Manager program Rheinmetall Jerman, Michael Kerwin, mengaku tidak yakin apakah penjualan alutsista di masa depan ke Indonesia akan mendapatkan persetujuan ekspor dari Pemerintah Jerman, tetapi ia berharap dapat menjual lebih banyak IFV Marder ke Indonesia.
Pernyataan ini diunngkapkan oleh Aviationweek dalam Tulisan Nicholas Fiorenza, 15 September 2014, yang berjudul: Indonesia Muscles Up Its Military.
Dari ucapannya itu bisa ditafsirkan Indonesia ingin membeli IFV Marder lebih banyak dan jika melihat persyaratan pembelian alutsista, maka harus ada transfer technology untuk pembelian itu. Apakah Indonesia membidik IFV Marder sebagai basis pengembangan IFV atau tank Nasional. Masih tanda tanya.
Rencana pembelian Tank Leopard dan IFV Marder, memang sempat mendapatkan penentangan dari partial kecil di Jerman. Namun pembelian itu, akhirnya berjalan lancer.
Yang menjadi pertanyaaan, mengapa manager produksi Rheinmetall sempat menyangsikan penjualan tambahan IFV Marder ke Indonesia. Di mana persoalannya ?.
Pembelian IFV Marder dilakukan sebelum Indonesia disetujui untuk membeli helikopter Apache oleh AS. Jika AS saja sudah mengijinkan pembelian Apache Guardian, tentu bukanlah barang mewah bagi Jerman untuk menyetujui penjualan IFV Marder lebih banyak. Apalagi IFV Marder mulai dipensiunkan oleh Jerman, untuk diganti dengan IFV Puma.
Ada pernyataan lain dari Michael Kerwin bahwasannya Indonesia dan Jerman (Rheinmetall) sempat sepakat untuk memproduksi kendaraan lapis baja Wiesel 2 di Indonesia. Namun upaya itu terganjal lisensi ekspor yang keluar terlambat.
“The company plans to bring the Wiesel 2 armored vehicle to the Indodefense trade show in Jakarta this November after a deal to produce it in Indonesia fell through because the export license arrived late”, ujar Michael Kerwin.
Rheinmetall berencana membawa kendaraan lapis baja Wiesel 2 pada pameran Indodefense di Jakarta November ini, setelah kesepakatan untuk memproduksinya di Indonesia gagal karena lisensi ekspor muncul terlambat. Tampaknya Rheinmetall ingin mencoba lagi keberuntungan mereka.
Wiesel 2 (musang) merupakan kendaraan lapis baja yang bersifat airportable, dan pengembangan lebih lanjut dari Wiesel 1. Wiesel 2 memiliki ukuran yang lebih panjang dan mesin yang lebih kuat dan kini digunakan oleh militer Jerman.
Wiesel 2 strategis bagi pasukan airborne, karena bersifat multi-purpose, untuk digunakan dalam berbagai misi, termasuk pengintaian, komando dan kontrol, pengawasan medan perang, anti-tank dan anti-pesawat tempur.
Kendaraan memberikan perlindungan yang lebih baik untuk kru dan juga dilengkapi dengan sistem proteksi NBC.
Sebuah varian APC Wiesel 2 dapat membawa 4 tentara lengkap dengan atap yang dipasang kubah senjata 7,62 mm serta senapan mesin terpasang di luar. Pasukan masuk dan meninggalkan kendaraan melalui dua pintu di bagian belakang.
Kendaraan ini didukung oleh mesin diesel Audi TDI, dengan power 109 tenaga kuda. Wiesel 2 dapat dengan mudah dibedakan dari varian sebelumnya dengan melihat roda jalan tambahan dari kedua sisi lambung kendaraan. (Aviationweek).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar