AH-64 Apache dan Mi-35P Hind (photos : US Army, Skyscrapercity)
TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG- Latihan bersama TNI AD dan Angkatan Darat Amerika Serikat (US Army) di Semarang mulai 1 hingga 23 September, melibatkan 310 personel dan 15 helikopter tempur.
Tepat pukul 13.00, suara mesin helikopter bergemuruh di apron (parkir pesawat) Lanumad A Yani, Semarang. Puluhan personel US Army dan TNI AD sibuk memakai perlengkapan penerbangan.
Di apron sebelah barat tujuh personel tentara Amerika mempersiapkan helikopter AH-64 Apache dan UH-60 Black Hawk. Saat bersamaan delapan personel TNI AD juga melakukan persiapan penerbangan menggunakan helikopter MI-35 dan BO-105.
Setelah start engine selama setengah jam, empat helikopter tersebut mulai terbang rendah. Helikopter AH-64 Apache yang dikemudikan personel US Army terbang terlebih dahulu ke runway 13, sampai pertengahan runway.
Helikopter berwarna hitam tersebut terbang stabil hanya berjarak sekitar 2 meter dari aspal runway selama 10 menit. Di lihat dari apron, helikopter tersebut tampak gagah dengan kepala helikopter menghadap apron, seolah-olah mengintai.
Suara mesin helikopter buatan Amerika tersebut terdengar paling lembut. Para tentara pun terlihat mengagumi kehebatan heli tempur tersebut. Tak ayal, puluhan personel dari Lanumad yang ada di apron berlomba-lomba mengabadikan pemandangan tersebut dari dekat.
Di belakang Apache, helikopter Black Hawk terbang beberapa meter, disusul BO – 105. Tak lama helikopter MI-35 milik TNI AD pun mulai menyusul. Suara mesin helikopter terdengar bersahut-sahutan. Setelah berjejer di atas runway, empat helikopter mulai terbang, semakin lama mereka terbang semakin tinggi ke timur dan menghilang di putihnya awan siang itu.
Komandan Latihan Letkol Imade Ardana menjelaskan para personel US Army dan TNI AD berlatih melakukan pengintaian udara. Sesuai skenario, mereka akan mengintai kekuatan daerah musuh, baik dari jumlah maupun persenjataan dan strateginya. Dan sasaran hari itu adalah daerah Mijen, Kota Semarang.
Ardana, sapaan akrabnya memaparkan latihan bersama ini tidak menggunakan peluru. Selain materi pengintaian, peserta berlatih manuver mobilitas udara, evakuasi, dan bantuan tembakan.
Latihan kali ini melibatkan 207 personel dari Penerbad dan 103 personel US Army Aviation dengan menggunakan 15 unit helikopter yang terdiri dari 4 Bell-412, 2 Bo-105, 2 MI-35, 1 MI-17 V5, 4 AH Apache, 1 UH-60 Black Hawk dan 1 HH-60 Black Hawk. “Puncaknya, pada 29 September akan digelar latihan gabungan Calfex (Combined Arms Life Fire) bersama US Army Ground Force di Asembagus, Situbondo, Jawa Timur. Saat itu, dalam latihan akan menggunakan peluru,” terangnya, Rabu (10/9).
Latihan tahun ini berbeda dari latihan bersama tahun-tahun sebelumnya. Latihan bersama kedelapan ini, peserta menghadirkan empat helikopter Apache buatan Amerika. Harga satu helikopter itu pun bernilai fantastis yakni sekitar Rp 700 miliar.
TNI AD membeli delapan Apache untuk memperkuat pertahanan Indonesia. Mesin helikopter dilengkapi teknologi canggih, yakni dengan sistem komputer.
“Bahkan, saat latihan peserta dari Indonesia belum boleh menerbangkan Apache. Nantinya, bila helikopter tersebut tiba di Indonesia, hanya tentara terpilih yang bisa menerbangkannya. Dan saat ini masih proses seleksi yang ketat,” terang Ardana. Empat Apache yang ikut latihan di Semarang akan memeriahkan HUT TNI AD ke 69 yang jatuh pada 5 Oktober nanti sebelum kembali ke negaranya.
(Tribun News)
Hebat alutsista barat dan timur latihan bersama,sayangnya bukan latihan tempur yg mempunyai target sehingga tdk dapat dinilai ke handalan dr masing2 alut.
BalasHapus