Kamis, 12 Desember 2013

TNI AU Berencana Beli Pesawat Tempur Baru Lagi




JAKARTA (MI) : Setelah TNI AL dipastikan akan memesan kapal selam canggih Kilo Class dari Rusia, kali ini kabar perkuatan alutsista baru juga datang dari TNI AU khususnya pengadaan pesawat tempur. Setelah sebelumnya di tahun 2012 menerima pesawat tempur antigerilya EMB-314 Super Tucano serta tahun 2013 menerima pesawat tempur taktis  T-50 Golden Eagle dan tambahan pesawat tempur strategis Sukhoi Su-30 serta di tahun 2014 TNI AU dipastikan akan menerima F-16 C/D Block 32+ sebanyak 24 unit.

Kali ini TNI AU merencanakan penggantian pesawat tempur  F-5E/F Tiger II yang dimiliki Skadron Udara 14 Pangkalan Udara (Lanud) Iswahjudi, Madiun yang sudah memperkuat TNI AU sejak tahun 1980. Saat ini F-5 yang masih layak operasi tinggal 9 unit saja setelah melalui proses retrofit dan refurbishment. Umur tua dan jumlah yang sangat terbatas, membuat angkatan udara harus segera mencari pesawat pengganti.

Seperti dilansir Angkasa, dikabarkan TNI AU sedang mempertimbangkan empat jenis pesawat tempur dengan jumlah pemesanan satu skadron penuh  untuk mengisi arsenal Skadron Udara 14. Kepala Staf TNI AU (KSAU) Marsekal TNI Ida Bagus Putu Dunia mengatakan," pesawat tempur yang akan dibeli nanti harus memiliki tingkat deteren yang tinggi sehingga membuat calon musuh menjadi berpikir ribuan kali untuk menganggu Indonesia". Saat ini TNI AU sedang mengkaji pesawat tempur yang akan dipilih dan diharapkan akhir tahun 2013 sudah bisa diajukan ke Markas Besar TNI dan Kementerian Pertahanan.

Apa saja 4 jenis pesawat tempur calon pengganti F-5 itu? Kita simak berikut ini :


1. Sukhoi Su-35 produksi Rusia. Ini adalah pesawat tempur varian tercanggih dari Keluarga Flanker yang mana varian Su-27 dan Su-30 sudah dioperasikan oleh Skadron Udara 11 Lanud Hasanuddin-Makassar sejak tahun 2003. Bisa dipastikan, Su-35 ini mempunyai daya pukul yang sangat tinggi. Belum satupun negara di kawasan sekitar Indonesia mengoperasikan pesawat sekaliber Su-35. Penempur ini dilengkapi radar Irbis-E PESA berdaya jangkau 400 kilometer, mampu mendeteksi 30 sasaran dan mengunci 8 sasaran sekaligus. Ditenagai dua buah mesin AL-41F1A yang memampukan pesawat mencapai supercruise tanpa bantuan afterburner. Kemampuan gotong rudalnya pun sangat mumpuni.


2. F-16 E/F Block 60 produksi Amerika Serikat. Meskipun tidak "segarang" Su-35, jangan remehkan pesawat ini. Penempur ini adalah varian terbaik dari keluarga Fighting Falcon yang versi F-16 A/B Block 15 nya sudah dioperasikan TNI AU sejak tahun 1989. Para penerbang tempur Indonesia pun sangat akrab dan menyukai pesawat ini.  F-16 Block 60 ini diperkuat dengan radar APG-80 Agile Beam Radar (ABR) dan Integrated FLIR Targeting System serta ditenagai satu mesin General Electric F110-GE-132. Pesawat juga dilengkapi dengan Conformal Fuel Tank yang mendongkrak daya jelajahnya 40% lebih besar dari varian F-16 biasa.

3. Dassault Rafale produksi Prancis. Pesawat tempur ini adalah produk tercanggih Prancis. Ditenagai dua mesin Snecma M88-2 berdaya jelajah 3.700 kilometer dan mampu menggotong rudal sampai seberat 9.500 kilogram. Satu keunggulan lain adalah Rafale dilengkapi dengan radar jenis AESA (active electronically scanned), salah satu radar terbaik di dunia saat ini.

4. JAS-39 Gripen produksi Swedia. Sama seperti Rafale, Gripen dilengkapi radar AESA. Jualan utama SAAB, produsen pesawat ini adalah biaya operasi yang sangat murah. Tentu ini menjadi pertimbangan yang menggoda para petinggi TNI AU. Di kawasan Asia Tenggara, AU Thailand sudah memiliki 12 unit Gripen tipe C/D. TNI AU dikabarkan tertarik dengan varian tercanggih yakni tipe E/F atau Next Generation. Pesawat ini ditenagai satu mesin Volvo-Flygmotor RM12 yang memiliki kecepatan maksimum Mach 2 dan sanggup menjelajah sampai 3.250 kilometer. Di antara semua pesawat tempur di atas, Gripen adalah yang paling "ringan". Namun tetap mematikan.

Jika pertimbangannya adalah biaya operasi, maka kemungkinan Gripen yang dipilih. Jika melihat faktor deteren tertinggi, Su-35 yang akan diambil. Jika mempertimbangkan keakraban dengan sistem, F-16 Block 60 yang diakusisi. Dan jika ingin mencoba produk baru Prancis, Rafale lah calonnya.

Kira-kira mana yang akan dipilih TNI AU? Kita tunggu!
Sumber : SATUHARAPAN

4 komentar:

  1. Indonesia adalah negara yang sangat besar juga wilayahnya sangatlah luas,, andai aku punya hak pengambil keputusan tntu akan memilih SU - 35 karena tetangga kita belum ada yang punya. Mereka akan segan untuk macam - macam jika kita punya itu . . .

    BalasHapus
  2. Ditinjau dari segala segi kayanya SU 35 lebih unggul. Kalau soal biaya pemeliharaan nggak jauh beda kalau dibanding dengan tingkat deterennya yang paling tinggi diantara pesawat-pesawat tsb.

    BalasHapus
  3. saya sangat setuju jika indonesia mau mendatangkan su-35. jika melihat singapura yg sudah mengakuisisi f-35 dan australia yg akan mengakuisisi f-35 juga maka sudah sewajarnya jika TNI AU MENDATANGKAN SU-35 UNTUK MENANDINGI KEKUATAN SATUAN F-35 DI ASIA TENGGARA

    BalasHapus
  4. Apabila akan membeli sesuatu yang harus dianalisis adalah sampai seberapa jauh kelayakan dari sesuatu terbut untuk pengunanya. Kembali pada masalah pesawat tempur yang akan dibeli untuk menggantikan F5E/F TNI AU, saya lbh cenderung menganalisa secara komprehensif tentang kelayakan dari pesawat yang akan menggantikannya. Kelayakan tersebut seharusnya ditinjau dari segi manfaat dengan membandingkan dengan pengorbanan yang harus dikeluarkan untuk mendapatkan manfaat tersebut. Penilaian manfaat itu tidak hanya material akan tetapi juga immaterial. Berangkat dari konsep ini, saya menyarankan untuk memilih Sukhoi SU 35 S sebagai pengganti FE 5 E/F.

    BalasHapus