Selasa, 23 April 2013

Riset Lapan Surveillance Aircraft (LSA)


Dihadapkan dengan perkembangan lingkungan strategis, maka tugas Koarmatim ke depan semakin berat dan menantang. Demikian disampaikan oleh Panglima Komando Armada RI Kawasan Timur (Pangarmatim) Laksda TNI Agung Pramono SH. M. Hum pada saat memimpin Serah Terima Jabatan (Sertijab) Komandan Satuan Kapal Cepat (Dansatkat) Koarmatim, di dermaga Madura, Koarmatim, Ujung, Surabaya, Senin (22/4).




Pangarmatim menegaskan dibutuhkan kinerja organisasi yang mampu merespon dan mengantisipasi setiap perkembangan yang terjadi. Dalam kapasitas ini maka Satuan Kapal Cepat Koarmatim sebagai komando pelaksana pembinaan yang bertugas melaksanakan pembinaan kekuatan dan kemampuan tempur unsur-unsur organiknya dalam bidang peperangan anti kapal permukaan, antiserangan udara serta antibawah permukaan, harus terus dibina dan ditingkatkan kemampuan tempur Koarmatim.

“Yang menjadi tolok ukur keberhasilan tugas tersebut, sangat ditentukan oleh meningkatnya kesiapan operasional unsur organik Satkat Koarmatim yang memiliki kemampuan sesuai fungsi asasinya,” kata Pangarmatim dalam siaran pers Dispen Armatim yang diterima Jurnal Nasonal, Senin (22/4) sore.

Serah terima jabatan yang berlangsung dalam upacara militer itu, mengangkat Kolonel Laut (P) Rachmad Jayadi sebagai pejabat baru Komandan Satkat Koarmatim menggantikan pejabat lama Kolonel Laut (P) Syufenri, S. Sos., M.Si. Sebelum menjabat Komandan Satkat Koarmatim, Kolonel Rachmad Jayadi adalah Komandan Kapal Perang Republik Indonesia (KRI) Oswald Siahaan-364 dari Satuan Kapal Eskorta Koarmatim, sedangkan pejabat lama Kolonel Laut Syufenri, S. Sos., M.Si. sudah menempati Jabatan barunya sebagai Komandan Satuan Kapal Eskorta (Dansatkor ) Koarmatim.


Hadir dalam serahterima jabatan ini antara lain Kepala Staf Koarmatim (Kasarmatim) Laksma TNI Darwanto S.H. M.A.P, para Asisten Pangarmatim, para Kasatker, para Komandan Satuan, para Komandan Unsur serta para Perwira dan undangan lainnya.

Pesawat dengan dua awak LSA memiliki keunggulan dalam mengoleksi data pencitraan dibandingkan satelit. Datanya bersifat cepat dan disuguhkan dalam citra resolusi tinggi.

“Soal resolusi temporal, LSA lebih fleksibel. Kapanpun dibutuhkan, bisa. Kalau satelit, resolusi temporal butuh waktu 16 hari,” ujarnya.

Performa LSA

Soal performa, LSA memiliki daya terbang 8-24 jam dengan ketinggian maksimal 7,5 km. Resolusi yang dihasilkan mencapai 50 cm dengan muatan (payload) mencapai 70 kg. “Ke depan kami upayakan LSA nirawak,” ujar Rika.

LSA ditargetkan beroperasional secara penuh pada tahun 2015. Akhir tahun ini, sekitar November-Desember, LAPAN menargetkan penerbangan perdana secara resmi.

Guna merintis penerbangan resmi, LAPAN menggandeng Dirjen Perhubungan Udara Kemenhub. LSA akan diuji di Balai Besar Kalibrasi Fasilitas Penerbangan sampai kemudian mendapatkan sertifikasi laik terbang di udara Indonesia.


Spesifikasi LSA:
Dimensi
Total panjang : 8,52 m
Total tinggi.   : 2,45 m
Total Lebar dengan sayap. : 18 m

Performa
Take off ground roll : 300 m
Cruise speed : 220 km per jam
Max range : 1300 km
Max endurance : 8 jam
Serving cieling : 7260 m

Beban
MTOW : 1100 kg
Berat muatan maksimal : 80 kg
Max baggage weight : 20 kg

Propulsi
Engine power (MTOP) : 115 hp
Propeller number : 3 bladed
Kapasitas bahan bakar : 130 liter
Jenis bahan bakar : Avgas 100LL/Mogas

Sumber : Viva News

Tidak ada komentar:

Posting Komentar