Jumat, 08 Maret 2013

Amunisi Armada Tempur Sukhoi TNI-AU

Meski tidak dipublikasikan secara umum beberapa kalangan pengamat militer percaya bahwa armada jet tempur Sukhoi Su-27/30 Flanker TNI AU telah dilengkapi dengan persenjataan yang mumpuni. Dari beberapa informasi disebutkan bahwa Indonesia telah membeli rudal-rudal canggih untuk mempersenjatai pesawat ini. namun demikian sepertinya para petinggi militer masih merahasiahkan keberadaan arsenal ini dan masih menjadi misteri yang akan selalu ditunggu pengamat ataupun pengemar militer ditanah air.
Amunisi Armada Tempur Sukhoi TNI-AU

Rudal Udara Kepermukaan (Mediun Range Air to Surface Missile)

Jet tempur Sukhoi SU/30 TNI-AU diyakini telah dilengkapi dengan rudal Udara Kepermukaan KH-31P buatan Rusia, Kh-31P yang dimiliki TNI AU menggunakan pemandu radar pasif dengan kemampuan sistem rudal anti radiasi.

 
Udara Kepermukaan KH-31P Missil Sukhoi TNI AU


rudal ini dirancang untuk melumpuhkan sistem pertahanan musuh di darat, memiliki jangkauan 110 kilometer dismping itu rudal ini juga memiliki kecepatan sangat tinggi, mampu terbang jauh, anti-radar dan bisa mematikan penjejaknya saat diserang.

Kh-31P memiliki panjang 5,2 meter dengan berat 600kg dengan jangkawan tembak sejauh 110 km. Rudal ini dirancang untuk menghancurkan radar musuh, sehingga hulu ledak yang dibawanya hanya seberat 87 Kg (Blast Frag). Namun misil ini bisa terbang dari 165 hingga 49.000 feet.

Kecepatan luncur rudal ini yakni antara 2.160 sampai 2.520 km/jam, atau setara 2.5 mach. KH-31P didorong oleh 5 roket booster dan ramjet yang dipadukan dalam dual roket pendorong. Bentuknya mirip wahana antariksa Rusia, karena memang didisain oleh biro disain Soyuz di Turayevo dan diproduksi Tactical Missile Corporation.

Saat meluncur, tahap awal rudal ini berakselerasi dengan mesin roket untuk mendapatkan kecepatan 1,8 Mach. Setelah itu mesin pendorong pertama dilepas untuk digantikan 4 mesin jet pendorong, demi mencapai kecepatan maksimum. Kecepatan tinggi rudal ini berguna untuk mengurangi resiko tertembak, karena harus menerobos sistem pertahanan musuh untuk menghancurkan radar penjejak (air search radars) dan fire control radar.

Dalam perkembangannya rudal ini bisa dipasang di kapal laut ataupun pesawat tempur Mig 29, Sukhoi SU-27/30. Kelebihan rudal ini, mampu menghantam kapal perang, drone ataupun pesawat mata-mata. KH-31P disebut juga “AWACS killer”, bisa menembak sasaran baik di darat maupun udara.

Berdasarkan wikipedia pada tahun 2010 lalu, harga per unit rudal ini dibandrol $550.000 USD. Selain Indonesia Rudal ini Juga digunakan oleh Rusia, Algeria, Suriah, India, China, Kuba, Venezuela, dan Vietnam.


Rudal Udara ke Udara (Air-to-Air Missile)

TNI AU diyakini telah memiliki Rudal Vympel R-27 (AA-10 Alamo : NATO), Rudal ini merupakan medium-to-long-range air-to-air missile yang telah dikembangkan sejak era Uni Soviet pada tahun 80-an. Rudal R-27 memiliki enam  varian yang bisa diintegrasikan dengan pesawat Sukhoi Su-27/30.


Vympel R-27


  • R-27R AA-10 Alamo-A, semi-aktif homing radar. kecepatan berkisar dari 1,4 Mach, 11 km ketinggian: 60 km (head-on) / 21 km (tail-on). Peluncuran rentang minimum di bawah kondisi yang sama 2 km (head-on) / 0,5-0,6 km (tail-on) [2]. Sampai 80 km di bawah kondisi yang optimal.
  • R-27T AA-10 Alamo-B, infrared homing, passive guidance menggunakan Avtomatika 9B-1.032 (PRGS-27) . Berat 248 kg. jarak jangkau 70 km dalam kondisi yang optimal.
  • R-27ER AA-10 Alamo-C, semi-aktif-radar homing extended-range. Jangkauan hingga 130 km dalam kondisi yang optimal.
  • R-27ET AA-10 Alamo-D, infrared -homing extended-range. Jangkawan kisaran 120 km dalam kondisi optimal menggunakan Avtomatika 9B-1.032 (PRGS-27).
  • R-27P AA-10 Alamo-E, radar pasif homing dengan jarak hingga 72 km.
  • R-27EP AA-10 Alamo-F, pasif lagi berbagai anti-radiasi rudal dengan jangkauan hingga 70nm (130 km)
Namun karena sifatnya rahasiah keberadaan rudal jenis yang mana yang dimiliki TNI AU hingga saat ini belum diketahui.

R-27 punya kecepatan luncur antara mach 2,5 hingga 4,5, laju luncur rudal juga dipengaruhi dengan kondisi cuaca dan ketinggian. Dari bobot rudal yang sekitar 253 kg, 39 kg diantaranya adalah berat hulu ledak. Mekanisme peledakan pada target menggunakan dua jenis metode, yakni radar proximity dan impact fuze. R-27 punya dimensi panjang 4,08 meter dan lebar 230 mm.

Sejak diproduksi tahun 1983, hingga kini populasi R-27 dipercaya cukup banyak, pasalnya selain Rusia banyak negara sekutu Rusia/Uni Soviet di seantoro Bumi yang mengandalkan rudal ini. Bahkan R-27 juga diproduksi oleh Ukraina dan Cina.




Sumber : 

  • http://indomiliter.com/2013/03/06/vympel-r-27-rudal-udara-ke-udara-andalan-sukhoi-tni-au/ 
  • http://en.wikipedia.org/wiki/Kh-31  
  • http://en.wikipedia.org/wiki/R-27_%28air-to-air_missile%29

Tidak ada komentar:

Posting Komentar