Rabu, 19 Maret 2014

KBRI Minta Media Malaysia Tidak Sudutkan Indonesia di Pemberitaan MAS


Jakarta - Kedutaan Besar Republik lndonesia (KBRI) di Kuala Lumpur menyesalkan artikel di Harian Utusan Malaysia tanggal 17 Maret 2014 yang berjudul "MH 370 Disembunyi di Pangkalan AS di Diego Garcia?". KBRI menegaskan artikel itu sama sekali tidak benar.

Artikel tersebut merujuk spekulasi yang dimuat dalam portal Cabal Times bahwa Indonesia dengan sengaja menutupi data radar yang diyakini merekam pergerakan MH 370 yang melintasi wilayah Indonesia.




Dalam siaran pers dari KBRI Kuala Lumpur, kepada detikcom, Rabu (19/3/2014). Kedutaan Besar Indonesia dengan tegas juga membantah tuduhan bahwa Indonesia terlibat dalam gerakan "rahasia globalisasi" atau "koalisi barat" yang memiliki agenda tertentu.

Spekulasi tersebut jelas tidak memiliki data dukung sama sekali dan hanya merupakan halusinasi seseorang untuk menciptakan kebingungan publik. Terlebih lagi, tulisan tersebut juga sangat melukai perasaan keluarga para penumpang, termasuk penumpang warga negara Indonesia, yang sedang dalam kondisi teramat sulit dan bersedih.

Sejak hilangnya pesawat Malaysia Airlines MH 370 tanggal 8 Maret 2014, Pemerintah Indonesia merupakan salah satu negara yang pertama memberikan dukungan atas upaya pencarian pesawat MH 370 dengan mengerahkan 8 kapal dan 3 pesawat serta sejumlah besar personil Tentara Nasional Indonesia (TNl) dan Badan SAR Nasional (BASARNAS).

Komitmen Indonesia ini didasarkan kepada semangat ASEAN dan hubungan lndonesia dengan Malaysia yang sangat kuat. Indonesia juga akan terus memberikan dukungan dan kerjasamanya untuk mencari pesawat tersebut hingga ditemukan.

Pemerintah Indonesia mendukung sepenuhnya fokus operasi pencarian pesawat hingga ditemukan dan meminta semua pihak untuk bersabar serta memberikan kepercayaan kepada para ahli yang terlibat dalam pencarian.

Untuk itu, Indonesia juga meminta agar spekulasi yang tidak bertanggung jawab dihentikan karena tidak membantu upaya dalam menemukan pesawat MH370 yang menjadi tujuan utama operasi pencarian yang melibatkan tidak kurang dari 25 negara.

Sumber : Detik

Tidak ada komentar:

Posting Komentar