Selasa, 16 April 2013

Strategi Global untuk Amankan Kedaulatan

Panglima TNI, Laksamana Agus Suhartono, mengharapkan lahirnya grand aerostrategy atau strategi udara global Indonesia yang mampu membangun operasi bersama seluruh unsur pertahanan udara TNI. Strategi ini diperlukan untuk mengamankan kedaulatan udara Indonesia.


Strategi Global untuk Amankan Kedaulatan
sumber : foto.news.viva.co.id


"Strategi udara global ini juga harus mengakomodasi seluruh potensi udara nasional pada tataran operasional," kata Agus dalam sambutan tertulisnya yang dibacakan Kepala Staf TNI AU (Kasau), Marsekal Ida Bagus Putu Dunia, pada peringatan HUT ke-67 TNI AU, di Halim Perdana Kusumah, Jakarta, Selasa (9/4). Kelahiran strategi udara global, lanjutnya, amat penting jika dihadapkan ke geostrategi Indonesia sebagai negara kepulauan dengan luas wilayah kedaulatan mencapai 1,9 juta kilometer persegi.

Wilayah udara bukan lagi teritorial kosong tanpa makna, tapi menjadi wilayah perebutan kepentingan, baik dari aspek politik, global, ekonomi, maupun pertahanan. Kekuatan politik dinilai masih menjadi isu yang menonjol dalam perkembangan global.

"Penggunaan instrumen militer merupakan alat politik kekuatan bagi kepentingan diplomasi dan kepentingan mengangkat posisi tawar penyelesaian masalah bilateral dan internasional," ujarnya. Sementara itu, perkembangan Laut China Selatan yang semakin memanas, tambahnya, merupakan salah satu tantangan untuk terus dicermati. Apalagi di sana terletak masa depan keamanan nasional, baik dari aspek politik, ekonomi, maupun pertahanan.

Di sisi lain, pelanggaran wilayah udara nasional oleh pihak-pihak yang berkepentingan bukanlah hal ringan. "Semua bergerak paralel dengan perkembangan global sehingga menjadi tantangan yang harus terus diantisipasi TNI, khususnya TNI AU," lanjutnya.

Semakin Canggih

Kasau mengatakan strategi udara global sangat dibutuhkan mengingat semakin rawan nya wilayah udara dari penyusupan. Apalagi teknologi kedirgantaraan semakin canggih.

"Udara harus menjadi bagian dari strategi pertahanan nasional," ujarnya. Saat ini, TNI AU masih berusaha mengarah pada strategi global tersebut. Kasau belum bisa memastikan kapan strategi udara global itu bisa diterapkan di Indonesia. "Namun, seiring dengan terus dilengkapinya alat utama sistem senjata (alutsista) di lingkungan TNI AU, kita sudah bisa mengarah ke sana," katanya.

Sementara itu, puncak perayaan HUT ke-67 TNI AU berjalan meriah walaupun tanpa menampilkan pesawat tempur. Dua tim aerobatik kebanggaan TNI AU mampu menghibur ratusan undangan dan warga sipil yang sengaja datang ke sana. Kedua tim aerobatik itu antara lain Jupiter Aerobatic Team (JAT) dari Skadron Pendidikan 102 Lanud Adi Sutjipto dan Team Dynamic Pegasus dari Skadron Udara 7 Lanud Suryadarma Kalijati Subang, Jawa Barat.

Tim Aerobatik Jupiter menggunakan pesawat KT-1 Wong Bee buatan Korea yang diawaki oleh para instruktur penerbang menggunakan tujuh pesawat. Sama seperti yang sudah dilakukan dalam airshow di Langkawi, Malaysia, beberapa waktu lalu. Tim Aerobatik Jupiter melakukan beberapa manuver menegangkan, di antaranya Jupiter Roll, LoopXClover Leap, Mirror, Tango to, Jupiter Roll back, Hi ‘G’ TurnRoll Slide, dan Break Off .

Sedangkan Tim Dynamic Pegasus menggunakan tujuh pesawat helikopter EC-120 Colibri dengan manuver Pegasus Cross, Head On, Water Fall, Pegasus Love Tactical, Huming Bird Kiss, dan Sparkling. (KJ)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar