Kamis, 18 Februari 2016

Menhan Tetap Minta ToT Pembelian Sukhoi Su-35





Pesawat Sukhoi Su-35 (photo : Vitaly Kuzmin)

Beli Sedikit, Menhan Ngotot ToT Pembelian Sukhoi Su-35 

TEMPO.CO, Changi - Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu mengatakan pemerintah Rusia memastikan adanya transfer of technology (ToT) atau sistem transaksi offset dalam pembelian pesawat tempur Sukhoi Su-35. Hal ini dijamin meski rencananya pemerintah hanya bakal memesan paling banyak 10 unit atau lebih sedikit dari jumlah satu skuadron sebanyak 16 unit.


"Tak apa-apa. Mereka (Rusia) senang kok, daripada tak ada yang beli," kata Ryamizard di sela acara Singapore Airshow, Selasa, 16 Februari 2016.

Ia mengatakan pembelian Sukhoi untuk menggantikan pesawat F-5 Tiger sudah hampir 100 persen. Rencananya, mantan kepala staf angkatan darat tersebut bakal berkunjung ke Rusia untuk penandatanganan kontrak pada bulan mendatang. "Insya Allah nanti di Rusia," kata Ryamizard.

Menurut Ryamizard, pembelian Sukhoi dalam jumlah kecil memang jadi bagian rencana pemerintah soal peremajaan alutsista. Pemerintah sengaja tak membeli banyak dengan pertimbangan perkembangan teknologi pertahanan sangat cepat. Waktu produksi Su-35 selama lima tahun tak menutup kemungkinan sudah adanya teknologi baru yang lebih tinggi saat semua pesawat pesanan tersebut selesai diproduksi dan dikirim.

"Kita harus pandai, beli sedikit-sedikit saja," katanya.

Ryamizard tak mampu memaparkan detail soal isi dan jenis ToT yang akan dilakukan Rusia kepada Indonesia dalam pembelian Su-35. Seharusnya, dengan sistem offset, pemerintah menerima lisensi pembuatan sebagian komponen untuk diproduksi di dalam negeri. Selain itu, pemerintah memiliki hak merakit, merancang, dan memodifikasi pesawat yang dibeli.

Pada umumnya, produsen pesawat tempur memberikan ToT sesuai dengan jumlah item pembelian negara tertentu. Semakin besar jumlah pembelian, semakin banyak Tot yang diserahkan. Jumlah 10 unit bahkan masih di bawah jumlah satu skuadron. "Yang pasti kita bisa buat dan ganti-ganti," kata Ryamizard.

Ia juga membantah adanya kepentingan politik dalam proses negosiasi dan pengambilan kebijakan pembelian Sukhoi. Semata semuanya adalah upaya Kementerian memberikan keamanan dan meningkatkan pertahanan. Ryamizard juga menjamin pembelian Su-35 dalam keadaan lengkap dengan sistem radar, navigasi, dan persenjataan.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar