PALU – KRI Cakra-401 dan KRI
Nanggala-402 semakin meningkatkan peran. Dua kapal bawah permukaan air
produksi Jerman itu masih menjadi tumpuan untuk mengover wilayah
Indonesia. Setidaknya tiga kapal selam baru dari Korea Selatan selesai
diproduksi pada 2017. Pangkalan khusus kapal selam di Palu, Sulawesi
Tengah, sudah disiapkan untuk menyambut armada yang bernaung ke satuan
kapal selam yang berulang tahun ke-55 pada Jumat (12/9) tersebut.
Berbagai aktivitas operasi militer
perang dan operasi militer selain perang juga sudah dilaksanakan KRI
Cakra dan KRI Nanggala. Salah satunya, menenggelamkan beberapa bekas
kapal perang untuk menguji peralatan utama sistem persenjataan torpedo.
Berbagai latihan gabungan TNI dan
latihan bersama militer luar negeri melibatkan dua kapal selam. Dukungan
pangkalan pun turut mendongkrak nilai tawar kekuatan armada TNI-AL.
’’Pangkalan kapal selam di Palu (Sulawesi Tengah) disiapkan karena
lokasinya strategis,’’ ungkap Komandan Satuan Kapal Selam Armada RI
Kawasan Timur Kolonel Laut (P) Purwanto.
Lokasinya dianggap strategis karena
Teluk Palu memiliki kedalaman 400 meter. Dengan panjang 30 kilometer
plus lebar 10 kilometer, kapal tersebut cocok untuk berbagai dermaga.
Lokasinya yang dekat perbatasan Malaysia timur membuat pergerakan kapal
lebih efektif dan efisien.
Menurut Purwanto, markas komando di Palu
pas untuk pangkalan aju. Yakni, pangkalan pendukung dengan fasilitas
kelengkapan dan prasarana yang mendekati pangkalan utama. Posisi ibu
kota Sulteng itu termasuk di tengah-tengah kepulauan nusantara. ’’Dari
Palu pergerakan kapal bisa lebih cepat ke perbatasan ketimbang bertolak
dari pangkalan di Surabaya,’’ tutur mantan Komandan KRI Nanggala
tersebut.
Yang terbaru, awak KRI Nanggala
melaksanakan pembrevetan perwira tinggi TNI-Polri dan menteri di Selat
Sunda. Yakni, KSAD Jendral TNI Gatot Nurmantyo dan Kapolri Jendral
Sutarman. Tiga menteri dianugerahi brevet Hiu Kencana. Yakni, Menko
Perekonomian Chairul Tanjung, Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional
Armida Alisjahbana, serta Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Mari
Elka Pangestu. (www.jawapos.com)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar