Selasa, 27 Agustus 2013

Misi Amerika dibalik Penjualan Helikopter Apache Untuk Indonesia

Seperti sudah bisa ditebak, kedatangan Menteri Pertahanan Amerika Serikat ke Indonesia membawa kabar baik. Seusai pertemuannya dengan Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro, diumumkan pula kesepakatan penjualan helikopter AH-64E Apache Guardian kepada Indonesia. Nilai penjualan pun melorot drastis menjadi 500 juta dollar, dari sebelumnnya 1,4 Milyar dollar sesuai pengumuman DSCA. Bahkan disebutkan pula, harga tersebut mencakup radar Longbow serta pelatihan.


Misi Amerika dibalik Penjualan Helikopter Apache Untuk Indonesia


Kehadiran Apache seri paling mutakhir ini tak pelak akan menambah kemampuan TNI-AD, khususnya Penerbangan TNI-AD. Sebelumnya, untuk tugas serang TNI-AD mengandalkan heli Mi-35P serta NBO-105. Kita patut berbangga hati dalam hal ini tentunya.

Namun demikian, ada sedikit hal yang agak janggal. Seperti dalam laporan Startribune, Indonesia disebutkan telah setuju berdiskusi untuk memperbolehkan Amerika Serikat mencari jenazah prajurit AS yang gugur semasa Perang  Dunia ke-2, di perairan serta daratan Indonesia. Menurut penilaian ARC, hal ini agak janggal. Pasalnya AS belum pernah secara aktif mencari jasad prajuritnya yang gugur di perang Korea atau Vietnam. Jika pun mencari, itu atas desakan komunitas tentara AS.

Bukan tidak mungkin, 'pencarian' yang dilakukan di perairan dan daratan Indonesia justru digunakan untuk hal lain. Memetakan perairan Indonesia untuk operasi kapal selam atau mendata pantai mana saja yang cocok untuk pendaratan amfibi misalnya. Lagi pula, kebanyakan prajurit AS bertempur di kawasan timur Indonesia. Tak perlu lah kami sebutkan ada apa di Timur Indonesia. Para pembaca yang budiman tentu sudah bisa menebaknya.

Akan tetapi, semoga saja itu semua tidak benar, dan Amerika memang jujur ingin mencari jasad prajuritnya. Seandainya pun disepakati, semoga saja perwira penghubung dari TNI bisa sigap dan mawas.

Di sisi lain, dalam pertemuan tadi juga disepakati, Indonesia dan Amerika akan menjadi tuan rumah bersama untuk ADMM Plus, dalam kegiatan Counter Terrorism Exercise (CTX), yang akan berlangsung pada tanggal 9-13 September 2013 mendatang di Kawasan IPSC Sentul, Bogor. Latihan bersama yang melibatkan 18 negara ini adalah pertama yang pernah dilaksanakan di Kawasan Asia Pasifik. Menhan Purnomo Yusgiantoro berharap Menhan Chuck Hagel dapat hadir untuk menyaksikan latihan bersama ini. (ARC)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar