Ada dua informasi yang selaras terkait pesawat tempur Sukhoi T-50 PAK FA yang sedang dikembangkan Rusia. Beberapa hari ke belakang Jenderal Angkatan Aerospace Rusia mengatakan, pesawat siluman Sukhoi T-50 telah memasuki batch akhir dari uji coba penerbangan dan segera diproduksi serta diserahkan ke militer Rusia pada tahun 2016.
Tak heran, Rusia tidak menggebu gebu untuk memproduksi massal pesawat Sukhoi 35, karena T-50 yang sedang dikembangkan, siap memasuki produksi massal.
Rusia pun memutuskan pesawat siluman T-50 akan diekspor mulai tahun 2020.
Di akhir akhir keputusan pembelian Sukhoi Su 35 oleh Indonesia, Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu, mengubah jumlah pembelian jet tempur tersebut. Ryamizard memutuskan untuk mmebeli 8 atau 10 pesawat tempur Sukhoi 35, dengan alasan, akan ada pesawat dengan teknologi baru yang dibeli Indonesia, setelah Su-35. Apa langkah strategis yang disasar ?.
“Kita jangan ketinggalan, akan ada pesawat tempur yang lebih canggih dan Indonesia, harus juga up date”, ujar Menteri Pertahanan, beberapa hari ke belakang.
Memang ganjil terasa jika membeli 8 pesawat tempur, atau bisa dikatakan belum pernah terjadi selama ini di Indonesia. Biasanya akan dibeli satu skadron, 12 atau 16 pesawat, walau pembelian bisa secara bertahap.
Patut diduga, armada Su-35 yang sebentar lagi dibeli Indonesia akan dikombinasikan dengan Sukhoi T-50 Pak FA, yang dibeli pada tahun 2020. Formasinya adalah delapan pesawat pesawat Su-35 ditambah empat pesawat T-50 PAK FA, sehingga lengkap satu skadron, 12 pesawat. Jika ekonomi membaik atau ancaman di kawasan meningkat, pembelian T-50 PAK FA, bisa jadi dinaikkan jumlahnya menjadi 8 pesawat.
Pesawat T-50 PAK FA, sangat dibutuhkan Indonesia, karena Indonesia dan Korea Selatan juga mengembangkan pesawat tempur siluman KFX/IFX, yang secara bertahap dibangun dari generasi 4,5 terlebih dahulu.
Anda tidak bisa membuat pesawat tempur siluman, kalau Anda sendiri bukan pionir dan belum pernah mengenal barangnya. Militer dan para insinyur Indonesia harus berkenalan dan akrab dengan pesawat generasi kelima, seperti Sukhoi T-50, jika ingin membuat pesawat siluman KFX/IFX. Anda pegang itu pesawat, rasakan, kendalikan, lalu ciptakan varian Anda.
Itulah yang terjadi dengan asal usul pembuatan senjata SS Pindad, yang diawali dengan pengembangan FN Belgia serta Panser Anoa, yang sebelumnya Indonesia berkenalan dengan VAB Prancis.
Dengan memiliki pesawat tempur T-50 PAK FA yang dipesan pada tahun 2020, maka Indonesia tahu, apa yang harus dibuat, untuk mengembangkan pesawat tempur IFX menjadi pesawat tempur generasi kelima.
JKGR
Tidak ada komentar:
Posting Komentar