Senin, 03 Maret 2014

Baru Dua Hari Dilantik, Komandan AL Ukraina Membelot ke Crimea

Komandan Angkatan Laut Ukraina yang baru saja dilantik Sabtu pekan lalu membelot ke Crimea yang pro-Rusia. Dia meninggalkan pangkalannya dan menyerahkan kepada pasukan Rusia yang sudah masuk ke wilayah otonomi Ukraina tersebut.


Denis Berezovsky, petinggi AL Ukraina membacakan sumpah setia pada Crimea

Diberitakan BBC, Laksamana Muda Denis Berezovsky baru saja dilantik Sabtu lalu saat pemerintah Ukraina tengah menghadapi ancaman invasi Rusia. Viktoria Syumar, wakil sekretaris Dewan Keamanan Rusia mengatakan, Berezovsky tidak memerintahkan perlawanan saat pasukan Rusia menyambangi pangkalan AL yang dipimpinnya di pelabuhan Sevastopol, Crimea.

"Selama blokade pasukan rusia di markas pusat angkatan laut, dia menolak melawan dan menjatuhkan senjatanya," kata Syumar.

Sesaat setelah pembelotannya, Berezovsky muncul di stasiun televisi Rusia tengah mengambil sumpah setia pada pemimpin wilayah pendukung Rusia tersebut. Atas tindakannya ini, Berezovsky dikenakan pasal pengkhianatan negara dan akan diburu untuk diadili.

"Pengadilan telah membuka kasus kriminal terhadap Denis Berezosky di bawah pasal 111: Pengkhianatan terhadap negara," kata Laksamana Serhiy Hayduk, pengganti Berezovsky.

Pembelotan Berezovsky dilakukan setelah Perdana Menteri Wilayah Otonomi Crimea Sergiy Aksonov meminta Presiden Rusia Vladimir Putin menurunkan pasukannya ke wilayah itu. Saat ini, pasukan Rusia telah menguasai semenanjung Laut Hitam dan meminta pasukan Ukraina untuk menyerah.

Aksonov juga memerintahkan pasukan angkatan laut Ukraina agar tidak lagi mematuhi perintah dari Ukraina.

Laporan tidak resmi di sosial media mengatakan, pasukan Rusia saat ini tengah mencoba mengambil alih pangkalan militer Ukraina lainnya, yaitu bandara militer Sevastopol, Belbek.

Beberapa pangkalan militer Ukraina telah dikepung oleh pasukan Rusia pada Minggu pagi, namun tidak dilaporkan adanya bentrokan senjata walaupun tentara Ukraina menolak membuka gerbang.

Ukraina telah memerintahkan mobilisasi penuh menghadapi kekuatan Rusia di Crimea. Perdana Menteri Sementara Ukraina Arseniy Yatsenyuk mengatakan, negara itu "di ambang bencana."

Sementara itu, kecaman berdatangan dari Barat soal campur tangan Rusia di konflik ukraina. Akibatnya, Inggris bersama AS, Prancis dan Kanada terpaksa menangguhkan persiapan untuk pertemuan KTT G8 di Rusia Juni mendatang. (VivaNews)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar