Sepanjang pekan cerah ini after lima oktober, saat
perayaan HUT TNI ke 70 dipertunjukkan secara spektakuler, ada kabar bagus yang
lagi didendangkan berkaitan dengan tawaran alutsista matra udara. Yaitu promosi jet tempur F16 blok mutakhir
yang dikenal dengan F16 Viper oleh perusahaan AS Lockheed Martin kepada
Indonesia.
Seperti kita ketahui saat ini Indonesia telah memiliki dan
mengoperasikan 10 jet tempur F16 blok 15 OCU, kemudian mendapatkan 24 F16 blok
52 Id yang barangnya sudah mulai berdatangan. Artinya sudah sejak tahun 1990
TNI AU mengoperasikan pesawat jenis ini dan sudah begitu familiar dengan lika-liku
perjalanannya. Sejalan dengan kedatangan
bertahap jet tempur F16 blok 52 Id untuk mengisi skuadron F16 Pekanbaru maka 10
F16 blok 15 akan di upgrade supaya bisa setara kemampuan tempurnya dengan adik
kelasnya F16 blok 52 Id.
Simulator F16 Viper, sedang promosi |
Tentu ada pertanyaan apakah tawaran F16 Viper ini lalu
dianggap sebagai pesaing alias kompetitor terhadap pengadaan Sukhoi SU35 yang
saat ini sedang berlangsung. Kita meyakini
tidak, dengan berbagai asumsi dan perspektif ke depan. Kita masih sangat membutuhkan tambahan jet
tempur Sukhoi Family, maka kehadiran 1 skuadron Sukhoi SU35 mutlak diperlukan
sebagai satuan pemukul penyeimbang dan penggentar terhadap kekuatan angkatan
udara negara jiran.
Jet tempur Sukhoi SU35 dibeli untuk menggantikan jet
tempur F5E yang sudah harus memasuki masa pensiun. Sementara prediksi kita
dalam program perkuatan MEF 2015-2019 ini masih akan ada tambahan minimal 1
skuadron jet tempur untuk memperkuat matra udara khususnya kawasan timur
Indonesia. Kupang dan Biak tentu
memerlukan kehadiran jet tempur secara terus menerus sebagai garda terdepan halaman
belakang yang harus diwaspadai.
Oleh sebab itu maka tawaran jet tempur F16 generasi akhir
ke Indonesia mestinya harus dilihat dari perspektif itu. Angkatan Udara Indonesia sudah jauh-jauh hari
naksir berat sama si Sukhoi SU35. Bukan semata-mata karena sudah terbiasa
mengoperasikan Sukhoi SU27 dan SU30 tetapi juga dalam upaya menyetarakan diri
dengan jiran sekitar yang sudah bersiap dengan kedatangan jet tempur siluman
F35. Sparing partner F35 adalah SU35.
Kalau ingat sejarah, maka era tahun enam puluhan adalah
era kehebatan angkatan udara Indonesia dengan lebih dari 120 jet tempur Mig 15,
Mig 17, Mig 19, Mig 21 bersama puluhan pesawat pembom kelas berat semuanya made
in Uni Sovyet. Tetapi mulai era tahun tujuhpuluhan bahkan sampai sampai saat
ini kehebatan persenjataan matra udara kita belum mampu memecahkan rekor
kehebatan tahun enampuluhan itu.
Kita merasa optimis bahwa tawaran terang benderang Viper itu
akan diambil oleh pemerintah Indonesia.
Kayaknya sih promosi tanggal 7 Oktober lalu di Grand Hyatt Jakarta
dengan membawa simulator F16 Viper dimaksudkan sebagai langkah awal untuk
mencari ruang dan memancing reaksi khalayak dan user. Akhir bulan ini Presiden Jokowi kan
bertandang ke Washington bertemu Presiden Obama. Yakinlah 100 persen pasti
barang tadi yang bernama F16 Viper, bersama pesawat angkut militer C17 Globemaster
dan kapal perang fregat akan menjadi menu perbincangan kesepakatan.
F16 Blok 52Id, sudah berdatangan |
Seperti diketahui Indonesia saat ini sedang membangun kekuatan
militernya secara besar-besaaran. Pada MEF tahap I tahun 2010-2014 sudah
direalisasikan dana pengadaan alutsista sebesar 150 trilyun. Kita sudah lihat
sebagian hasilnya pada demonstrasi kekuatan TNI tanggal 5 Oktober kemarin. Maka
pada MEF tahap II yang sedang berlangsung saat ini menurut pengamat pertahanan
Andi Wijayanto prediksi angggaran beli dan rawat alutsista kita bisa mencapai
angka 400 trilyun selama lima tahun.
Tentu dengan anggaran segede itu pembelian 1 skuadron
Sukhoi SU35 dan 1 skuadron F16 Viper bukanlah seperti pungguk merindukan
bulan. Kita meyakini bahwa keduanya akan
menjadi pasangan yang saling melengkapi dan ditakuti untuk mengawal kewibawaan
kedaulatan udara tanah air. Jadi
gambaran tahun 2019 kira-kira begini bentuk minimalisnya, 2 skuadron Sukhoi dan
3 skuadron F16. Realistis kan.
Sesungguhnya perkuatan militer Indonesia adalah mengejar
ketertinggalannya sendiri dibanding negara-negara disekitarnya. Adalah sangat membanggakan dan kita tidak
jadi ditertawakan waktu, manakala sudah ada kesadaran bahwa sesungguhnya negeri
ini harus punya kekuatan angkatan laut dan udara yang menggentarkan. Negeri kepulauan
yang sudah sekian puluh tahun memunggungi laut akhirnya baru sadar diri bahwa
potensi sekaligus harga dirinya ada di laut luas.
Jadi pembentukan 3 divisi marinir, 3 armada tempur laut
dengan 160-170 KRI, 10-12 kapal selam bersama 10-12 skuadron jet tempur adalah
keniscayaan yang diyakini mampu melakukan pengawalan ketat teritori NKRI lewat
mekanisme interoperability antar angkatan. Tahun 2020 gambaran itu akan
memetakan dengan jelas kekuatan militer Indonesia yang sesungguhnya. Makanya rayuan Viper Paman Sam disikapi
dengan cara pandang optimis, kita ambil untuk memperkuat matra udara.
Jika Paman Sam sudah menawarkan barangnya, maknanya
adalah keinginan yang kuat bagi negeri itu untuk memodernisasi militer
Indonesia sebagai mitra strategisnya. Bagi
kita juga sebagai penyeimbang pemakaian alutsista barat dan timur. Jadi isian alutsistanya ada Sukhoi ada F16,
ada Bung Tomo Class ada Parchim Class, ada
BMP3F ada LVT-7, ada Yakhont ada Exocet, ada Kilo ada Changbogo. Inilah etalase
alutsista yang benar-benar memadukan kekuatan timur barat. Meminjam tagline Kompas TV inilah inspirasi
Indonesia.
****
Jagarin Pane / 10 Oktober 2015
Tidak ada komentar:
Posting Komentar