Pencarian pesawat Malaysia Airlines MH370 yang hilang belum membuahkan hasil. Sedikit sekali bukti-bukti yang mengarah pada keberadaan pesawat nahas tersebut. Penyelidikan terus dilakukan, termasuk soal identitas empat warga Eropa yang misterius.
“Kami belum menemukan apapun dan melihat apapun. Tidak ada yang baru dalam laporan kami,” kata Direktur Jenderal Penerbangan Sipil Malaysia Azharuddin Abdul Rahman, diberitakan CNN, Minggu 9 Maret 2014.
Satu-satunya bukti dalam pencarian itu adalah ditemukannya jejak ceceran minyak di Teluk Thailand, sekitar 144 kilometer sebelah selatan pulau Tho Chu, Vietnam. Di wilayah itu terakhir kali pesawat tersebut hilang dari radar pada Sabtu dini hari.
Belum ada konfirmasi dari Malaysia terkait laporan Vietnam ini. Misteri masih terus menyelimuti, termasuk mengapa pesawat tidak mengeluarkan sinyal darurat. Hal lainnya yang masih jadi misteri adalah identitas empat penumpang warga negara Eropa, memunculkan spekulasi adanya tindak terorisme.
Menteri Transportasi Malaysia Hishammuddin Hussein mengatakan dua dari penumpang itu menggunakan paspor palsu, dua lainnya tidak bisa dikonfirmasi identitasnya. Penyelidikan terorisme dilakukan oleh Malaysia dibantu oleh Biro Investigasi Federal Amerika (FBI) yang mengirim personelnya ke Malaysia.
“Saya telah bicara dengan badan intelijen internasional untuk membantu kami, dan saya akan bertemu dengan mereka sore ini,” kata Hishammuddin.
Dia mengatakan telah mengantungi keempat nama orang itu, namun belum bisa membeberkannya. Dua di antara penumpang ilegal itu memegang paspor palsu warga Austria dan Italia. Tercantum dalam manifes nama mereka adalah Christian Kozel (30) dari Austria dan Luigi Maraldi (37) dari Italia.
Namun dalam penelusuran, Kozel ada di rumahnya di Wina, Austria. Sedangkan pemerintah Italia mengonfirmasi tidak ada warganya di pesawat itu. Kozel mengaku paspornya dicuri dua tahun lalu saat mengunjungi Thailand.
“Hanya ada dua penumpang dengan paspor palsu. Kami telah memiliki rekaman CCTV kedua penumpang ini. Rekaman itu sedang diselidiki,” kata Hishammuddin.
“Di saat yang sama, intelijen kami telah digerakkan, dan tentu saja, unit pemberantasan terorisme dari seluruh negara terkait telah dihubungi,” kata dia lagi.
AS Selidiki Pencurian Paspor
Seorang pejabat senior intelijen AS, yang tak ingin disebutkan namanya menyatakan, lembaga penegak hukum dan intelijen sedang menyelidiki masalah pencurian paspor tersebut.
Dikatakan pejabat intelijen tersebut, pihaknya telah mencatat bahwa dokumen palsu sering digunakan oleh penyelundup dan imigran gelap. “Pada saat ini, kami belum identifikasi hal ini sebagai aksi terorisme,” katanya seperti dikutip dari NYTimes.
Sementara itu, pejabat Eropa merasa terkejut karena penumpang dengan paspor palsu lolos pemeriksaan di imigrasi, dan bisa naik ke pesawat.
Para ahli keamanan di Asia menjelaskan, penggunaan dokumen perjalanan palsu adalah masalah yang berkembang di wilayah ini. (viva.co.id).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar