Padahal menurut perjanjian, serangan pemboman masih boleh dilakukan, asal dengan menargetkan ISIS, bukan menargetkan basis-basis oposisi penentang Presiden Suriah, Bashar al-Assad yang notabene sekutu Presiden Rusia, Vladimir Putin.
Terkait hal ini, Presiden AS, Barack Obama pun sampai merasa harus bicara secara pribadi pada Putin via telefon, untuk tidak hanya membicarakan situasi di Suriah, tapi juga Ukraina.
Obama menelefon Putin untuk memintanya stop melakukan pemboman, terhadap posisi-posisi kelompok oposisi moderat.
“Presiden Obama menekankan pentingnya Rusia bermain dalam peran konstruktif dengan menghentikan serangan udaranya terhadap oposisi moderat Suriah,” ungkap keterangan pers Gedung Putih, terkait komunikasi Obama-Putin tersebut, dikutip IB Times, Senin (15/2/2016).
Sementara sebagai tanggapan atas permintaan Obama itu, Kremlin menyingkap pernyataan, di mana Putin meminta AS yang memimpin koalisi di zona konflik Suriah, mesti menghentikan kebijakan standar ganda mereka.
“Sekali lagi, Presiden Rusia menekankan pentingnya mengorganisir front bersama anti-teroris, di mana standar ganda (AS) dihilangkan,” timpal pernyataan Kremlin.
“Dia (Putin) merujuk pada dibutuhkannya kedekatan kontak antara wakil otoritas pertahanan Rusia dan AS, demi membentuk serangan yang sistematis dan sukses terhadap ISIS dan organisasi teroris (oposisi) lainnya,” tandas pernyataan Kremlin. (OkeZone)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar