Kamis, 24 Oktober 2013

Pembelian Besar Senjata di Timur Tengah, untuk Menaklukkan Iran?



Rudal Harpoon

TIMTENG:(DM) - Negara-negara di Teluk Persia saat ini sedang memesan senjata dan perlengkapan militer dari Amerika Serikat senilai AS$ 13 miliar. Sekitar setengah dari jumlah itu adalah untuk Arab Saudi, sisanya Kuwait, Irak dan negara-negara Teluk lainnya.
Pembelian senjata ini terdiri dari bom pintar dan rudal udara (SLAM ER, Harpoon, JSOW) dalam jumlah yang besar serta miliaran dolar lainnya untuk biaya pemeliharaan dan upgrade peralatan tempur yang sudah ada.
Penjualan besar senjata seperti ini merupakan hal yang tidak biasa di Timur Tengah. Selama tiga tahun terakhir, ekspor senjata tahunan ke wilayah ini rata-rata lebih dari AS$ 60 miliar pertahun dan sebagian besar dikirimkan ke 6 negara kaya minyak anggota GCC (Gulf Cooperation Council). Arab Saudi, Uni Emirat Arab dan Kuwait menjadi pembeli terbesar dan analis menilai alasan utama mereka untuk itu adalah kekhawatiran terhadap Iran.

Meskipun dinilai khawatir akan ancaman Iran, analis menilai pembelian tersebut sangat berlebihan karena bila dibandingkan, untuk menambah atau memelihara alutsistanya, Iran harus melakukannya sendiri atau mengimpor senjata secara ilegal. Ketidakmampuan Iran untuk mengimpor senjata secara resmi ini terkait embargo internasional. Faktanya, pengadaan militer Iran kurang dari 10% dari apa yang dihabiskan mereka (anggota GCC). Namun Iran dinilai memiliki tradisi kuat yaitu bisa berbuat banyak walaupun dengan alutsista yang minim dibandingkan mereka. Analis menilai, terutama di abad terakhir ini, negara-negara arab anggota GCC memiliki catatan tempur yang jauh dari mengesankan. Jadi mereka berusaha melengkapi pasukan dengan peralatan-peralatan tempur terbaik dan berharap untuk yang terbaik pula.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar