Defense Acquisition Program Administration (Dapa) mengatakan akan mendirikan sebuah organisasi yang bertugas khusus untuk mengelola proyek jet tempur pada tahun ini.
“Dapa saat ini sedang melakukan konsultasi dengan kementerian terkait tentang pembentukan organisasi yang bertanggung jawab penuh pada proyek KF-X,” kata seorang pejabat kepada wartawan.
Langkah ini muncul di tengah kekhawatiran bahwa proyek senilai 8,5 triliun won mungkin tidak akan dilanjutkan setelah Lockheed menolak untuk mentransfer empat teknologi inti ke Korea dengan alasan keamanan.
Transfer teknologi termasuk dalam Offset Program ketika Korea Selatan menandatangani kesepakatan 7,3 triliun won dengan raksasa pertahanan AS pada bulan September tahun lalu untuk membeli 40 pesawat siluman F-35.
Proyek KF-X , sebutan untuk pengembangan jet tempur dalam negeri pada tahun 2025 untuk menggantikan armada jet tempur F-4 dan F-5 yang sudah uzur. Korea berencana membangun hingga 120 jet tempur KF-X. Produksi massal diperkirakan akan membutuhkan tambahan anggaran 10 triliun won.
Empat teknologi – Radar Active Electronically Scanned Array (AESA), Infrared Search And Track (IRST), Electronic Optics Targeting Pod (EOTGP) dan RF jammer – merupakan jantung dari pengembangan jet tempur modern.
Dapa mengatakan akan mengambil langkah-langkah untuk mengumpulkan semua pengetahuan, keterampilan dan kemampuan dari kementerian terkait serta pusat-pusat penelitian untuk bisa terus melanjutkan proyek KF-X.
“Jika perlu, kami juga akan mencari kerjasama dengan perusahaan asing lainnya,” kata pejabat Korea Selatan itu.
Agency for Defense Development ( (ADD) telah menyiapkan program untuk mempercapat waktu pengembangan radar AESA sendiri, kata pejabat itu , waktunya akan dimajukan dari tahun 2020-2024 ke tahun 2017-2021.
“Sampai sekarang, Korea dapat mengembangkan hardware untuk radar ASEA,” kata pejabat itu. “Mengenai perangkat lunak, kami akan mengamankan algoritma dari perusahaan asing dan mengembangkan source code buatan sendiri.”
Korea telah mengumpulkan 90 persen Teknologi Integrasi Radar yang sudah terintegrasi dengan pesawat tempur ringan FA-50. Dapa juga bersumpah akan transparan mengungkapkan masalah utama yang berhubungan dengan proyek KF-X kepada Majelis Nasional dan pers. Sebelumnya DAPA dituduh berbohong terkait kontrak pembelian F-35 dengan Lockheed karena mengatakan tahun lalu bahwa Korea dapat menerima semua teknologi inti dari Lokheed.
Korea Times | JKGR
Tidak ada komentar:
Posting Komentar