Pembahasan Pertahanan dan keamanan Negara Kesatuan Republik INDONESIA dan Dunia
Rabu, 20 Maret 2013
Modernisasi Alutsista TNI dan Kekhawatiran Perlombaan Senjata
SBY-Xanana sepakat segera selesaikan batas negara
Laporan SIPRI Mengenai Pengiriman Persenjataan ke Indonesia
Persenjataan pesawat tempur Sukhoi Indonesia (photo : Kaskus Militer) |
Senin, 18 Maret 2013
5 Latihan Pasukan Elite TNI yang Kuras Fisik dan Mental
Bagi prajurit TNI, kuat adalah sebuah kebutuhan. Kalau tidak kuat bagaimana mau melindungi bangsa dan negara.
PT PAL Optimis 5 Tahun Kedepan Mampuh Membuat Kapal Selam Sendiri
Perkuat Selat Malaka, Satu Skuadron F-16 Disiapkan di Pekanbaru
Pemerintah Jangan Setengah Hati Bangun Teknologi
Teruskan Mimpi Sang Ayah, Ilham Habibie Bikin The Next N250
Namun, apa daya akibat ikut terseret arus politik, pesawat yang dinamai Gatotkaca tersebut yang sudah melalu berbagai perjuangan dan kerja keras oleh International Monetary Fund (IMF) diperintahkan untuk dihentikan.
Harga Pesawat New N-250 Dipatok US$ 28 Juta?
Minggu, 17 Maret 2013
TNI AL Kembangkan Satuan Tempur
Satgas Konga XXIII-G/UNIFIL Terima Kunjungan tim ORI Pimpinan Sergiy Mazurov
Isu Kudeta 25 Maret 2013, Apa Tanggapan SBY
Sultan Sulu: "Kami ingin bergabung dengan Indonesia" ..?
Rabu, 13 Maret 2013
Jupiter Aerobatic Team (JAT) dan Pegasus Akan tampil pada HUT TNI Angkatan Udara
"Pada tanggal 9 April itu, (JAT) dari Skadron Pendidikan 102 Lanud Adi Sutjipto dan Pegasus dari Skadron Udara 7 Lanud Suryadarma Kalijati Subang akan unjuk kebolehan," kata Kadispen TNI AU Marsekal Pertama Azman Yunus.
Jupiter Aerobatic Team (JAT) foto : Facebook JAT Indonesia |
KOPASKA - US NAVY SEAL Gelar Flash Iron 13-01 JCET
Irak Berminat Membeli 500 Panser Buatan Pindad
Kesepakatan memang belum terjadi, kedua belah pihak masih terus melakukan kajian terkait hal ini. Minatnya Irak membeli panser ini muncul setelah kunjungan Wakil Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsoeddin ke Baghdad beberapa waktu lalu.
Sritex Produksi Seragam Tentara Anti Peluru NATO & AS
Selasa, 12 Maret 2013
TB Hasanuddin Pertanyakan Presiden Borong Alutsista di Jerman
10 Maret 2013, Jakarta: Wakil Ketua Komisi I DPR RI Tubagus Hasanuddin mempertanyakan sikap dan tindakan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) yang memborong sejumlah alutsista saat melakukan lawatan ke Berlin, Jerman. Sebab, selama ini dalam pembahasan dengan Komisi I, Kemenhan tidak pernah menyinggung rencana pembelian alutsista dari Jerman ini.
"Sehingga kita pertanyakan, sumber pembiayaan itu akan diambil dari mana. Karena di APBN belanja alutsista dari Jerman itu belum dianggarkan. Kalau itu dibeli melalui pembiayaan pinjaman luar negeri, kan tetap saja mesti dibahas di DPR dulu," tukasnya di kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Rabu (6/3).
Menurutnya, tindakan itu tidak bisa dilakukan sepihak. "Kalau gitu buat apa ada DPR, kalau Pemerintah selalu memutus sepihak seperti itu," tandas Hasanuddin.
Politisi PDI-Perjuangan ini mengaku kawatir jika program pembangunan modernisasi postur pertahanan minimum yang sudah ditetapkan dan dijadwalkan bersama antara DPR dan pemerintah, akan meleset dari sasaran. Jika pihak pemerintah selalu mengambil keputusan sepihak, suatu saat jika bermasalah dan tidak bisa dipergunakan, jelas pertanggungjawabkan menjadi sulit. Termasuk pertanggungjawaban atas penggunaan anggarannya.
"Ini yang sesungguhnya kita kawatirkan. Karena kenyataannya pihak pemerintah telah beberapa kali memutuskan sepihak dalam belanja alutsista itu. Dan posisi Komisi I menjadi sulit, antara menyetujui atau menolaknya. Karena barang sudah dipesan dan kontrak pengadaan sudah jalan," tuturnya.
Adapun kontrak pembelian MoU yang dilakukan Presiden SBY di Jerman itu, kata Hasanuddin, terdiri dari pembelian 103 Tank kelas MBT, 50 Tank Marder (kelasnya di bawah MBT), dan 18 pesawat latih Grob.
Khusus pesawat latih, DPR ingin tau berapa harganya, dan sumber keuangannya dari mana. Karena Pemerintah baru saja memborong pesawat latih 1 skaodron dari Korsel T-50. Itu sudah selesai untuk Renstra (rencana strategis) sampai dengan 2014. Prinsipnya, yang dibeli itu tidak masuk dalam Restra, apakah itu telah sesuai dengan kebutuhan atau tidak.
Sebelumnya diberitakan, dalam kunjungan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Ibu Ani Yudhoyono ke Berlin, Indonesia menjajaki kerjasama alutsista dengan Jerman.
Menhan Purnomo Yusgiantoro mengatakan dalam waktu dekat, tambahan alutsista berupa Tank Marder dari Jerman akan segera tiba, untuk melengkapi 103 Leopard dari Jerman. Tank medium untuk pengangkut pasukan tersebut akan melengkapi alat-alat tempur pasukan Indonesia.
"Jadi dengan ini kita memiliki satuan yang lengkap, ada tank yang light (ringan), medium (sedang), dan main atau heavy (utama atau berat)," katanya.
Sumber: Jurnal Parlemen
Panglima TNI Berangkatkan Satgas TNI ke Lebanon
Sultan Sulu akan minta bantuan Indonesia buat rebut Sabah
Wallenberg Family Swedia Tawarkan Kerjasama Industri Militer dengan Indonesia
Perancis menawarkan Rudal Exocet MM40 Block 3 Ke Indonesia
Hubungan
Indonesia dengan Perancis, semakin mesra saja pasca pembelian Meriam
155 mm Caesar dan kendaraan taktis Sherpa. Rusia telah menjual rudal
yakhont ke Indonesia. Amerika Serikat menawarkan AIM-120 AMRAAM utk
melengkapi hibah 24 F-16 Block 32++. Tidak mau ketinggalan, Perancis
juga menawarkan salah satu senjata andalan mereka, yakni rudal
anti-kapal Exocet MM-40 Block III.
Minggu, 10 Maret 2013
Tim COE UNIFIL Terkesan Model Panser Anoa
Tim COE UNIFIL memeriksa Panser Anoa |
Kodam VI/Mulawarman siagakan ribuan personel di perbatasan
Wiranto: Cegah Konflik, Beri Perhatian Personel TNI/Polri di Lapangan
Ekspedisi NKRI 2013 Wilayah Bone Bolango Gorontalo Dimulai
Jumat, 08 Maret 2013
Danrem 102/Pjg Uji Coba KMC Rigid Bouyancy Boat (RBB)
Danrem 102/Pjg Kolonel Czi Irwan didampingi Kasrem beserta para Kasi dan juga para Dan/Kabalak Aju Rem 102/Pjg pada Rabu (6/2)
menghadiri pelaksanaan kegiatan uji coba KMC Rigid Bouyancy Boat (RBB)
yang bertempat di Pelabuhan Rambang Palangkaraya dan dilanjutkan dengan
patroli sungai di wilayah Puntun.
KMC Rigid Bouyancy Boat (RBB) |
Amunisi Armada Tempur Sukhoi TNI-AU
Meski
tidak dipublikasikan secara umum beberapa kalangan pengamat militer
percaya bahwa armada jet tempur Sukhoi Su-27/30 Flanker TNI AU telah
dilengkapi dengan persenjataan yang mumpuni. Dari beberapa informasi
disebutkan bahwa Indonesia telah membeli rudal-rudal canggih untuk
mempersenjatai pesawat ini. namun demikian sepertinya para petinggi
militer masih merahasiahkan keberadaan arsenal ini dan masih menjadi
misteri yang akan selalu ditunggu pengamat ataupun pengemar militer
ditanah air.
Rudal Udara Kepermukaan (Mediun Range Air to Surface Missile)
Jet tempur Sukhoi SU/30 TNI-AU diyakini telah dilengkapi dengan rudal Udara Kepermukaan KH-31P buatan Rusia, Kh-31P yang dimiliki TNI AU menggunakan pemandu radar pasif dengan kemampuan sistem rudal anti radiasi.
Rudal Udara Kepermukaan (Mediun Range Air to Surface Missile)
Jet tempur Sukhoi SU/30 TNI-AU diyakini telah dilengkapi dengan rudal Udara Kepermukaan KH-31P buatan Rusia, Kh-31P yang dimiliki TNI AU menggunakan pemandu radar pasif dengan kemampuan sistem rudal anti radiasi.
Seandainya Rudal S-300 Diakuisisi Indonesia..?
Mabes TNI Tambah Alutsista Kodam I/ Bukit Barisan
Janji Kepala
Staff TNI Angkatan Darat (KSAD) Jenderal TNI Pramono Edhie Wibowo,
menambah Alat Utama Sistem Persenjataan (Alutsista) untuk wilayah
Komando Daerah Militer Satu Bukit Barisan (Kodam I/BB), akhirnya
terealisasi.
cara penerimaan Alutsista TNI AD PANSER ANOA-2 dan kendaraan RIK MER KM 250 di MAKODAM I/BUKIT BARISAN, 8 Maret 2013 (foto : kaskus/keyot) |
Habibie : Pengunaan Tank Leopard Di Indonesia tidak Efisien
Berdiri
di podium selama dua jam, mantan presiden RI ketiga, BJ Habibie terus
memaparkan problematika di Indonesia. Mulai dari hal kecil hingga besar,
mulai dari politik hingga militer.
Pesawat Tempur Jerman Kawal Pesawat Kepresidenan RI
BERLIN-(IDB) : Setelah tiga hari melakukan kunjungan kenegaraan dan kerja di Berlin,
Jerman, Presiden SBY terbang menuju Budapest, Hungaria untuk melanjutkan
lawatannya.
Dalam penerbangannya, pesawat kepresidenan Airbus 330-300 dikawal oleh 2 Jet tempur milik Jerman. Pesawat kepresidenan take off dari Bandara Internasional Tegel, pukul 09.00 waktu Berlin atau pukul 15.00 WIB, Rabu (6/3/2013).
Setelah kurang lebih 15 menit mengudara, 2 pesawat jet tempur Jerman tipe Euro Fighter mengawal pesawat kepresidenan dari sisi kanan dan kiri.
Hanya sekitar 20 menit 2 pesawat jet tempur tersebut mengapit pesawat kepresidenan. Setelah melewati batas udara Jerman, 2 pesawat jet tempur tersebut meninggalkan pesawat kepresidenan.
Peristiwa ini menarik perhatian para rombongan yang ikut dalam pesawat kepresidenan. Mereka langsung mendokumentasikan momen tersebut.
Pengawalan yang disebut VVIP Escort ini merupakan prosedur tetap dari pihak militer Jerman bagi setiap kepala negara yang meninggalkan wilayah udara Jerman. Perjalanan dari Berlin menuju Budapest ditempuh dengan waktu 1,5 jam.
Presiden SBY melakukan kunjungan kenegaraan dan kerja ke Berlin, Jerman sejak 3-6 Maret 2013. Sementara itu pada 6-8 Maret Presiden SBY bersama para delegasi berada di Budapest, Hungaria dalam rangkaian kunjungan yang sama.
Dalam penerbangannya, pesawat kepresidenan Airbus 330-300 dikawal oleh 2 Jet tempur milik Jerman. Pesawat kepresidenan take off dari Bandara Internasional Tegel, pukul 09.00 waktu Berlin atau pukul 15.00 WIB, Rabu (6/3/2013).
Setelah kurang lebih 15 menit mengudara, 2 pesawat jet tempur Jerman tipe Euro Fighter mengawal pesawat kepresidenan dari sisi kanan dan kiri.
Hanya sekitar 20 menit 2 pesawat jet tempur tersebut mengapit pesawat kepresidenan. Setelah melewati batas udara Jerman, 2 pesawat jet tempur tersebut meninggalkan pesawat kepresidenan.
Peristiwa ini menarik perhatian para rombongan yang ikut dalam pesawat kepresidenan. Mereka langsung mendokumentasikan momen tersebut.
Pengawalan yang disebut VVIP Escort ini merupakan prosedur tetap dari pihak militer Jerman bagi setiap kepala negara yang meninggalkan wilayah udara Jerman. Perjalanan dari Berlin menuju Budapest ditempuh dengan waktu 1,5 jam.
Presiden SBY melakukan kunjungan kenegaraan dan kerja ke Berlin, Jerman sejak 3-6 Maret 2013. Sementara itu pada 6-8 Maret Presiden SBY bersama para delegasi berada di Budapest, Hungaria dalam rangkaian kunjungan yang sama.
Sumber : Detik
Perang Sabah Buka Kelemahan Militer Malaysia
SABAH-(IDB) : Para pejuang Tentara Pembebasan Sabah
(Sabah Liberation Army-SLA) mengatakan bahwa perang gerilya akan terus
dilakukan untuk membebaskan Sabah dari pendudukan Malaysia. Suatu
pernyataan disampaikan oleh para pejuang SLA dari Sulu. Tentara Malaysia
pun sampai hari ini (06/03/2014) belum mengumumkan perkembangan
terakhir serangan yang dilakukan oleh militer Tentara Diraja Malaysia.
Sementara itu Kedutaan Besar Malaysia di
Manila ditutup karena adanya demonstrasi di depan kedutaan besar negara
Malaysia. Perkara perjuangan membebaskan Sabah oleh Kesultanan Sulu
menjadi berita besar baik di Malaysia, Brunei dan Filipina - sementara
pihak Indonesia menganggap peristiwa dan pergolakan di Sabah bukan
urusan Indonesia, meskipun pada kenyataannya kondisi di lapangan sangat
memungkinkan penyusupan dan perampasan wilayah Indonesia oleh Malaysia
terjadi dengan memanfaatkan konflik Sabah.
Pihak SLA atau Tentara Pembebasan Sabah
yang diduga juga didukung oleh MNLF menyampaikan bahwa mereka akan
melakukan serangan secara sporadis dan terencana sebagai balasan atas
serangan yang sudah menewaskan llebih dari 50 orang termasuk pihak
Tentara Diraja Malaysia. Para pengamat militer sebenarnya merasa heran
dengan taktik militer Malaysia dalam perang di Sabah melawan para
pejuang SLA.
Para pejuang SLA yang merupakan
keturunan dan pewaris yang sah atas Sabah sesuai dengan garis hak dari
Kesultanan Sulu berikrar akan melakukan serangan balik dan akan terus
berupaya membebaskan Sabah secara militer karena tidak ada dukungan
secara diplomatik. Para pejuang SLA menyampaikan bahwa integrasi Sabah
tidaklah sah karena dilakukan atas dasar persetujuan para pengelana
Eropa, China, dan Kolonial Inggris di Borneo Utara.
Di pihak lain, perang di Sabah ini
adalah perang pertama militer Malaysia dalam menghadapi perang gerilya
yang akan berlangsung bertahun-tahun. Menarik sekali mengamati kemampuan
perang militer Malaysia tanpa dukungan Inggris, Australia dan
Singapura. Namun melihat beberapa hari sejak pernyataan perang terhadap
para pejuang SLA, kemampuan taktis militer Tentara Diraja Malaysia
menunjukkan tingkat yang sangat rendah dibandingkan dengan kemampuan
militer Filipina, Laos, Singapura, Indonesia, apalagi Vietnam.
Selasa, 05 Maret 2013
Test Flight Dua Pesawat Tempur Sukhoi Baru, Berjalan Sukses
Test
Flight dua Pesawat Tempur Sukhoi SU-30 MK2 TX-3002 dan TX-3001 yang
dilaksanakan Senin pagi (4/3) dan Selasa pagi (5/3/2013) oleh Pilot
Mr. Alexander Demchenko dan Pavel dari Rusia berjalan lancar dan sukses.
Komandan Lanud Sultan Hasanuddin Marsma TNI Barhim memberikan ucapan selamat kepada 2 penerbang Sukhoi |
Peranan Design Centre Indonesia (DCI) dalam Riset KFX/IFX
Kementerian Pertahanan (Kemhan) menyatakan proyek pengembangan Korean Fighter Xperiment (KFX)/Indonesian Fighter Xperiment (IFX)
hasil kerja sama Pemerintah Indonesia dan Korea Selatan (Korsel)
melalui Defense Acquisition Programe Administration (DAPA) tertunda. Ini
berdampak pada penyerapan anggaran.
"Penundaan ini akan berdampak terhadap rencana anggaran yang telah disiapkan pemerintah, di mana pagu indikatif anggaran sebesar 1,1 triliun rupiah tidak mungkin terserap sepenuhnya," kata Kepala Pusat Komunikasi Publik Kemhan, Brigjen TNI Sisriadi, di Jakarta, Selasa (5/3).
"Penundaan ini akan berdampak terhadap rencana anggaran yang telah disiapkan pemerintah, di mana pagu indikatif anggaran sebesar 1,1 triliun rupiah tidak mungkin terserap sepenuhnya," kata Kepala Pusat Komunikasi Publik Kemhan, Brigjen TNI Sisriadi, di Jakarta, Selasa (5/3).
Menkopolhukam: Pembubaran Densus 88 Berlebihan
Menteri
Koordinator Politik Hukum dan Keamanan Djoko Suyanto menilai wacana
pembubaran Detasemen Khusus Anti Teror 88 Kepolisian RI terlalu
berlebihan. Hal ini disampaikan Djoko menanggapi permintaan sejumlah
pakar untuk membubarkan Densus, menyusul menyebarnya video berisi aksi
kekerasan polisi kepada para tersangka teroris di Poso, Sulawesi Tengah.
"Sedang dievaluasi, kita tunggu saja. Tapi kalau menuntut pembubaran saya kira terlalu berlebihan," kata Djoko Suyanto saat ditemui di Kantor Wakil Presiden, Selasa, 5 Maret 2013.
"Sedang dievaluasi, kita tunggu saja. Tapi kalau menuntut pembubaran saya kira terlalu berlebihan," kata Djoko Suyanto saat ditemui di Kantor Wakil Presiden, Selasa, 5 Maret 2013.
Super Tucano Terus Diuji Coba
(Foto: Pentak Abd Saleh)
5 Maret 2013, Malang: Pesawat Super Tucano milik Skadron Udara 21 Lanud Abdulrachman Saleh, Malang, berfungsi memberikan bantuan serangan udara ke darat (air to ground) dalam setiap operasi penyerbuan maupun perebutan suatu wilayah kekuasaan, maka latihan demi latihan terus dilakukan, agar fungsi utama pesawat ini dapat dimaksimalkan..
5 Maret 2013, Malang: Pesawat Super Tucano milik Skadron Udara 21 Lanud Abdulrachman Saleh, Malang, berfungsi memberikan bantuan serangan udara ke darat (air to ground) dalam setiap operasi penyerbuan maupun perebutan suatu wilayah kekuasaan, maka latihan demi latihan terus dilakukan, agar fungsi utama pesawat ini dapat dimaksimalkan..
Senin, 04 Maret 2013
Presiden - Indonesia Tak Pernah Gunakan Alutsista untuk Bunuh Rakyatnya
Tak Tahu Kerja Anak Buah, Kepala BIN Dianggap Ngawur
Wakil
Ketua DPRD Papua, Jimmy Demianus Ijie mengatakan Kepala Badan Intelijen
Negara (BIN) tidak mengetahui apa-apa dan cara kerja anak buahnya yang
ditugaskan di Papua. Makanya, setiap kali terjadi peristiwa kekerasan selalu Organisasi Papua Merdeka (OPM) yang dituding sebagai pelakunya.
Kepala BIN Letnan Jenderal (TNI). Marciano Norman (Foto : bharatanews.com) |
TNI Tangkap Empat Anggota TPN-OPM
TNI Perketat Penjagaan Perbatasan Kalimantan - Sabah Terkait Pendudukan Kesultanan Sulu
Pasukan TNI AD dari Batalion 407 Padmakusuma yang bertugas menjaga perbatasan Indonesia-Malaysia di Kabupaten Nunukan, memperketat
penjagaan wilayah itu, menyusul konflik di Sabah Malaysia, terkait
masuknya kelompok bersenjata dari Kesultanan Sulu, Filipina Selatan.
Liem Tiang Gwan Ahli Radar Sipil dan Militer Asal Indonesia yang di Akui Dunia
Liem
Tiang Gwan, putera Indonesia kelahiran Semarang, 20 Juni 1930, ini
seorang ahli Radar (radio detection and ranging)yang mendunia. Radar
rancangannya banyak digunakan untuk memantau dan memandu naik-turunnya
pesawat di berbagai belahan dunia. Bahkan militer di banyak negara Eropa
menggunakan jasanya untuk merancang radar pertahanan yang pas bagi
negaranya.
Liem Tiang-Gwan, sudah puluhan tahun bergelut dan malang melintang dalam dunia antena, radar, dan kontrol lalu lintas udara. Namanya sudah mendunia dalam bidang radar, antena, dan berbagai seluk-beluk sistem gelombang elektromagnetik yang digunakan untuk mendeteksi, mengukur jarak, dan membuat peta benda-benda, seperti pesawat, kendaraan bermotor, dan informasi cuaca.
Liem Tiang Gwan |
Liem Tiang-Gwan, sudah puluhan tahun bergelut dan malang melintang dalam dunia antena, radar, dan kontrol lalu lintas udara. Namanya sudah mendunia dalam bidang radar, antena, dan berbagai seluk-beluk sistem gelombang elektromagnetik yang digunakan untuk mendeteksi, mengukur jarak, dan membuat peta benda-benda, seperti pesawat, kendaraan bermotor, dan informasi cuaca.
Ancaman Keamanan Udara Indonesia Oleh Asing
Informasi Intelijen : Ada Elite yang Ingin Indonesia Gaduh
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengisyaratkan adanya upaya kelompok politik tertentu untuk menghambat kerja pemerintah. Informasi intelijen yang diterima Kepala Negara menyebutkan adanya rencana kelompok tertentu untuk membuat kegaduhan politik.
Konflik Ambalat Kembali Menghangat
TNI
mengerahkan tujuh unit kapal perang di wilayah blok Ambalat yang
perbatasan langsung dengan Malaysia. Kesiapsiagaan itu setelah
sebelumnya sempat terjadinya gesekan antara kapal perang TNI dengan
Tentara Laut Diraja Malaysia (TLDM) di sekitar perairan tersebut.
"Ada tujuh unit kapal perang TNI siaga di sana (Ambalat), kita akan tetap menjaga perbatasan laut Ambalat. Sebelumnya sempat KRI kita bersenggolan dengan kapal perang TLDM," kata, Laksamana Pertama TNI Aan Kurnia SSos, Kepala Dinas Hidro Oseanografi (Hidros) di Mako Lantamal I Belawan, Sabtu (2/3).
Aan menyebutkan, insiden di perairan Ambalat itu sudah ditangani. Kapal perang berbendera Malaysia yang berada di perairan sengketa itu juga sudah dihalau."Apapun niatnya, kalau masuk ke teritorial tentunya kita halau. Artinya kita tetap mengedepankan upaya penyelesaian secara diplomatik," ujarnya.
Menurut mantan Dan Lantamal IX Ambon ini, dalam mengamankan wilayah batas laut Indonesia yang luas, bukanlah semudah dibayangkan. Apalagi Indonesia terdiri dari negara kepulauan yang mempunyai wilayah perairan yang sangat luas. Dia mengaku, untuk mengamankan perairan perbatasan di Indonesia, TNI masih kekurangan armada kapal.
"Kapal perang yang selalu beroperasi di sepuluh perbatasan laut Indonesia termasuk di perbatasan Malaysia dan Filipina. idealnya masih kurang. Saat ini kita baru punya 125 unit kapal perang, padahal dengan kondisi batas laut kita sangat luas atau idealnya kita mesti memiliki 350 unit kapal perang," kata dia.
Selain itu, dia juga mengaku untuk operasi pengawasan dan penjagaan batas laut, pemerintah membatasi penggunaan bahan bakar armada kapal, sehingga mau tidak mau harus digunakan secara bergantian.
"Itu pun dari seluruh armada yang kita miliki, hanya sekitar 25 hingga 30 unit kapal perang saja yang dioperasikan pada setiap harinya," imbuhnya. (JPNN)
"Ada tujuh unit kapal perang TNI siaga di sana (Ambalat), kita akan tetap menjaga perbatasan laut Ambalat. Sebelumnya sempat KRI kita bersenggolan dengan kapal perang TLDM," kata, Laksamana Pertama TNI Aan Kurnia SSos, Kepala Dinas Hidro Oseanografi (Hidros) di Mako Lantamal I Belawan, Sabtu (2/3).
Aan menyebutkan, insiden di perairan Ambalat itu sudah ditangani. Kapal perang berbendera Malaysia yang berada di perairan sengketa itu juga sudah dihalau."Apapun niatnya, kalau masuk ke teritorial tentunya kita halau. Artinya kita tetap mengedepankan upaya penyelesaian secara diplomatik," ujarnya.
Menurut mantan Dan Lantamal IX Ambon ini, dalam mengamankan wilayah batas laut Indonesia yang luas, bukanlah semudah dibayangkan. Apalagi Indonesia terdiri dari negara kepulauan yang mempunyai wilayah perairan yang sangat luas. Dia mengaku, untuk mengamankan perairan perbatasan di Indonesia, TNI masih kekurangan armada kapal.
"Kapal perang yang selalu beroperasi di sepuluh perbatasan laut Indonesia termasuk di perbatasan Malaysia dan Filipina. idealnya masih kurang. Saat ini kita baru punya 125 unit kapal perang, padahal dengan kondisi batas laut kita sangat luas atau idealnya kita mesti memiliki 350 unit kapal perang," kata dia.
Selain itu, dia juga mengaku untuk operasi pengawasan dan penjagaan batas laut, pemerintah membatasi penggunaan bahan bakar armada kapal, sehingga mau tidak mau harus digunakan secara bergantian.
"Itu pun dari seluruh armada yang kita miliki, hanya sekitar 25 hingga 30 unit kapal perang saja yang dioperasikan pada setiap harinya," imbuhnya. (JPNN)
Jumat, 01 Maret 2013
SS3 Bullpup PINDAD
Seiring dengan kebutuhan pasukan yang begitu kompleks, SS-1 di modofikasi menjadi SS-2000 (SS3-v1)
Di mana awalnya SS-1 terasa terlalu panjang bagi prajurit Kopassus yang membutuhkan senjata berukuran ringkas untuk operasi-operasi khusus. Oleh karena itu, SS-1 di modifikasi menjadi format bullpup (mekanisme senjata di belakang pelatuk -red). Tujuannya adalah agar ukuran menjadi ringkas tapi jarak tembak setara SS-1 standar.
Dan berikut spesifikasi SS-2000 (SS3-V1) yang merupakan gabungan dari beberapa senjata yang sudah ada :
Penundaan Riset Jet Tempur KFX/IFX Jangan Berlarut-larut
Kerja
sama RI-Korsel untuk memproduksi pesawat tempur yang mestinya berjalan
sejak Januari 2013 terpaksa diundur menjadi Juni 2014.
Penundaan pembuatan pesawat jet tempur Korea Fighter Xperiment/Indonesia Fighter Xperiment (KFX/IFX) yang dilakukan bersama Korea Selatan sangat merugikan Indonesia. Karena, itu dapat mengganggu jadwal upaya modernisasi alutsista TNI.
Penundaan pembuatan pesawat jet tempur Korea Fighter Xperiment/Indonesia Fighter Xperiment (KFX/IFX) yang dilakukan bersama Korea Selatan sangat merugikan Indonesia. Karena, itu dapat mengganggu jadwal upaya modernisasi alutsista TNI.
Indonesia-China mainkan peranan penting di Asia Pasifik
Indonesia
dan China memainkan peranan penting di kawasan Asia Pasifik, terutama
dalam menjaga keamanan jalur laut di kawasan tersebut.
"Kami telah memiliki kerja sama yang baik dengan sejumlah negara di Asia, khususnya Asia Pasifik. Termasuk pula dengan Indonesia, karena kita memiliki peran dan prinsip yang sama," kata Wakil Kepala Staf Angkatan Laut China Laksamana Madya Xu Hongmeng di Beijing, Kamis.
"Kami telah memiliki kerja sama yang baik dengan sejumlah negara di Asia, khususnya Asia Pasifik. Termasuk pula dengan Indonesia, karena kita memiliki peran dan prinsip yang sama," kata Wakil Kepala Staf Angkatan Laut China Laksamana Madya Xu Hongmeng di Beijing, Kamis.
Kejasama Indonesia Chinafoto : merdeka |
Langganan:
Postingan (Atom)