Selasa, 02 Juli 2013

Amankan Pemilu 2014 - Polri Harus Netral

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) meminta Kepolisian Negara Republik Indonesia (Polri) bersikap netral dalam pengamanan Pemilu 2014.
Amankan Pemilu 2014 - Polri Harus Netral


"Tahun depan kita akan kembali menyelenggarakan Pemilu, baik DPR, DPD, DPRD, maupun pemilihan presiden dan wapres. Oleh karena itu, Polri harus siap dan dapat menjalankan tugas seluruh rangkaian kegiatan Pemilu 2014. Saya harap Polri dapat ikut mencegah terjadinya pelanggaran hukum, dapat mengamankan kegiatan kampanye, dan pemungutan suara serta tetap netral," kata Presiden dalam amanatnya di upacara peringatan Hari Bhayangkara ke-67 di Mako Brimob, Depok, Jawa Barat, Senin (1/7).

Presiden yang bertindak sebagai inspektur upacara itu mengingatkan bahwa jajaran Polri juga harus siap mengamankan dan memelihara keamanan dan ketertiban masyarakat dalam seluruh rangkaian kegiatan Pemilu 2014.

Tugas itu harus dilakukan sebagai kewajiban dan tugas utama sebagai pelindung, pengayom, dan pelayan masyarakat serta sebagai pemelihara keamanan dan ketertiban umum. "Petik pelajaran dari Pemilu 2004 dan 2009 agar dalam Pemilu 2014 mendatang Polri betul-betul siap, mampu bertindak profesional dan proporsional, serta sekali lagi, tetap bersikap netral," kata dia.

Kepala Negara juga mengajak segenap warga turut serta menjaga keamanan dan ketertiban demi Pemilu yang aman, tertib, dan damai. Dikatakannya, Pemilu yang aman, tertib, dan damai bukan hanya ada di pundak Polri, melainkan tanggung jawab bersama.

Tingkatkan Kerja Sama

Presiden SBY juga meminta Polri meningkatkan kerja sama dengan penegak hukum lain dalam menyikapi persoalan hukum. "Polri harus meningkatkan kerja sama dengan penegak hukum lain, bukan bersaing, apalagi memperebutkan kewenangan," kata Presiden.

Kepala Negara berpesan agar segenap jajaran Polri menjunjung tinggi kode etik dalam setiap pelaksanaan tugas. "Baik itu etika kepribadian, etika kelembagaan, etika kenegaraan, maupun etika hubungan masyarakat yang dilandasi Pancasila, Tri Brata, dan Catur Prasetya Polri," tuturnya.

Presiden Yudhoyono juga meminta Polri memberikan pelayanan publik yang lebih responsif dan profesional. Ia juga berpesan agar lembaga itu menuntaskan reformasi birokrasi internal serta mencegah terjadinya penyimpangan dan pelanggaran hukum di lingkungan kepolisian. "Semua langkah itu penting untuk memperkokoh kepercayaan masyarakat terhadap jajaran kepolisian," kata dia.

Presiden juga meminta Polri memaksimalkan pencegahan terhadap aksi-aksi kekerasan dan konflik komunal. Penegakannya harus dilakukan secara cepat, tepat, dan tuntas serta mencegah jatuhnya korban jiwa dari pihak mana pun. "Dengan respons yang cepat dan tepat, akan menghilangkan tuduhan sejumlah kalangan bahwa Polri dan negara telah melakukan pembiaran," kata dia.

Ia juga berpesan agar Polri meningkatkan kesiapsiagaan operasional untuk mengantisipasi perkembangan situasi yang bereskalasi secara cepat. Ia tidak ingin aparat kepolisian berjaga dan tidak siap, baik dalam menangani konflik komunal, aksi kriminal, maupun tindak anarkistis. "Juga tingkatkan terus kemampuan jajaran Polri dengan dukungan sarana dan prasarana yang memadai dalam setiap pelaksanaan tugas. Lengkapi pelaksanaan tugas dengan prosedur tepat yang jelas," kata dia.

Hari Ulang Tahun Bhayangkara ke-67 tahun ini bertema "Sinergitas Kemitraan dan Anti-KKN Wujudkan Pelayanan Prima, Gakkum dan Kamdagri Mantap Sukseskan Pemilu 2014". Bertindak sebagai komandan upacara Kasat Brimob Polda Riau, Kombes Pol Nasrudin Zulkifli, dengan peserta upacara terdiri atas lima batalion. Acara dimeriahkan dengan atraksi terjun payung, tarian kolosal, serta drama simulasi pengamanan Pemilu 2014. (KJ)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar