Kementerian Pertahanan Jepang akan melakukan penelitian skala penuh pada
sistem pertahanan rudal baru yang nantinya akan melengkapi Jepang untuk
mencegat rudal balistik Korea Utara, kata para pejabat Jepang dilansir Japan Times.
Kementerian Pertahanan Jepang sudah mulai berkonsultasi dengan Amerika Serikat untuk perkenalannya dengan sistem pertahanan rudal THAAD (Terminal High Altitude Area Defense) dan versi darat dari interseptor Standard Missile-3 (SM-3) yang dipasang pada kapal perang dengan sistem tempur Aegis, menurut para pejabat.
Saat ini, Pasukan Bela Diri Jepang menggunakan sistem perisai udara dua tahap dalam mencegat rudal balistik. Pada tahap pertama, kapal perang Aegis Jepang (Kelas Atago dan Kelas KongÅ) meluncurkan rudal SM-3 untuk menghancurkan rudal atau puing-puing di luar angkasa yang diyakini ditujukan kepada Jepang. Jika itu gagal, sistem rudal Patriot Advance Capability-3 yang berada di darat akan meluncurkan rudal untuk mengintersepnya.
Penelitian oleh Kementerian Pertahanan Jepang saat ini terfokus pada tahapan pencegatan rudal di antara dua tahap ini.
THAAD, sistem pertahanan rudal baru Amerika Serikat, mampu mencegat rudal balistik yang mulai memasuki atmosfer dari luar angkasa. Dalam 11 kali uji coba yang dilakukan antara tahun 2006 hingga 2013, semua interseptor THAAD berhasil mengintersep rudal mock up. Militer AS kini mempertimbangkan penyebaran THAAD di Korea Selatan.
Kementerian Pertahanan Jepang sudah mulai berkonsultasi dengan Amerika Serikat untuk perkenalannya dengan sistem pertahanan rudal THAAD (Terminal High Altitude Area Defense) dan versi darat dari interseptor Standard Missile-3 (SM-3) yang dipasang pada kapal perang dengan sistem tempur Aegis, menurut para pejabat.
Saat ini, Pasukan Bela Diri Jepang menggunakan sistem perisai udara dua tahap dalam mencegat rudal balistik. Pada tahap pertama, kapal perang Aegis Jepang (Kelas Atago dan Kelas KongÅ) meluncurkan rudal SM-3 untuk menghancurkan rudal atau puing-puing di luar angkasa yang diyakini ditujukan kepada Jepang. Jika itu gagal, sistem rudal Patriot Advance Capability-3 yang berada di darat akan meluncurkan rudal untuk mengintersepnya.
Penelitian oleh Kementerian Pertahanan Jepang saat ini terfokus pada tahapan pencegatan rudal di antara dua tahap ini.
THAAD, sistem pertahanan rudal baru Amerika Serikat, mampu mencegat rudal balistik yang mulai memasuki atmosfer dari luar angkasa. Dalam 11 kali uji coba yang dilakukan antara tahun 2006 hingga 2013, semua interseptor THAAD berhasil mengintersep rudal mock up. Militer AS kini mempertimbangkan penyebaran THAAD di Korea Selatan.
Adapun sistem rudal SM-3 yang berbasis darat, militer AS juga telah melakukan uji coba sebagai bagian dari program perisai pertahanan rudal di Eropa. Setelah uji coba yang terbilang sukses pada bulan Mei lalu, Amerika Serikat berencana untuk menyebarkan sistem rudal ini ke Rumania pada tahun 2015.
Sistem rudal ini memiliki respon yang cepat dalam menghadapi ancaman yang masuk dan unggul dalam kemampuan manuver ketimbang SM-3 yang berbasis laut dan penyebarannya tidak membutuhkan kapal perang dengan sistem tempur Aegis.
Untuk melindungi Jepang di masa mendatang, Kementerian Pertahanan Jepang menginginkan perisai anti rudal empat tahap dengan memanfaatkan THAAD dan sistem rudal SM-3 berbasis darat.
Dalam persiapan introduksi skala penuh, Kementerian Pertahanan Jepang akan mengumpulkan informasi dari Amerika Serikat terkait biaya, pelatihan personel dan tantangan operasional yang harus diatasi dalam mewujudkannya, kata para pejabat. Terkait hal ini, Kementerian Pertahanan Jepang juga akan mengajukan permintaan anggaran untuk tahun fiskal 2015.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar