Selasa, 24 Desember 2013

Perang Saudara Intai Thailand

Krisis politik Thailand siap memasuki babak baru oleh karena oposisi utama telah mempertimbangkan kemungkinan boikot jajak pendapat dini dan tetap ingin menggulingkan pemerintah.


Perang Saudara Intai Thailand


Bangkok telah diguncang oleh pawai jalanan dan demonstran menyerang gedung-gedung pemerintah. Protes menyerukan agar pemilu ditunda dan ngotot menyingkirkan Yingluck Shinawatra dan pengaruh kakaknya Thaksin, seorang miliarder dan juga mantan perdana menteri yang terguling.

Jika oposisi memilih untuk memboikot pemilu, Paul Chambers Direktur Riset di Institute of South East Asian Affairs di Chiang Mai University, risiko krisis politik akan makin mengkhawatirkan.

Pemimpin Demokrat Abhisit Vejjajiva yang berpendidikan Oxford mengatakan pihaknya akan bertemu untuk menentukan sikap pada hari Sabtu ini menjelang reli besar yang direncanakan oleh para pengunjuk rasa yang dipimpin Suthep Thaugsuban.

Suthep yang telah memberikan pidato malam terkait Shinawatra telah menolak pemilu.

Sementara itu, Kepala staf Angkatan Darat Thailand, Jenderal Prayut Chan-ocha, memperingatkan kemungkinan perang saudara akan pecah jika pemilihan umum dini tetap dilaksanakan. Oleh sebab itu, ia mengusulkan agar rencana pemilihan umum ditunda. Penundaan itu, tambahnya, akan memungkinkan pemerintah dan kubu oposisi membahas perbedaan mereka. (JN)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar