Jakarta (MI) :
Penyadapan oleh intelijen Australia terhadap Presiden SBY dan Ibu Ani
Yudhoyono kembali ramai setelah media Australia mengaitkan tindakan itu
dengan bocoran kawat Diplomatik AS.
Namun, ada satu satu hal yang luput dari perhatian publik mengenai
alasan sesungguhnya di balik penyadapan itu, yakni rencana pembelian
kapal selam dari Rusia.
Itu terlihat dari bukan hanya Ibu Ani dan SBY yang disadap, tetapi juga penjabat lain seperti Menteri BUMN Sofyan Djalil dan Wapres Jusuf Kalla.
Itu terlihat dari bukan hanya Ibu Ani dan SBY yang disadap, tetapi juga penjabat lain seperti Menteri BUMN Sofyan Djalil dan Wapres Jusuf Kalla.
Sebetulnya itulah alasan mengapa ibu Ani disadap. Memang, ia disadap
karena Ibu Ani adalah orang yang mengendalikan kebijakan SBY. Namun
alasan yang paling mendasar adalah pembelian kapal selam Rusia, ujar
sumber Inilah.com, Minggu (15/12/2013).
Sumber tersebut menjelaskan, pada 17 Oktober 2007, Kedubes AS di Jakarta
mengirim kawat diplomatik ke Washington DC yang isinya mengulas tentang
peran Ibu Ani terhadap kebijakan SBY. Pada saat bersamaan Indonesia
secara rahasia telah bersepakat dengan Rusia mengenai pembelian kapal
selam. Proses pembelian itu terus berlangsung hingga 2009. Kesepakatan
itu ditandantangani oleh SBY dengan Presiden Rusia Vladimir Putin pada
2006.
Sesuai kawat diplomatik yang dibocorkan Wikileaks, diplomat AS di
Jakarta mengabarkan kepada Washington bahwa Ibu Ani memiliki banyak
peran dalam pembuatan kebijakan SBY. Bahkan, Ibu Ani disebut sebagai
orang yang paling mempengaruhi SBY.
Melalui perjanjian dengan Rusia itu, Indonesia akan membeli kapal selam
Kelas Kilo atau kapal selam tercanggih yang memilki teknologi paling
maju di bidangnya. Namun, di tengah jalan pembelian kapal selam tersebut
dibatalkan. Ketika itu SBY memberi alasan bahwa Indonesia terkena
krisis ekonomi.
Tetapi sesungguhnya, pembelian itu dibatalkan karena ada orang yang
mengatasnamakan Ibu Ani meminta fee dari pembelian itu. SBY langsung
membatalkannya karena takut hal ini menjadi isu korupsi, jelas sumber
tadi.
Menurutnya, secara teknis Ibu Ani memang terlihat dalam pembelian kapal
selam itu. Paling tidak, ia secara aktif mempengaruhi keputusan SBY. Hal
itu terlihat dari adanya orang yang mengatasnamakan Ibu Ani meminta fee
atas pembelian tersebut.
Sejak saat itulah intelijen Australia rajin menyadap Ibu Ani. Apalagi,
belakangan ketahuan setelah batal membeli kapal selam dari Rusia,
pemerintah dikabarkan mengalihkannya ke Jerman atau Korea Selatan,
tuturnya.
Kini, Indonesia mengganti rencana pembelian dari Rusia itu dengan kapal
U-209 dari Korea Selatan berdasarkan lisensi dari Jerman. Sejak batal
dari Rusia itulah kemudian Ibu Ani menjadi orang yang layak
dimata-matai.
Selain Ibu Ani, pejabat pemerintah yang disadap Australia adalah Wapres
Jusuf Kalla dan Sofyan Djalil yang ketika itu menjabat Menteri BUMN
serta Sri Mulyani sebagai Menko Perekonomian. Sofyan Djalil disadap
karena ia terkait pengadaan dana untuk pembelian kapal selam itu. JK
disadap karena ia diserahi tugas oleh SBY untuk fokus pada BUMN, jelas
sumber tadi.
Sumber : INILAH
Tidak ada komentar:
Posting Komentar