Jakarta (MI) : Indonesia akan punya kapal selam produksi
putra-putri Indonesia asli pada tahun 2018. Kapal selam ini dikembangkan
dan diproduksi oleh Badan Usaha Milik Negara (BUMN) perkapalan, PT PAL
(Persero) di Surabaya, Jawa Timur.
Proses produksi kapal selam pesanan TNI AL tersebut, paling cepat dimulai akhir 2014. Masa pengerjaan membutuhkan waktu 4 tahun.
"Dari 2014 bisa jadi 2018 atau butuh 4 tahun," Direktur Utama PAL Firmansyah Arifin kepada detikFinance, Selasa (20/5/2014).
Untuk mendukung rencana ini, PAL telah membangun fasilitas pengembangan dan perawatan kapal selam di Surabaya. Untuk mendirikan fasilitas tersebut, PAL mengguyur anggaran US$ 250 juta.
"Investasi US$ 250 juta. Kita betul-betul mulai dari nol," jelasnya.
Untuk mengembangkan kapal selam type DSME 209 tersebut, PAL menggandeng perusahaan kapal asal Korea Selatan, Daewoo Shipbuilding & Marine Engineering (DSME). Firmasnyah menyebut pembangunan fasilitas produksi dan perawatan di Indonesia karena TNI AL masih membutuhkan tambahan kapal selam.
"Memang dari penjelasan kemenhan TNI AL butuh 12 unit. Sekarang kita baru punya 2 masih butuh banyak," sebutnya.
Proses produksi kapal selam pesanan TNI AL tersebut, paling cepat dimulai akhir 2014. Masa pengerjaan membutuhkan waktu 4 tahun.
"Dari 2014 bisa jadi 2018 atau butuh 4 tahun," Direktur Utama PAL Firmansyah Arifin kepada detikFinance, Selasa (20/5/2014).
Untuk mendukung rencana ini, PAL telah membangun fasilitas pengembangan dan perawatan kapal selam di Surabaya. Untuk mendirikan fasilitas tersebut, PAL mengguyur anggaran US$ 250 juta.
"Investasi US$ 250 juta. Kita betul-betul mulai dari nol," jelasnya.
Untuk mengembangkan kapal selam type DSME 209 tersebut, PAL menggandeng perusahaan kapal asal Korea Selatan, Daewoo Shipbuilding & Marine Engineering (DSME). Firmasnyah menyebut pembangunan fasilitas produksi dan perawatan di Indonesia karena TNI AL masih membutuhkan tambahan kapal selam.
"Memang dari penjelasan kemenhan TNI AL butuh 12 unit. Sekarang kita baru punya 2 masih butuh banyak," sebutnya.
PT PAL Ekspor 'Kapal Raksasa' ke Jerman Hingga Hong Kong
PT PAL (Persero) tidak hanya mengembangkan dan memproduksi kapal untuk
keperluan militer. Badan Usaha Milik Negara (BUMN) produsen kapal yang
bermarkas di Surabaya, Jawa Timur itu juga memproduksi kapal niaga untuk
berbagai kebutuhan.
Salah satu produk unggulan yang yang terkenal adalah Kapal Kargo Star 50. Kapal raksasa berjenis box shape bulk carrier (double hull) tersebut memiliki bobot 50.000 dead weight tonnage (DWT). Kapal Kargo 50 Star buatan PAL ini telah dijual ke Jerman, Hong Kong hingga Turki.
"Yang kita ekspor Bulk Carrier. Itu produk unggulan produk PAL. Kita jual ke Jerman, Turki, Hong Kong, Italia, dan banyak negara. Ini desain PAL. STAR 50 kita kembangkan sendiri," kata Direktur Utama PAL Firmansyah Arifin kepada detikFinance, Selasa (20/5/2014).
Firmansyah menjelaskan PAL masuk ke dalam bisnis kapal angkutan kargo yang jarang dimasuki pemain kelas dunia. Alhasil PAL mampu bersaing dengan produsen kapal dunia.
"PAL masuk ke curuk pasar. Di antara kelas 40.000 DWT-60.000 DWT. Kita garap 50.000 DWT," sebutnya.
Kapal Star 50 merupakan kapal dengan bobot terbesar yang saat ini diproduksi PAL. Pasalnya untuk membangun kapasitas kapal lebih besar, PAL mempertimbangkan aspek investasi dan keberlanjutan pemanfaatan fasilitas. Sehingga industri kapal dalam negeri akhirnya memilih membeli kapal dengan bobot di atas 50.000 DWT dari luar negeri.
"Persoalan kalau bangun fasilitas yang besar. Bagaimana kontinuitas order," sebutnya
Selain kapal angkutan curah, PAL juga mampu mengembangkan dan memproduksi kapal tanker berbagai tipe.
Salah satu produk unggulan yang yang terkenal adalah Kapal Kargo Star 50. Kapal raksasa berjenis box shape bulk carrier (double hull) tersebut memiliki bobot 50.000 dead weight tonnage (DWT). Kapal Kargo 50 Star buatan PAL ini telah dijual ke Jerman, Hong Kong hingga Turki.
"Yang kita ekspor Bulk Carrier. Itu produk unggulan produk PAL. Kita jual ke Jerman, Turki, Hong Kong, Italia, dan banyak negara. Ini desain PAL. STAR 50 kita kembangkan sendiri," kata Direktur Utama PAL Firmansyah Arifin kepada detikFinance, Selasa (20/5/2014).
Firmansyah menjelaskan PAL masuk ke dalam bisnis kapal angkutan kargo yang jarang dimasuki pemain kelas dunia. Alhasil PAL mampu bersaing dengan produsen kapal dunia.
"PAL masuk ke curuk pasar. Di antara kelas 40.000 DWT-60.000 DWT. Kita garap 50.000 DWT," sebutnya.
Kapal Star 50 merupakan kapal dengan bobot terbesar yang saat ini diproduksi PAL. Pasalnya untuk membangun kapasitas kapal lebih besar, PAL mempertimbangkan aspek investasi dan keberlanjutan pemanfaatan fasilitas. Sehingga industri kapal dalam negeri akhirnya memilih membeli kapal dengan bobot di atas 50.000 DWT dari luar negeri.
"Persoalan kalau bangun fasilitas yang besar. Bagaimana kontinuitas order," sebutnya
Selain kapal angkutan curah, PAL juga mampu mengembangkan dan memproduksi kapal tanker berbagai tipe.
Sumber : Detik
Tidak ada komentar:
Posting Komentar