Penghentian operasi pabrik ini, berarti akan ada ribuan orang di Kanada yang akan kehilangan pekerjaan mereka. Setidaknya terdapat 10 ribu orang pegawai yang bekerja di pabrik Lockheed Martin yang berada di Kanada.
Ancaman ini kembali muncul setelah Menteri Pertahanan Kanada Harjit Sajjan mengatakan, pihaknya akan berusaha untuk berbicara dengan Lockheed Martin terkait dengan F-35. Dimana, Sajjan secara tesirat menuturkan akan berusaha agar Kanada tidak usah membeli pesawat tersebut.
Merespon pernyataan Sajjan, kepala pengembangan F-35 Jeff Babione memberikan pernyataan yang bernada ancaman. Babione menuturkan perusahanya sedang mencari lokasi untuk pabrik baru mereka kelak.
"Tentu Kanada adalah mitra penting kami. Manfaat dari industri pengembangan dan produksi pesawat tempur generasi kelima adalah tidak lain agar Kanada membeli pesawat itu," ucap Babione, seperti dilansir Sputnik pada Minggu (10/7).
"Kami khawatir bahwa Kanada tidak akan mampu melakukan itu. Kami lebih suka Kanada membeli pesawat, tapi ada waktu di mana kita mungkin harus melakukan pekerjaan di tempat lain," sambungnya.
Proyek pesawat jet tempur F-35 telah menelan biaya Pentagon lebih dari USD1,5 triliun. Meskipun harganya sangat mahal, jet tempur ini menuai kritik karena mengalami gangguan pada perangkat lunak.
Jet tempur canggih AS yang harganya melebihi dari nilai produk domestik bruto Kanada tidak akan menghadapi tes operasional awal dan evaluasi (IOT & E) sampai pertengahan 2018. Hal ini terungkap dari laporan Pentagon. Karena keterlambatan ini, Lockheed Martin tidak akan menyelesaikan produksi armada F-35 sampai 2019 dan pesawat tempur ini kemungkinan tidak siap tempur sampai akhir 2021. (SindoNews)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar