Selasa, 24 November 2015

Indonesia Digoda Tawaran Paket Kekuatan Udara Dari Swedia

Kediaman Duta Besar Luar Biasa dan berkuasa Penuh Swedia untuk Indonesia, Johanna Brismar Skoog, dipadati para pewarta dan undangan pada hari Kamis pagi, 22 Oktober 2015. Kedutaan Besar Swedia dan perusahaan militer Saab AB bersama-sama mengadakan pengumuman kepada media mengenai "Paket Kekuatan Udara Swedia" (Swedish Air Power Package) untuk Indonesia.


Indonesia Digoda Tawaran Paket Kekuatan Udara Dari Swedia

Di tengah-tengah persaingan pemilihan pesawat tempur TNI AU terbaru antara Sukhoi Su-35, Lockheed Martin F-16V, Dassault Rafale, dan Saab JAS-39 Gripen, maka Saab menawarkan paket kekuatan udara yang lebih komprehensif dan dinilai akan sangat menghemat biaya pembelian ke depannya.



Peter Carlqvist, Head of Saab Indonesia, menjelaskan aspek Paket Kekuatan Udara Swedia, yang terdiri dari:
1. Pesawat tempur JAS-39 Gripen
2. Erieye AEW&C untuk pengawasan dan kendali wilayah udara dan maritim
3. Command and Control (ground based)
4. Tactical Data Link
5. Kerjasama industri yang mencakup transfer teknologi dan produksi lokal (dengan harapan imbas pembukaan ribuan lapangan kerja baru)

Dalam penjelasannya, Saab mengklaim bahwa sistem Erieye AEW&C memiliki radius deteksi sejauh 900 km, yang artinya dapat mencakup seluruh Laut Jawa, termasuk mendeteksi objek dari mulai kapal kecil hingga periskop kapal selam. Erieye juga dapat terhubung dengan Ground Control dan kapal perang melalui datalink secara simultan.

Terkait teknologi network datalink, Saab mengklaim bahwa teknologi datalink mereka adalah teknologi proprietary yang sukar dideteksi/disadap teknologi Blok Barat ataupun Timur.Saab Tactical Network juga dapat memberikan pasokan data ke fighter dengan mode 1 arah (pasif), sehingga lawan sukar mendeteksi pesawat kawan. Salah satu spinoff pengembangan teknologi Tactical Data Link dari Saab adalah teknologi 3G network yang dipakai khalayak umum saat ini. Saab memberikan kesempatan pengembangan Tactical Data Link khas Indonesia dengan pengembangan bersama Saab, dengan tingkat keamanan yang tinggi.

Dalam hal kerjasama industri yg ditawarkan Saab, akan mencakup pembukaan Indonesian Swedish Innovation Centre dan penggunaan Triple Helix Model, dimana dalam model tersebut akan terjadi kerjasama antara Pemerintah, Industri, dan Akademia (perguruan tinggi). Dalam hal ini Saab sudah menandatangani MoU dg Unhan, BPPT dan ITB utk menawarkan kursus dan workshop di Indonesia dengan partner lokal. Saab dan PTDI juga sudah memulai pembicaraan untuk assembly rudal RBS-15 di PTDI.


Indonesia Digoda Tawaran Paket Kekuatan Udara Dari Swedia

Carlqvist menegaskan komitmen Saab untuk akan memberikan 35% direct offset dan 50% indirect offset kepada industri lokal. Dia memberikan contoh kerjasama industri antara Brazil dan Saab yang menarik 150 insinyur dari Brazil untuk mempelajari aspek R&D sampai Produksi di Swedia, untuk kemudian para insinyur itu akan kembali ke Brazil guna membuka production line di negaranya. Pelatihan serupa ini akan ditawarkan Saab pula kepada Indonesia.

Mengenai isu financing, Swedia menawarkan solusi financing yg menarik dengan Kredit Ekspor dan opsi grace period sampai 5 (lima) tahun untuk meringankan beban keuangan negara.

Mengenai varian Gripen yang ditawarkan kepada Indonesia, Saab menekankan bahwa varian yang ditawarkan adalah akan selalu varian terbaru, namun semua kembali pada spesifikasi kebutuhan pelanggan. 


strategi-militer

Tidak ada komentar:

Posting Komentar