Rabu, 20 Februari 2013

Ide Merubah Papua Menjadi Halaman Depan NKRI

Ada diskusi menarik seputar gagasasn memindahkan ibukota Indonesia ke Papua. Sekaligus mengubah Papua dari halaman belakang menjadi halaman muka. Realistiskah gagasan semacam ini? Berikut sekelumit diskusi yang dilontakarkan oleh Hendrajit, Direktur Eksekutif Global Future Institute. Serta tanggapan dari beberapa kawan yang menaruh perhatian pada kepentingan nasional Republik Indonesia. 
Ide Merubah Papua Menjadi Halaman Depan


Hendrajit:

Ada gagasan memindahkan ibu kota dari Jakarta ke Cirebon. Kalau menurut saya, lebih baik Papua. Sekaligus mengobah Papua dari halaman belakang menjadi halaman depan. Pasti Australia dan sekutu sekutunya di barat sana, jadi kelabakan. Jepang pun akan ketar ketir, karena dengan begitu negara negara di kawasan Pasifik akan lebih condong merapat ke Indonesia. Bagaimana?

Ghuzila Humeid: Secara Geopolitik, Geoekonomi dan Geostrategy sangatlah masuk akal dan bisa dijadikan barometer Indoensia Jaya. Disana lahan tersedia luas, Untuk tambang OK punya, untuk daerah wisata, jangan ditanya lagi karena disana merupakan pusat terumbu karang dunia, terutama dikepulauan Raja Ampat.


Yang perlu diperhitungkan adalah lokasi harus dipilih benar-benar jauh dari pusat gempa dan Tsunami karena masuk bagian lempeng Australia.

Selain itu, nantinya pulau Jawa kedepannya sebagai penyuplai industri wilayah timur dan Jakarta sebatas pusat perdagangan saja.

Terkait kemungkinan memindahkan ibukota ke Palangkaraya, saya kira tak kalah menarik. Bahkan penting dan strategis. Ide itu muncul tatkala nuraninya tercabik akibat tingkah polah Malaysia yang disokong habis-habisan oleh Inggrris. Ide itu muncul guna membentengi Kalimantan Utara khususnya perbatasan dari Kucing hingga Serawak hingga dijadikan beranda terdepan NKRI. Jadi istilah beranda depan sudah menggema sejak zamannya presiden Soekarno.

Mohammad Khusnan:
Dulu Bung Karno pernah merencanakan Ibu Kota NKRI itu di Palangkaraya, malah ada Tugu yang diresmikannya didekat Sungai Kahayan.Mungkin ada alasan khusus tentang ini,dan malah akan dibuat jalan Kereta Api dari barat-timur dan utara selatan. Pelabuhannya didaerah Samarinda.

Burhan Rosyidi:
Bila dipindah ke PAPUA, maka secara GeoPolitik, kalau tidak boleh diartikan MEMBUBARKAN ASEAN, minimal bisa diartikan mengajukan proposal RENEGOSIASI positioning di konstelasi Multilateral ASEAN. Terutama di mata Inggris. Dan, Inggris pun ketar ketir akan menggulirnya INDONESIA menjadi INDONESIA RAYA yang selama ini senantiasa selalu membendungnya dengan berbagai cara.


Sumber : GFI

Tidak ada komentar:

Posting Komentar