Diberitakan Al-Jazeera, Senin 22 Desember 2013, pemindahan rudal ini dilaporkan oleh harian pro-Kremlin Izvestia. Mengutip pejabat tinggi Kementerian Pertahanan, koran ini menuliskan bahwa Rusia telah memindahkan peluncur mereka sejak 18 bulan lalu ke wilayah yang berbatasan dengan negara dua anggota NATO, yaitu Polandia dan Lithuania.
Hal ini diperkuat laporan koran Jerman Bild yang menampilkan citra satelit penempatan peluncur rudal Rusia.
Juru bicara Kemhan Rusia Igor Konashenkov memastikan bahwa penempatan rudal tersebut tidak melanggar perjanjian internasional. Kendati demikian, langkah Rusia ini tidak ayal membuat Polandia dan Lithuania waswas.
"Ini menyebabkan ketegangan politik yang tidak perlu, kecurigaan serta mengurangi rasa saling percaya, karena kami tidak melihat adanya alasan mengapa Rusia menempatkan rudal mereka di sana," kata Menteri Pertahanan Latvia, Artis Pabriks, kepada Reuters.
"Saya kira ini hanya untuk menunjukkan siapa bos di kawasan," lanjutnya lagi.
Kementerian Luar Negeri Polandia mengaku cemas dengan pemberitaan tersebut. Rusia menurut Polandia, tidak melakukan konsultasi lebih dulu dengan NATO dan mitra mereka di Uni Eropa.
Namun pejabat senior Lithuania mengatakan bahwa Rusia kemungkinan tidak akan meluncurkan rudal tersebut. Menurut mereka, itu hanya untuk pamer kekuatan saja. "Hanya untuk menakuti saja," kata dia.
Sebelumnya tahun 2011, Rusia mengancam akan menempatkan rudal mereka di wilayah barat negara tersebut, menyusul keputusan AS membangun tameng anti rudal di Eropa. Akibat langkah AS ini, Presiden Vladimir Putin meningkatkan anggaran militer hingga US$700 miliar hingga 2020.
Rudal Iskander yang ditempatkan Rusia mampu mencapai jarak hingga 400 kilometer. Jika ditembakkan dari Kaliningrad, bisa mencapai Lithuania dan Latvia. (VivaNews)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar