Pencarian Boeing B-777-200 Malaysia
Air yang hilang dalam penerbangan Kualalumpur-Beijing sudah masuk hari
keempat. Akan tetapi tim pencari dari beberapa negara yang melibatkan
sembilan pesawat terbang dan 24 kapal belum juga menemukan titik terang.
Oleh karena kemampuan gerak pesawat dan kapal memiliki keterbatasan, serta daya pandang manusia, amat terbatas, upaya pencarian pun mulai melibatkan satelit penginderaan jauh.
Oleh karena kemampuan gerak pesawat dan kapal memiliki keterbatasan, serta daya pandang manusia, amat terbatas, upaya pencarian pun mulai melibatkan satelit penginderaan jauh.
DigitalGlobe yang berbasis di Colorado,
AS, merupakan salah satu perusahaan swasta yang ikut serta mengerahkan
dua dari lima asetnya untuk membidik wilayah yang dicurigai. Mulai Senin
(10/3), dari ketinggian 400 mill, satelit-satelit dengan sensor optik
mereka telah dikerahkan memotret Laut China Selatan, termasuk Teluk
Thailand, seluas 3.200 kilometer persegi. Untuk menggambarkan kemampuan
satelitnya, dikatakan, kamera resolusi tinggi satelit ini sanggup
mengidentifikasi benda seluas piring di tengah lapangan bola.
Selain DigitalGlobe, Kementerian
Pertahanan China juga sudah mengerahkan 10 satelitnya. Selain satelit
dari kategori pencitra Bumi resolusi tinggi, mereka juga mengerahkan
satelit navigasi dan komunikasi untuk mendukung koordinasi di antara
sesama tim pencari. China amat berkepentingan karena 153 dari 227
penumpang MH370 adalah warganegaranya. Selain warganegara China, pesawat
dengan sistem kemudi fly-by-wire ini juga mengangkut penumpang dari 13 negara lain dan 12 awak.
Angkasa mencatat, selain
mengerahkan satelit optik, pencarian sebaiknya juga didukung satelit
dengan sensor radar atau yang biasa dikenal sebagai synthetic aperture radar (SAR).
Jika kamera sensor optik cenderung memotret semua obyek di atas
permukaan Bumi dengan gelombang visual, satelit SAR akan merekam kontur
permukaan Bumi, termasuk dasar laut, dengan gelombang radar. Dengan
demikian, satelit SAR diharapkan sanggup “melihat” potongan atau
reruntukan pesawat ukuran besar bilamana itu jejak yang amat berharga
ini memang sudah tenggelam ke dasar laut.
B-777-200 dengan kode penerbangan MH370
ini bertolak dari Kuala Lumpur, Sabtu (8/3) dinihari pukul 12.41 dan
tiba-tiba menghilang dari layar radar sekitar dua jam kemudian. Saat itu
pesawat diperkirakaan sudah terbang di ketinggian jelajah 35.000, di
atas Laut China Selatan. Tak adanya sinyal distress dan komunikasi
darurat apa pun dari pilot, memunculkan dugaan pesawat mengalami
peristiwa yang membuatnya tiba-tiba meledak di udara.
Hingga hari keempat, keberadaan MH370
masih tetap misterius. Berbagai temuan seperti ceceran minyak, potongan
serupa pintu pesawat serta benda seperti kapal penyelamat telah
dilaporkan, namun tak ada satu pun dipastikan merupakan bagian dari
pesawat ini. Dirjen Penerbangan Sipil Malaysia, Azharuddin Abdul Rahman
(foto atas) menandaskan, pesawat layak terbang dan baru 10 hari berselang melaksanakan perawatan tanpa laporan kerusakan apa pun.
Di tengan dugaan bahwa pesawat telah
dibajak dua penumpang misterius dan menjadi obyek aksi teroris, kemarin
seorang pejabat intelijen Taiwan mengatakan, pihaknya pernah mendapat
info akan terjadi serangan teroris ke Bandara Beijing dan sistem subway pada
4 Maret 2014. Serangan kabarnya akan dilakukan terkait acara tahunan
di parlemen China, namun tak pernah dijelaskan dengan cara apa serangan
tersebut akan dilakukan. (adr - www.angkasa.co.id)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar