Dilansir dari kantor berita RIA Novosti Rabu kemarin, informasi tersebut disampaikan secara langsung oleh Menteri Pertahanan, Sergei Shoigu. Pemeriksaan awal dimulai pukul 14.00 waktu Moskow dan melibatkan beberapa unit dari distrik militer di bagian barat dan tentara penjaga lapis kedua di distrik militer bagian pusat.
Mereka pun turut melibatkan tentara pertahanan luar angkasa, pasukan udara, transportasi militer udara, dan tentara penerbangan jarak jauh.
"Komandan tertinggi dan Presiden Rusia Vladimir Putin pada hari Rabu telah memerintahkan Kementerian Pertahanan untuk melakukan peninjauan kesiapan tempur tentara dan pasukan di distrik Kementerian bagian pusat dan barat, apabila terjadi situasi krisis dan ancaman keamanan Rusia," ungkap Shoigu, dilansir laman USA Today.
Menurut laporan RIA Novosti, pemeriksaan kesiapan tempur juga sudah pernah dilakukan tahun 2013. Saat itu Rusia menggelar enam kali pemeriksaan kesiapan tempur armadanya.
Latihan mendadak dilakukan pada Juli 2013 dan melibatkan banyak personil. Kurang lebih 160 ribu tentara, 1.000 tank dan kendaraan bersenjata, 130 pesawat dan 70 kapal perang diikutkan dalam latihan tersebut di distrik militer bagian timur dan pusat.
Media melaporkan bahwa dalam latihan itu pasukan seolah-olah dihadapkan pada situasi teroris dan keamanan.
Menurut Shoigu, latihan itu akan digelar hingga hari Senin, 3 Maret 2014. Aksi pemeriksaan militer tersebut terjadi selang beberapa hari negara barat memperingatkan Putin agar tidak ikut campur dalam urusan domestik Ukraina.
Namun, di saat yang bersamaan, adanya perintah pemeriksaan kesiapan militer Rusia, justru tidak membuat warga Ukraina khawatir berlebihan. Beberapa di Ukraina memang menyatakan kekhawatiran akan adanya intervensi militer yang dilakukan militer Rusia seperti yang terjadi dalam Republik Georgia pada 2008 silam.
Meski demikian, banyak juga warga Ukraina di ibukota Kiev, mengaku tidak begitu larut dalam kebahagiaan juga mengetahui adanya dukungan dari negara barat.
Di mata salah seorang pengunjuk rasa, Roman Bondarchuk, justru di saat warga mulai menyadari bahwa tidak akan ada bantuan dari negara-negara Eropa dan Amerika Serikat pada Desember kemarin, publik membuat revolusi ini.
"Saat itu mereka menyadari bahwa siapa pun bisa menjadi seorang pahlawan," kata Bondarchuk.
Sementara sebagian warga Ukraina lainnya merasa perintah dari Putin ditujukan untuk memberikan jaminan bagi penutur Bahasa Rusia di bagian timur dan selatan Ukraina, bahwa mereka aman. (Vivanews)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar