Selasa, 01 Oktober 2013

M39-A3 20mm: Ini Dia “Taring” Sang Macan F-5 E/F Tiger TNI AU



ANALIS:(DM) - Diatas kertas jelas F-5E Tiger kalah telak bila diadu dengan jet tempur sekelas F/A-18 Hornet. Mulai dari elektronik, navigasi, dan sistem senjata Hornet jauh lebih unggul. Tapi dalam kondisi pertempuran nyata, terutama saat keduanya harus beradu dog fight, segala kemungkinan bisa terjadi. Ditangan pilot tempur yang handal, bernyali tinggi, serta lihai bermanuver, masih ada kemungkinan bagi F-5E untuk melibas F/A-18 Hornet.
Cerita diatas bukan isapan jempol, sejatinya memang F-5E/F Tiger II TNI AU pernah dog fight melawan F/A-18 Hornet AU Australia/RAAF (Royal Australian Air Force). Meski beberapa kali hubungan kedua negara pernah memanas, tapi dog fight antara Tiger TNI AU dan Hornet Australia terjadi dalam rangkaian latihan bersama Elang Ausindo I pada tahun 1993. Dalam latihan tersebut, F-5E yang seharusnya dapat ditaklukan dengan mudah, nyatanya dapat bertahan dan survive dari ancamam sistem senjata lawan.


Bahkan beberapa belas sorti dari tiga puluh sorti latihan yang dilakukan, F-5E mampu melepaskan rudal AIM-9 Sidewinder ke sasaran. Daalam olah manuver di udara, F-5E mampu melakukan taktik dog fight secara maksimal sesuai kemampuan pesawat. Ini yang membuat para pengamat RAAF kagum terhadap penerbang-penerbang F-5E/F. Menurut perhitungan diatas kertas, Hornet bukanlah tandingan F-5E Tiger, sebab pesawat buatan McDonnel Douglas tahun 80-an ini punya sifat dan karakteristik jauh lebih baik dibanding F-5E. Dari segi manuver, F/A-Hornet sanggup akrobat hingga level gravitasi 9g force, sementara F-5 hanya 8g force.

Armada F-5 E/F Tiger TNI AU dengan panel kanon yang dibuka


ArmadaF/A-18 Hornet RAAF dalam Elang Ausindo



F/A-18 Hornet mampu menembak sasaran dari segala posisi, hal ini dimungkinkan berkat sistem radanya yang handal. Radar APG-65 buatan Hughes mampu menjejak sasaran dari kiri/kanan dan bawah sebelum mata elektronik memandu rudal yang diluncurkan ke sasaran, rudal yang digotongnya pun cukup sangar, mulai dari Sidewinder, AIM-7 Sparrow, dan AIM-120 AMRAAM. Sebaliknya F-5E/F Tiger TNI AU tampil low profile, untuk misi dog fight, senjata yang jadi andalan adalah sepasang kanon M39-A3 kaliber 20mm dan dua rudal udara ke udara AIM-9 P2 Sidewinder.
Karena beberapa keterbatasan, momen terbesar bagi F-5 untuk merontokkan F-18 Hornet yakni pada saat lawan berada di depan. Pada posisi lawan di depan, F-5E/F dapat melepaskan kombinasi kanon laras ganda dan rudal Sidewinder. Khusus untuk Sidewinder pada F-5E TNI AU menggunakan versi P2, artinya rudal hanya akan menuju panas yang dikeluarkan dari exhaust. Dan, kembali ke judul tulisan, scera khusus kami akan kupas mengenai sosok kanon M39-A3 kaliber 20mm yang menjadi senjata organik F-5E/F.

M39-A3

Dirunut dari sejarahnya, kanon laras tunggal M39 sudah dikembangkan oleh AU AS pada akhir tahun 40-an. Inspirasi senjata ini berdasarkan kanon Mauser MG213C buatan Jerman pada era Perang Dunia Kedua. Desain senjata resminya dilakukan oleh Ford Motor Company, dan berlanjut diproduksi oleh Pontiac.Tipe pertama, M39-A1 mulai diproduksi pada 1950 untuk memenuhi beberapa pesawat tempur AU dan AL AS. Kemudian pada tahun 1964 diluncurkan versi M39-A2/A3, di versi inilah kanon M39 disematkan pada F-5, awalnya adalah pad tipe F-5A/B Freedom Fighter, kemudian berlanjut di tahun 1973, kanon ini diadopsi untuk jenis F-5E/F Tiger II.


Cara kerja M39-A3 serupa dengan kanon ADEN 30mm, mengandalkan pola gas operated. F-5E/F dilengkapi dua laras M39-A3 pada posisi depan kokpit. Tampilan larasnya tidak terlalu mencolok, namum bila panel senjata dilepas, tampak jelas dudukan senjata ini yang cukup dominan di bagian depan, dibelakang radar. Tampak jelas, dimensi laras dengan rangkaian amunisi, serta dibawahnya terlihat jelas box alumunium yang merupakan magasin. Jadi dalam operasional, jet F-5 membawa dua magasin, yang masing-masing magasin terdiri dari 280 amunisi.
Panjang M39-A3 secara keseluruhan 1,83 meter dengan bobot 80,9 kilogram. Untuk kemampuan tembaknya, dapat memuntahkan 1.700 proyektil per menit dengan kecepatan luncur proyektil 1.030 meter per detik. Jangkauan tembak efektifnya adalah 1.000 meter. Sumber tenaga yang diperlukan dalam operasional yaitu 28 volt DC. Jenis amunisi yang dibawa standar dari seri M50, yakni M53A (API/ Armor Piercing Incendiary), M54 (HPT), M56 (HE/High Explosive), M56A1 (HEI), PGU-17/B dan M55A1 Practice.






Kanon ini pun sudah banyak tampil di beragam laga pertempuran, utamanya di era Perang Korea dan Perang Vietnam. Selain menjadi senjata internal pada F-5 E/F Tiger II, varian M39 juga diadopis pada F-5 A Freedom Fighter, F-86 Sabre, F-100 Super Sabre, dan F-101 A/C Voodoo. Menurut situs Wikipedia.com, jenis kanon telah diproduksi hingga lebih dari 35.500 unit. Kiprah M39 mulai redup seiring populernya kanon multi laras Vulcan Gatling M61 yang juga berkaliber 20mm. (Gilang Perdana)

Spesifikasi M39-A3
Kaliber : 20mm (0.787 in) × 102mm
Tipe : Kanon laras tunggal otomatis
Perancang : Ford Motor Company
Manufaktur : Pontiac
Panjang : 1,83 meter
Lebar : 203mm
Tinggi : 211mm
Berat : 80,9 kg
Rate of fire : 1.700 proyektil per menit
Kecepatan luncur proyektil : 1.030 meter per detik
Jarak Tembak : 1.000 meter

Indomiliter

Tidak ada komentar:

Posting Komentar