Kamis, 11 September 2014

Negara Arab dan AS sepakat cegah aliran dana ke IS


Negara Arab dan AS sepakat cegah aliran dana ke IS
Menteri Luar Negeri Amerika Serikat John Kerry melihat kota Baghdad, Irak, dari atas helikopter, Rabu (10/9). Kerry tiba di Baghdad Rabu kemarin sebagai bagian dari kunjungannya ke Timur Tengah untuk membangun dukungan militer, politik, dan keuangan untuk mengalahkan militan Negara Islam yang mengendalikan sebagiam wilayah Irak dan Suriah. (REUTERS/Brendan Smialowski/Pool)
Riyadh (ANTARA News) - Amerika Serikat dan beberapa negara Arab sepakat dalam satu pertemuan pada Kamis, untuk menggabungkan upaya guna menghentikan terciptanya kelompok baru mujahidin, kata Arab News, Kamis.


Dalam satu komunike bersama setelah satu hari pembicaraan di Arab Saudi, Amerika, Mesir, Irak, Jordania, Lebanon dan enam negara Teluk menyatakan negara yang menghadiri pertemuan juga sepakat untuk menghentikan aliran dana dan petempur ke Negara Islam (IS) dan membantu pembangunan kembali masyarakat yang jadi korban kekejaman kelompok tersebut.

Menteri Luar Negeri AS John Kerry menyoroti peran penting negara Arab dalam memerangi IS. Kerry mengatakan ia dan para pejabat lain pemerintah melaksanakan rencana yang diumumkan pada Rabu malam (10/9) oleh Presiden AS Barack Obama untuk melucuti gerakan gerilyawan IS, kata Saudi Press Agency.

"Kami menyatukan dunia terhadap ancaman bersatu, dan strategi presiden akan berhasil sebab melakukannya bersama sekutu dan mitra bukan hanya cerdik, itu kuat," kata Kerry --yang bertemu dengan beberapa menteri luar negeri regional pada Kamis di Jeddah-- sebagaimana dikutip Xinhua.

Rencana perjalanan berikutnya Kerry adalah Turki pada Jumat untuk menghimpun dukungan aktif Ankara bagi kegiatan melawan anggota IS. Kementerian Luar Negeri Turki mengatakan di dalam satu pernyataan pada Kamis bahwa Kerry akan bertemu dengan timpalannya dari Turki Mevlut Cavusoglu serta Perdana Menteri Ahmet Davutoglu dan Presiden Tayyip Erdogan selama kunjungan dua harinya ke Ibu Kota Turki, Ankara.


REUTERS

Tidak ada komentar:

Posting Komentar