Dibuat berdasarkan desain rudal balistik jarak menengah DF-21,
China baru-baru ini menyempurnakan rudal balistik jarak menengah yang
lebih canggih lagi yaitu DF-25. Penyempurnaan rudal DF-25 tampaknya
mengikuti selesainya pengembangan rudal balistik Agni-V India, yang mampu membawa hulu ledak nuklir, situs Qingdao News melaporkan.
Jangkauan rudal DF-25 diperkirakan mencapai 3.200 kilometer. Meskipun masih kalah bersaing dengan rudal Agni-V yang memiliki jangkauan 5.000 km, namun dengan jangkauan sejauh itu, DF-25 sudah bisa menjangkau semua target di Asia-Pasifik, termasuk fasilitas militer AS di Guam, kata laporan itu. DF-25 juga merupakan rudal balistik jarak menengah pertama yang mampu membawa beberapa hulu ledak konvensional.
DF-25 mampu membawa hingga tiga hulu ledak untuk menyerang beberapa target di suatu wilayah. Dikombinasikan dengan Sistem Satelit Navigasi Beidou, DF-25 juga dapat dimobilisasi untuk melakukan serangan presisi terhadap armada kapal induk AS. Selain jet tempur dan rudal lain milik China, DF-25 akan menjadi ancaman mematikan lain bagi kekuatan Angkatan Laut AS yang beroperasi di Pasifik Barat, menurut laporan itu. Selain itu, rudal DF-25 sangat sulit untuk dicegat dengan sistem pertahanan udara saat ini.
Jangkauan rudal DF-25 diperkirakan mencapai 3.200 kilometer. Meskipun masih kalah bersaing dengan rudal Agni-V yang memiliki jangkauan 5.000 km, namun dengan jangkauan sejauh itu, DF-25 sudah bisa menjangkau semua target di Asia-Pasifik, termasuk fasilitas militer AS di Guam, kata laporan itu. DF-25 juga merupakan rudal balistik jarak menengah pertama yang mampu membawa beberapa hulu ledak konvensional.
DF-25 mampu membawa hingga tiga hulu ledak untuk menyerang beberapa target di suatu wilayah. Dikombinasikan dengan Sistem Satelit Navigasi Beidou, DF-25 juga dapat dimobilisasi untuk melakukan serangan presisi terhadap armada kapal induk AS. Selain jet tempur dan rudal lain milik China, DF-25 akan menjadi ancaman mematikan lain bagi kekuatan Angkatan Laut AS yang beroperasi di Pasifik Barat, menurut laporan itu. Selain itu, rudal DF-25 sangat sulit untuk dicegat dengan sistem pertahanan udara saat ini.
Tidak jelas apakah rudal pada gambar ini DF-21D atau DF-25. Namun rancangannya memang dari satu desain. |
Di dalam laporannya, situs Qingdao News mengatakan bahwa kecepatan hulu
ledak DF-25 diperkirakan pada 7.000 km/detik. Kecepatan ini melebihi
kemampuan semua rudal permukaan ke udara (digunakan pada sistem
pertahanan rudal) milik AS yang dioperasikan di wilayah Asia Pasifik
untuk mencegatnya.
Analis menilai, setelah rudal ini benar-benar digunakan China untuk
melawan Amerika Serikat, Jepang, Korea Selatan dan Taiwan, tidak ada
sistem senjata lain yang bisa menghentikannya untuk mencapai target.
Singkatnya rudal DF-25 membuat sistem-sistem pertahanan rudal AS di
wilayah tersebut tidak berguna sama sekali.
DF-25 merupakan rudal dua tahap, berbahan bakar padat, yang bisa
diluncurkan secara mobile (tidak dari silo, dll). Sistem rudal ini
sempat dikabarkan sudah digunakan secara terbatas oleh Korps Artileri
Kedua Tentara Pembebasan Rakyat (PLA) China sejak tahun 2004/2005. Namun
hal ini juga masih tidak jelas, karena beberapa laporan lain masih
meragukannya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar