"Itu bisa menyebabkan perang nuklir," kata legenda anti-Komunis tersebut kepada wartawan ketika ditanya apakah Eropa Bersatu harus mengirim senjata ke Ukraina untuk membantu perang melawan pemberontak dan "serangan" Rusia, lapor AFP.
"Eropa Bersatu sangat menyadari bahwa Rusia memiliki senjata nuklir. NATO memilikinya juga. Haruskah kita saling menghancurkan?" kata mantan pemimpin serikat buruh Solidaritas itu, yang terkenal atas perundingan tak berdarah untuk mengakhiri komunisme di Polandia pada 1989.
"Itu sebabnya Eropa Bersatu terus mengulangi: berhenti menjadi konyol. Itu sebabnya mereka tidak terlibat terlalu banyak!" tambahnya pada temu tahunan ekonomi kawasan di Krynica, Polandia selatan.
Eropa Bersatu pada Sabtu sepakat menjatuhkan hukuman baru pada Rusia jika Moskow tidak mengubah perilakunya di Ukraina, sesudah Kiev menyatakan tentara Rusia berjuang bersama pemberontak.
Presiden Rusia Vladimir Putin pada Senin menuduh Eropa mengabaikan tentara Ukraina menyasar langsung warga di bagian timur negara itu.
Tentara Ukraina secara langsung mengarahkan langsung tembakannya ke daerah perumahan dan sayangnya, banyak negara, termasuk di Eropa, memilih tidak melihatnya, katanya dari kota Siberia timur, Yakutsk, dalam tanggapan disiarkan di televisi Rusia.
Putin menyatakan tujuan gerakan pemberontak adalah melindungi warga.
"Tujuan pasukan pemberontak adalah mendorong mundur tentara dan senjata berat, sehingga mereka tidak bisa menembaki daerah permukiman," katanya.
Dalam beberapa hari belakangan, Putin berulang kali menyerukan pembicaraan hakiki Kiev dengan perwakilan warga dari Ukraina timur membahas penyelesaian kemelut itu.
Tanggapan Putin bahwa Rusia dapat merebut ibukota Ukraina, Kiev, dalam dua pekan diberitakan di luar kaitan, kata kantor berita Itar-Tass mengutip pembantu kebijakan luar negeri Kremlin pada Selasa.
Kantor berita itu mengutip keterangan Yuri Ushakov, yang menyatakan bahwa kata tersebut diucapkan atau tidak, kutipan tersebut diambil di luar kaitan dan memiliki makna sama sekali berbeda.
"La Repubblica" Italia melaporkan pada pekan ini bahwa Putin mengatakan kepada Presiden Komisi Eropa Jose Manuel Barroso dalam percakapan telepon, "Jika mau, saya bisa mengambil Kiev dalam dua pekan."
Tanggapan itu dilaporkan disampaikan Barroso kepada pemimpin dalam temu puncak Eropa Bersatu pada pekan lalu.
antaranews
Tidak ada komentar:
Posting Komentar