Indonesia harus menjadi negara yang kuat, ekonomi, sosial, budaya, politik dan hankam. Menurut Sukamta, Indonesia yang kuat bukan untuk menjadi ancaman bagi bangsa lain tetapi untuk menyejahterakan bangsanya sendiri.
"Itu dilakukan agar Indonesia dihormati oleh bangsa-bangsa lain baik tetangga dekat maupun jauh, sambil berkontribusi dalam memelihara perdamaian dunia sebagaimana amanah UUD NRI 1945," ujar Sukamta dalam keterangan pers yang diterima Sindonews, Kamis (6/8/2015).
Politikus Partai Keadilan Sejahtera (PKS) itu mengatakan, pemerintah harus merefleksikan semangat kemerdekaan Indonesia yang ke-70 untuk memperbaiki kekuatan pertahanan Indoneisa.
"Lembaga pemeringkat kekuatan militer dunia Global Fire Power military pada tahun 2015 ini menempatkan Indonesia berada pada urutan ke-12 dengan Power Index 0.5231," jelasnya.
Sehingga, kata dia, dengan semangat kemerdekaan, Indonesia harus terus meningkatkan power index. Sukamta berharap, tahun 2016 power index Indonesia beranjak masuk 10 besar kekuatan militer dunia dan pada tahun 2024 mudah-mudahan bisa masuk lima besar.
Dia mengungkapkan, setidaknya ada tiga hal yang perlu ditingkatkan oleh pemertinah untuk mencapai hal tersebut, yaitu SDM, alutsista, dan anggaran. "Personel tentara kita berjumlah sekitar 400.000-an perang. Personel TNI kita memiliki kemampuan tempur cukup baik," papar Sukamta.
Ditambah lagi, lanjut dia, Indonesia memiliki sejumlah pasukan elite khusus di masing-masing matra seperti Kopassus dan Raider di AD, Paskhas dan Denbravo (Detasemen Bravo) 90 di AU, Kopaska (Komando Pasukan Katak), Yontaifib (Batalyon Intai Amfibi) dan Denjaka (Detasemen Jala Mangkara) di AL.
"Daya tempur personel TNI mungkin saja masih lebih unggul dari pada negara-negara lain jika dihadapkan secara vis a vis di lapangan tanpa senjata."
"Daya survival dan daya tempur pasukan elite sudah diakui kehebatannya oleh negara-negara lain. Ini jadi kebanggaan tersendiri, tapi jangan terlena. Kita harus terus tingkatkan kuantitas dan kualitasnya," sambungnya.
Sedangkan bicara soal alutsista dan anggaran pertahanan, Sukamta menyatakan bahwa TNI memiliki program Renstra dan MEF (Minimum Essential Forces). Renstra yang dibuat TNI terbagi ke dalam tiga tahap, yaitu renstra tahap I (2005-2009), renstra tahap II (2010-2014) dan renstra tahap III (2015-2019).
"Anggaran untuk Renstra tahap II meningkat 100% dari tahap I. Sedangkan untuk tahap III anggaran meningkat hampir 100%," jelasnya.
Sukamta juga menambahkan bahwa TNI mengagendakan MEF (Minimum Essential Force) untuk memenuhi kebutuhan minimum pertahanan ke dalam tiga tahap, yaitu MEF tahap I (2010-2014), MEF tahap II (2015-2019) dan MEF tahap III (2020-2024).
"Dari tahun ke tahun, tahap ke tahap, anggaran untuk membeli dan memperbaharui alutsista terus meningkat. Kita juga mendorong agar anggaran tersebut terus ditingkatkan untuk tahun-tahun selanjutnya."
"Kalau SDM, alutsista dan anggaran terus kita tingkatkan baik kuantitas dan kualitasnya melalui program Renstra dan MEF ini, saya yakin kita bisa masuk menjadi lima besar kekuatan militer dunia pada tahun 2024," tandas Sukamta.
Sumber : Sindo
Tidak ada komentar:
Posting Komentar