Rabu, 02 April 2014

Pesawat Canggih AS 'Poseidon' Tak Berkutik Hadapi Samudera Hindia

Pesawat P-8 Poseidon milik Amerika Serikat tak berkutik menghadapi luasnya Samudera Hindia dalam operasi pencarian pesawat Malaysia Airlines (MAS) MH370. Padahal pesawat ini merupakan pesawat paling canggih di antara pesawat lain yang terlibat pencarian.


Seorang pilot sedang melintas di depan pesawat Poseidon (Reuters)


Keberadaan dua pesawat P-8 Poseidon milik Angkatan Laut AS diharapkan mampu membantu memecahkan misteri hilangnya MH370. Namun setelah melakukan pencarian selama beberapa minggu, Poseidon tak juga menemukan puing MH370.

Ada lima meja kerja yang menayangkan video resolusi tinggi dari sensor sangat rahasia yang membuat pesawat ini sebagai salah satu pesawat pengintai paling canggih di dunia. Setiap harinya, Poseidon akan terbang setinggi 90 meter dari permukaan laut untuk mencari obyek atau puing yang dicurigai berasal dari MH370. Area pencarian yang luas semakin mempersulit dan menambah tantangan yang dihadapi oleh Poseidon dan juga pesawat lainnya.

"Ini merupakan pengalaman pertama saya di Samudera Hindia dan tak diragukan lagi bahwa perairan ini memang merupakan perairan yang paling jarang disentuh, yang pernah saya lihat," tutur pilot Poseidon, US Navy Letnan Komandan David Mims kepada Reuters, seperti dilansir pada Selasa (1/4/2014).

"Sangat jarang bagi saya untuk melihat keluar dan tidak melihat adanya daratan, tidak melihat satupun lalu lintas kapal. Tidak ada apapun. Ini aneh," imbuhnya.

Total ada 20 pesawat dan kapal dari berbagai negara seperti AS, China, Australia, Selandia Baru, Korea Selatan dan Jepang yang ikut serta dalam operasi pencarian besar-besaran ini. Namun belum ada satupun puing dari MH370 yang ditemukan dan berhasil diangkat dari lautan.

Sejauh ini, temuan yang ada hanyalah berupa perlengkapan memancing dan juga puing kapal yang hanyut. Operasi pencarian beberapa kali terpaksa dihentikan akibat cuaca buruk di sekitar area pencarian.

Dua pesawat Poseidon yang terlibat dalam pencarian ini dilengkapi dengan kamera, infra-red dan sensor radar yang mampu mendeteksi kapal selam musuh yang bersembunyi di bawah lautan dalam. Namun terlepas dari perlengkapan canggihnya, pencarian oleh pesawat ini didominasi pencarian visual, yakni awak pesawat melongok ke jendela untuk mencari obyek secara manual.

"Saya seorang pria yang cukup optimis pada dasarnya. Tetapi iya, ini memang sulit," ucap Petty Officer Michael Herman yang merupakan awak Poseidon.

Pesawat Poseidon mendapat penjagaan ketat di Perth, mengingat pesawat ini masih dalam top-secret militer AS. Jurnalis Reuters yang hendak masuk ke dalam pesawat ini saja harus menyerahkan seluruh peralatan elektronik dan dilarang mengambil foto satupun.

Bagi orang luas, pengalaman melakukan pencarian via udara seperti sangat membuat frustrasi, namun kebanyakan awak Poseidon menunjukkan sikap yang sangat optimis. Poseidon mampu mengudara selama 10 jam dalam satu kali perjalanan.

"Terlibat sejauh ini dalam proses pencarian dan mengarungi lautan seluas ini tentu menjadi evolusi yang menantang. Tapi jika ini berada di area kami, saya pikir kemungkinan untuk menemukannya sangat tinggi," tandas pilot Poseidon, Mims. (Detik)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar