Rabu, 02 April 2014

NATO dan Rusia Bersiap Adu Kekuatan Militer

Perseteruan antara NATO dan Rusia kini makin memanas. Pada Rabu ini Rusia menuduh NATO mengalah pada naluri "Perang Dingin" setelah aliansi itu menghentikan semua kerja sama dengan Moskow terkait krisis Crimea.


NATO dan Rusia Bersiap Adu Kekuatan Militer


"Naluri dasar dari Perang Dingin telah terbangun di NATO," kicau Twitter resmi Misi Rusia untuk NATO mengutip statemen Diplomat Alexander Grushko.

"Aliansi berada di bawah ancaman! Sepertinya, pembayar pajak akan harus membayar untuk permainan militer," katanya.

Pernyataan Rusia ini menyikapi keputusan Sekretaris Jenderal NATO Anders Fogh Rasmussen yang mengatakan bahwa NATO menghentikan semua kerja sama praktis dengan Rusia, baik militer maupun sipil terkait aksi pencaplokan Moskow atas Semenanjung Crimea. Apalagi diketahui, pasukan Rusia tetap saja berada dekat perbatasan Ukraina.

Wakil Perdana Menteri Rusia Dmitry Rogozin mencemooh pengumuman itu dan berkomentar bahwa itu dibuat pada Hari April Mop.

"Terakhir kali (tahun 2008) mereka (NATO) melakukan pembekuan selama tiga bulan dan dicairkan pada Desember," katanya merujuk pada perang singkat Rusia dengan negara tetangga Georgia.

"Apa yang bisa saya katakan: itu adalah Perang Dingin dan mereka masih beku," kicaunya di akun di Twitter .


NATO Siapkan Pasukan Reaksi Cepat


NATO menangguhkan semua kerja sama militer dengan Rusia sebagai protes atas pencaplokan Crimea. Aliansi pertahanan itu juga memerintahkan para perencana militer untuk merancang langkah-langkah memperkuat pertahanannya dan menjamin negara-negara Eropa timur yang mulai was-was atas situasi yang berkembang di kawasan tersebut.

Para menteri luar negeri dari 28 negara anggota aliansi pimpinan Amerika Serikat itu untuk pertama kali bertemu sejak pendudukan wilayah Crimea oleh Rusia.

Sekretaris Jenderal NATO Anders Fogh Rasmussen mengatakan aksi-aksi Rusia berarti tak ada "bisnis seperti biasa". "Kami menangguhkan semua kerja sama praktis dengan Rusia, militer dan sipil," tegasnya.

Menteri Luar Negeri Jerman Frank-Walter Steinmeier mengatakan hubungan masa depan NATO dengan Rusia akan bergantung pada apakah Rusia mulai menarik pasukan dari perbatasan Ukraina itu.

Para menteri juga memerintahkan komandan-komandan militer untuk merancang penguatan pertahanan NATO guna menjamin kepercayaan di antara anggota-anggota aliansi itu di Eropa timur termasuk bekas republik-republik Soviet di Baltik, yang akan dibela NATO.

Langkah-langkah tersebut bisa mencakup pengerahan tentara NATO dan peralatan ke sekutu-sekutu di Eropa timur, mengadakan latihan-latihan lagi, menjamin pasukan reaksi cepat NATO dapat dikerahkan dengan lebih cepat dan meninjau ulang rencana-rencana militer NATO. (JN)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar