Wakil Menteri Pertahanan (Wamenhan) mengatakan pabrik bom yang ada di
Indonesia telah siap beroperasional dalam rangka mendukung modernisasi
peralatan TNI baik untuk kebutuhan latihan ataupun tugas-tugas
mengamankan kedaulatan.
"Kita pastikan industri dalam negeri makin bangkit dan kuat khususnya
pabrik produksi bom siap beroperasional untuk mendukung modernisasi
peralatan militer," ungkap Wamenhan Sjafrie Sjamsoeddin, November lalu
saat meninjau secara langsung proses pembuatan bom latih P-100 di kompleks pabrik milik PT. Sari Bahari, Malang, Jawa Timur.
Saat peninjauan, Wamenhan mengatakan industri bom seperti PT. Sari Bahari dalam proses perkembangan yang mengarah kepada kesiapan operasional mendukung modernisasi peralatan, selain memiliki peluang yang besar, namun juga terdapat tantangan yang harus dihadapi.
Mengenai peluang, Wamenhan mengatakan penggunaan bom akan tetap diperlukan selama masih tersedianya senjata. Disamping itu pihak pemerintah juga memberikan peluang seluas-luasnya secara berkelanjutan pada setiap sistem sesuai Rencana Strategis (Renstra) setiap lima tahun.
Sehubungan dengan hal tersebut, terdapat beberapa faktor penting yang dapat menopang peluang yang diberikan dari pemerintah, dan perlu diperhatikan dalam menjawab tantangan yang akan dihadapi.
Diantaranya dijelaskan Wamenhan, agar kualitas produksi bisa terus meningkat dan berkembang perlu juga meningkatkan faktor skill level dalam wujud kesejahteraan, selain itu diperlukan atensi terhadap perkembangan infrastruktur pabrik yang akan menunjang target industri strategis.
Wamenhan juga menghimbau dari sisi legitimasi kelayakan produksi sebagai bagian dari pada industri pertahanan juga perlu diawasi. Terkait faktor legitimasi kelayakan produksi industri harus berinteraksi dengan pihak regulator dan pengguna, karena disini memiliki kepentingan untuk mendapatkan otentikasi kelayakan operasional. Sehingga hal itulah yang menjadi pegangan untuk terus meningkat dan menjadi justifikasi apabila ingin masuk kedalam lingkup eksport regional.
Saat peninjauan, Wamenhan mengatakan industri bom seperti PT. Sari Bahari dalam proses perkembangan yang mengarah kepada kesiapan operasional mendukung modernisasi peralatan, selain memiliki peluang yang besar, namun juga terdapat tantangan yang harus dihadapi.
Mengenai peluang, Wamenhan mengatakan penggunaan bom akan tetap diperlukan selama masih tersedianya senjata. Disamping itu pihak pemerintah juga memberikan peluang seluas-luasnya secara berkelanjutan pada setiap sistem sesuai Rencana Strategis (Renstra) setiap lima tahun.
Sehubungan dengan hal tersebut, terdapat beberapa faktor penting yang dapat menopang peluang yang diberikan dari pemerintah, dan perlu diperhatikan dalam menjawab tantangan yang akan dihadapi.
Diantaranya dijelaskan Wamenhan, agar kualitas produksi bisa terus meningkat dan berkembang perlu juga meningkatkan faktor skill level dalam wujud kesejahteraan, selain itu diperlukan atensi terhadap perkembangan infrastruktur pabrik yang akan menunjang target industri strategis.
Wamenhan juga menghimbau dari sisi legitimasi kelayakan produksi sebagai bagian dari pada industri pertahanan juga perlu diawasi. Terkait faktor legitimasi kelayakan produksi industri harus berinteraksi dengan pihak regulator dan pengguna, karena disini memiliki kepentingan untuk mendapatkan otentikasi kelayakan operasional. Sehingga hal itulah yang menjadi pegangan untuk terus meningkat dan menjadi justifikasi apabila ingin masuk kedalam lingkup eksport regional.
Kemhan Bangun Pertahanan Cyber Nasional
Kementerian Pertahanan saat ini sedang membangun National Cyber Defence
(pertahanan cyber nasional) untuk menangkal ancaman dan serangan di
dunia cyber yang dapat mengganggu kedaulatan negara dan pertahanan
negara. Kemhan terbuka bagi para semua stake holder untuk turut serta
dalam pembangunan kemampuan pertahanan cyber.
Demikian dikatakan Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro saat menjadi keynote speacker pada acara forum "National Internet Security Day Conference" ke-3, November lalu di Bandung. Acara tersebut membahas ketahanan Indonesia dalam penguatan dan kesiapan capacity building menghadapi keamanan internet 2014.
Acara diselenggarakan Kementerian Komunikasi dan Informatika bekerjasama dengan Kementerian Pertahanan, Indonesia Security Incident Response Team on Internet Infrastructure (ID-SIRTII) dan Federasi Teknologi Informasi Indonesia (FTII).
Menhan mengatakan bahwa konsep pembangunan Nasional Cyber Defence akan diawaki oleh personel-personel dari TNI AD, AU, dan AL serta terbuka juga untuk sipil yang memenuhi persyaratan. "Ini sebagai garda terdepan dalam menjawab tantangan perang informasi untuk menangkal serangan di dunia cyber", tambah Menhan.
Lebih lanjut Menhan menambahkan, strategi pembangunan pertahanan cyber nasional tujuannya adalah menjamin ketersediaan informasi benar, akurat dan cepat, selanjutnya meningkatkan ketahanan nasional terhadap serangan cyber space, serta menjamin bahwa implementasi sistem pemerintahan aman dan tahan terhadap serangan cyber space sehingga dapat mengurangi dampaknya.
Menurut Menhan, dalam pembangunan pertahanan cyber nasional ini memerlukan penyiapan dan penguatan regulasi, tata kelola dan kelembagaan, infrastruktur dan sumber daya manusia.
Demikian dikatakan Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro saat menjadi keynote speacker pada acara forum "National Internet Security Day Conference" ke-3, November lalu di Bandung. Acara tersebut membahas ketahanan Indonesia dalam penguatan dan kesiapan capacity building menghadapi keamanan internet 2014.
Acara diselenggarakan Kementerian Komunikasi dan Informatika bekerjasama dengan Kementerian Pertahanan, Indonesia Security Incident Response Team on Internet Infrastructure (ID-SIRTII) dan Federasi Teknologi Informasi Indonesia (FTII).
Menhan mengatakan bahwa konsep pembangunan Nasional Cyber Defence akan diawaki oleh personel-personel dari TNI AD, AU, dan AL serta terbuka juga untuk sipil yang memenuhi persyaratan. "Ini sebagai garda terdepan dalam menjawab tantangan perang informasi untuk menangkal serangan di dunia cyber", tambah Menhan.
Lebih lanjut Menhan menambahkan, strategi pembangunan pertahanan cyber nasional tujuannya adalah menjamin ketersediaan informasi benar, akurat dan cepat, selanjutnya meningkatkan ketahanan nasional terhadap serangan cyber space, serta menjamin bahwa implementasi sistem pemerintahan aman dan tahan terhadap serangan cyber space sehingga dapat mengurangi dampaknya.
Menurut Menhan, dalam pembangunan pertahanan cyber nasional ini memerlukan penyiapan dan penguatan regulasi, tata kelola dan kelembagaan, infrastruktur dan sumber daya manusia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar