Minggu, 06 Desember 2015

Presiden Tolak Rencana Pembelian Helikopter VVIP oleh TNI AU

Rencana TNI Angkatan Udara (AU) untuk membeli helikopter AgustaWestland AW 101 dibahas oleh Presiden Joko Widodo bersama pihak terkait. Hasilnya, Jokowi menolak rencana pembelian helikopter yang rencananya dijadikan untuk kepresidenan dan VVIP tersebut.

"Ada hal yang baru saja diputuskan oleh Bapak Presiden berkaitan pembelian helikopter untuk VVIP, di mana AU mengusulkan pembelian Merlin Agusta AW101," kata Pramono mengawali jumpa persnya di Kantor Presiden, Jakarta Pusat, Kamis (3/12/2015).


Presiden Tolak Rencana Pembelian Helikopter VVIP oleh TNI AU

Pramono mengatakan, penolakan Jokowi itu melalui berbagai pertimbangan.

"Dengan mempertimbangkan dan juga mendengarkan berbagai masukan, presiden memutuskan untuk tidak menyetujui usulan pembelian Merlin Agusta Westland AW101," katanya.



Dikatakan Pramono, Jokowi beranggapan helikopter yang ada saat ini dan dipakai oleh presiden, yakni Super Puma yang dirakit oleh PT Dirgantara Indonesia, masih laik untuk digunakan.

"Pertama, presiden beranggapan bahwa helikopter yang ada masih bisa digunakan secara maksimal," kata Pramono. "Kedua, dalam kondisi keuangan yang seperti ini, pembelian helikopter tersebut dianggap harganya terlalu tinggi," sambungnya.

"Maka dengan demikian, sekali lagi, presiden tetap akan menggunakan helikopter yang ada walaupun perlu dipikirkan untuk pengadaan sebagai backup karena Indonesia sebagai negara kepulauan dengan aktivitas presiden yang sangat tinggi untuk memiliki backup heli. Karena sekarang ini sama sekali tidak ada backup-nya," jelas Pramono.

"Presiden memberi arahan bahwa lebih baik digunakan sesuai dengan peraturan yang ada, menggunakan yang bisa dikaroseri ataupun di-assembling ataupun dibuat oleh putra bangsa sendiri," sambung Pramono menegaskan.  (Detik)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar