah pesanan alutsista lain akan terus datang lagi," kata dia.
Ia mengatakan, Markas Besar TNI AL telah memesan sejumlah peralatan tempur dari industri strategis di dalam dan luar negeri, antara lain tiga kapal selam dari Korea Selatan, empat "LST" (Landing Ship Tank) dari PAL, kapal cepat rudal (KRC) dari Palindo Marine Batam dan kapal fregat dari Inggris.
"Selain itu, masih ada kapal hidrografi, 11 helikopter antikapal selam, dan kapal latih Kadet AAL pengganti KRI Dewaruci," papar Marsetio.
Pengadaan peralatan tempur baru itu untuk mendukung tugas-tugas TNI AL yang semakin berat dan kompleks dalam menjaga Negara Kesatuan Republik Indonesia.
"TNI butuh persenjataan dan peralatan tempur yang banyak untuk menjalankan semua tugas pengamanan perairan NKRI dari segala ancaman yang ada. Dengan datanganya peralatan tersebut, maka TNI AL akan semakin kuat dan disegani," ujar Kasal.
Sebelumnya, Kementerian Pertahanan optimistis pencapaian kekuatan pokok minimal dapat dilakukan pada 2019 atau lebih cepat lima tahun dari target yang telah ditentukan pada 2024.
"Pada awalnya pencapaian 'Minimum Essential Forces' (MEF) ditargetkan selesai dalam tiga kali renstra (2009-2024). Namun, ternyata bisa dicapai dalam dua kali renstra (2009-2019). Saya yakin MEF bisa tercapai pada 2019," kata Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro, beberapa waktu lalu.
Menurut dia, pencapaian MEF yang lebih cepat lima tahun dari yang ditargetkan itu merupakan sebuah terobosan dan keberhasilan berkat besarnya APBN yang digelontorkan ke Kemhan, meski pada 2012 lalu pencapaian MEF tak sesuai rencana. (Antara)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar