Selasa, 17 Desember 2013

Bagaimana MiG-31 Mencegat SR-71 Blackbird dari Langit Soviet


MiG-31 Angkatan Udara Rusia

Bahkan meskipun pesawat fenomenal Amerika Serikat "SR-71 Blackbird" masih terbang hingga saat ini, sejak dulu sudah ada pesawat tempur yang mampu mencegatnya yaitu MiG-31 Foxhound Uni Soviet.

SR-71 memang mencatatkan rekor mengesankan berkat fitur-fitur uniknya, seperti mampu untuk terbang lebih dari Mach 3,5 (4.287 km/jam) di ketinggian 88.000 kaki (26,8 km), Radar Cross Section (RCS) rendah dan sistem peperangan elektroniknya yang canggih. Yang sekaligus menjadikannya sebagai pesawat tercepat di masanya.


Karakterisitik terbang SR-71 yang dijuluki dengan Blackbird ini menjadikannya aman dari ancaman intersepsi oleh pesawat-pesawat tempur atau rudal permukaan-ke-udara (SAM), terutama selama melakukan misinya mengintai di langit Uni Soviet di masa Perang Dingin.
Satu-satunya pesawat yang diyakini mampu menembak jatuh Blackbird adalah pesawat tempur F-14 Tomcat, yang menggunakan rudal AIM-54 Phoenix jarak jauhnya untuk si hitam super cepat ini. Rudal Phoenix memang terbilang fenomenal karena juga dirancang untuk menembak jatuh rudal jelajah Uni Soviet yang terbang pada ketinggian yang sama dengan ketinggian terbang Blackbird. Ditambah lagi dengan kecepatannya yang mencapai Mach 4 (4.900 km/jam) hingga Mach 5 (6.125 km/jam), rudal Phoenix akan menjadi masalah serius bagi SR-71. Untungnya Tomcat dan rudal Phoenix adalah juga kepunyaan Amerika Serikat.

Kala itu, kemampuan yang dimiliki Tomcat dan rudal jarak jauhnya belum tertandingi oleh pesawat-pesawat interseptor Uni Soviet. Untuk menghentikan aksi-aksi terbang SR-71, maka Soviet mengembangkan pesawat yang memiliki karakteristik yang mirip dengan Tomcat.

Satu-satunya pesawat Uni Soviet yang kecepatannya mendekati kecepatan Blackbird adalah MiG-25 Foxbat. Akan tetapi, meskipun masih mungkin untuk terbang dengan kecepatan Mach 3,2 (3.920 km/jam), Foxbat tidak mampu mempertahankan kecepatan tersebut dalam waktu yang cukup lama untuk mencegat Blackbird.

Jika pada saat itu sudah dilengkapi rudal yang lebih baik, mungkin saja Foxbat bisa mencegat Blackbird. Namun rudal Foxbat adalah rudal udara-ke-udara R-40 (kode NATO: AA-6 Acrid) yang kelasnya bukan untuk mengejar Blackbird.

Untuk mengatasi "kelemahan" ini, Uni Soviet akhirnya mengembangkan MiG-25 yang lebih canggih lagi, yaitu MiG-31 Foxhound, yang mulai masuk layanan pada 1980-an. Foxhound dipersenjatai dengan rudal R-33 (kode NATO : AA-9 Amos) yang sangat mirip dengan rudal Phoenix milik Tomcat.

Rudal ini tidak hanya ideal untuk menembak jatuh pesawat-pesawat pembom Amerika Serikat, tetapi juga efektif untuk mencegat dan menghancurkan pesawat pengintai cepat, seperti SR-71 Blackbird.

Semua data-data ini tertuang secara dramatis dalam buku "Lockheed Blackbird: Beyond The Secret Missions" karya Paul Crickmore.


SR-71 Blackbird

Dalam buku itu disebutkan bahwa salah seorang pilot pertama Foxhound (MiG-31), Kapten Mikhail Myagkiy, yang telah beberapa kali menerbangkan MiG-31 untuk mencegat pesawat mata-mata AS super cepat tersebut, menjelaskan bagaimana ia dapat mengunci Blackbird pada 31 Januari 1986.

"Skema untuk mencegat SR-71 terjadi hingga detik akhir, dan MiG harus memulainya tepat 16 menit setelah muncul peringatan awal. Mereka memberitahu kami untuk mencegat pada pukul 11.00. Mereka membunyikan alarm dengan suara melengking dan kemudian dikonfirmasi dengan pengeras suara. Munculnya sebuah SR-71 selalu disertai dengan kegelisahan. Semua orang mulai berbicara dengan suara hiruk pikuk, bergegas, dan bereaksi terhadap situasi itu dengan emosi menggelora."

Myagkiy dan MiG-31-nya mampu mencapai Blackbird dan menguncinya pada ketinggian 52.000 kaki (15,8 km) dan pada jarak 120 km dari sasaran. Foxhound kemudian naik di 65.676 kaki (20 km) di mana awak bisa melihat Blackbird dan menurut Myagkiy:

"Seandainya pesawat mata-mata (SR-71) melanggar wilayah udara Soviet, peluncuran rudal akan dilakukan. Tidak ada pesawat yang bisa menghindari rudal R-33."

Setelah aksi intersepsi ini, Blackbird dikabarkan tidak pernah lagi terbang untuk melakukan misi pengintaian di wilayah udara Uni Soviet.

Namun di waktu selanjutnya, terjadi lagi pencegatan SR-71 oleh MiG-31.

Dalam sebuah artikel bertanggal 3 September 2012 yang ditulis oleh Rakesh Krishman Simha untuk laman Indrus.in, Simha menjelaskan bagaimana Foxhound mampu menghentikan misi mata-mata Blackbird atas Uni Soviet pada 3 Juni 1986.

Pada hari itu, tidak kurang dari enam MiG-31 mencegat SR-71 di Laut Barents dengan melakukan intersepsi terkoordinasi yang membuat Blackbird tunduk dan pasrah untuk menerima kemungkinan serangan rudal udara-ke-udara dari semua sudut.

Rupanya, setelah intersepsi ini, benar-benar tidak ada lagi SR-71 yang terbang untuk misi pengintaian di atas Uni Soviet dan beberapa tahun kemudian Blackbird akhirnya dipensiunkan dan digantikan dengan satelit.

Seandainya klaim bahwa MiG-31 yang menjadi salah satu penyebab dari pensiunnya SR-71 dinilai terlalu jauh, maka tetap saja tepat untuk dikatakan bahwa menjelang akhir pesawat mata-mata tercepat legendaris ini, Uni Soviet terbukti telah mengembangkan berbagai taktik yang bisa menempatkan Blackbird dalam resiko serius.

Hingga saat ini, Rusia masih menggunakan MiG-31, dan SR-71 sendiri sudah pensiun. Namun tampaknya Amerika Serikat masih ingin melakukannya lagi dengan pesawat yang lebih "aman" yaitu dengan mengembangkan SR-72 yang akan memiliki kecepatan Mach 6 (7.350 km/jam).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar