Senin, 30 Juni 2014

Menunggu Kedatangan Kapal Perusak: KRI Bung Tomo dan KRI Usman Harun


Pemerintah Indonesia memperkuat kekuatan TNI Angkatan Laut (AL) untuk meningkatkan sistem pertahanan. 
Untuk menjaga wilayah laut Indonesia yang luas, Kementerian Pertahanan (Kemhan) sudah membeli 3 kapal perusak ringan (light frigate): KRI Bung Tomo, KRI John Lie, dan KRI Usman Harun. Ketiga KRI ini akan hadir di Indonesia sebelum 5 Oktober 2014.


Sejumlah alutsista untuk memperkuat TNI AD, TNI AL, dan TNI AU yang telah dipesan pemerintah memang sudah jadi dan akan diikutkan defile memperingati HUT TNI 5 Oktober di Surabaya nanti. 

Dari sejumlah alutsista itu tiga KRI yang sudah berbulan-bulan diproses dan difinalisasi di galangan kapal di Barrow in Furness, sekitar 150 KM dari Kota Manchester, Inggris sudah siap untuk dibawa ke Indonesia dalam waktu dekat.

"Ketiga kapal diusahakan akan tiba di Indonesia sebelum Oktober," kata Kepala Badan Perencanaan Pertahanan (Kabaranahan) Kementerian Pertahanan Rachmad Lubis kepada detikcom Jumat (27/6/2014) di Paris seusai memantau progres pembuatan alutsista di tiga negara, yaitu Jerman, Prancis, dan Inggris. 

Rachmat Lubis memimpin delegasi high level committee (HLC) ke tiga negara tersebut untuk memastikan pesanan alutsista itu sesuai spesifikasi yang telah disepakati dan memastikan jadwal penyelesaiannya.

Lubis telah meninjau proses pembuatan 3 KRI di Barrow in Furness Selasa (24/6/2014) lalu. Menurut Lubis, KRI Bung Tomo (TOM) sudah siap 100 persen dan sudah diujicobakan di laut. Sedangkan KRI John Li (JOL) sudah siap 100 persen dan sedang akan diujicobakan di laut. "Sedangkan KRI Usman Harun dalam tahap finalisasi," kata Lubis.

Saat ini pemerintah Indonesia dan produsen kapal sedang membahas mengenai serah terima kapal. Direncanakan serah terima kapal akan dilakukan di Barrow in Furness pada akhir Juli 2014. 

Dalam proses serah terima itu, sesuai prosedur selama ini, akan juga dilakukan peresmian pemberian nama tiga kapal itu, yaitu KRI Bung Tomo, KRI John Lie, dan KRI Usman Harun.

Nama kapal terakhir sempat diprotes Singapura, karena negeri jiran itu menganggap Usman dan Harun adalah teroris yang merupakan pelaku pemboman di Singapura pada tahun 1960-an. 

Namun, pemerintah tetap bersikukuh dengan nama itu, karena Usman dan Harun merupakan prajurit Marinir TNI AL yang telah ditetapkan sebagai pahlawan nasional oleh pemerintah Indonesia.

Rencananya, setelah serah terima tiga KRI ini, akan dilakukan pengujian penembakan. Kapal ini dilengkapi radar sensor dan avionik, serta beberapa pucuk meriam berkaliber sedang dan beberapa rudal. 

Setelah ujicoba, tiga KRI ini juga akan langsung dibawa oleh para prajurit Indonesia mengarungi samudera. Tiap kapal akan diawaki sekitar 81 prajurit. Karena itu, TNI AL akan segera memberangkatkan para prajuritnya ke Manchester untuk pengenalan kapal dan training.

Ketiga KRI ini merupakan kapal perusak, namun bertipe multi role light frigate (MRLF), yaitu sejenis kapal perusak ringan, yang memiliki bobot 2.000 ton dan jangkauan tembakan tidak terlalu jauh. Kapal ini memang bukan kapal baru, tapi kapal bekas yang kemudian diupgrade teknologi dan sistem peluru kendalinya.

"Kapal ini memang bekas, tapi tidak pernah digunakan untuk operasi, hanya pemanasan mesin aja ," kata Lubis. Untuk membeli 3 KRI ini, Indonesia menggelontorkan uang US$ 385 juta (sekitar Rp 4 triliun). Proses upgrade kapal memerlukan 1,5 tahun, dimulai setelah kesepakatan ditandatangani awal Januari 2013 lalu.

Tiga kapal ini sebelum sempat akan dibeli Brunei Darussalam. Namun Brunei membatalkan pembelian karena kapal terlalu besar untuk negara sekecil Brunei. 

Akhirnya kapal ini ditawarkan ke Indonesia dan terjadi kesepakatan harga yang cukup murah. Beberapa waktu silam Menhan Purnomo Yusgiantoro sempat mengatakan deal harga US$ 385 juta itu merupakan 20 persen dari harga yang ditawarkan ke Brunei.


detik

Tidak ada komentar:

Posting Komentar