Minggu, 10 Februari 2013

Kekuatan Defensif dan Ofensif Anti-Kapal Selam Asia

Perkembangan negara Asia dalam pengadaan kapal perang jenis frigat ataupun korvet dan kapal serbu amfibi jenis LPD (Landing Platform Dock) ataupun LHD (Landing Helicopter Dock) menciptakan permintaan heli angkatan laut/marinir. Pesawat bersayap putar dan tetap patroli maritim mampu membesut kekuatan defensif dan ofensif kapal perang. Tipe heli yang dipelukan berupa heli serbaguna untuk transpor, utilitas, SAR, dan medis. Tipe lebih spesifik berupa misi anti-selam (ASW/Anti-submarine Warfare, anti-permukaan (AsuW/Anti-Surface Warfare), anti-ranjau (counter-mining), dan peringatan dini (EW/Early Warning). Pengadaan heli dengan kemampuan AKS (Anti-Kapal Selam) makin mendesak seiring meningkatnya populasi dan teknologi kapal selam negara-negara Asia terutama India dan China RRC yang memicu kehangatan regional. Di samping alasan-alasan taktis untuk mengamankan jalur suplai perniagaan lewat laut.

Singapura sebagai negara kecil tapi berteknologi maju membangun sendiri kapal LPD kelas Endurance sebanyak 4 unit. Bahkan saat ini tengah menyelesaikan 1 unit HTMS Angthong untuk AL Thailand. AL Singapura mengoperasikan 6 unit heli maritim Sikorsky S-70B Seahawk mulai 2005. Heli tersebut menggantikan peran heli ringan Fennec berpangkalan di Sembawang. Kehadiran Seahawk meningkatkan jarak indera 6 kapal frigat kelas Formidable dalam misi anti-kapal permukaan dan kapal selam. Integrasi heli Seahawk memperkuat jaringan pertahanan AB Singapura yang semakin menekankan keterpaduan dalam sistem manajemen pertempuran. Armada kapal selam Singapura terdiri dari kapal selam eks-Swedia, 4 unit kelas Chalenger dan 2 unit kelas Vastergotland.
Thailand juga memperkuat kedigdayaan kapal perang dengan pengadaan 6 unit heli Sikorsky S-70B-7 dan 6 unit S-76 di akhir tahun 90-an. Namun pada mulanya heli S-70B Thailand tidak dilengkapi piranti penginderaan kapal selam seperti dipping sonar untuk menghemat biaya pembelian. AL Thailand memodernisasi armada heli AL dengan memesan 6 unit versi baru MH-60S senila 246 juta US Dollar dalam skema FMS (Foreign Military Sales). Sebanyak 2 unit telah tiba pada Agustus 2011. Heli MH-60S lebih canggih dari S-76B dengan peran sama sebagai heli utilitas dan surveilens AL tapi memiliki kemampuan operasional siang dan malam. Di samping itu AL Thailand memiliki 3 unit heli AKS  AgustaWestland Super Lynx 300. Thailand belum memiliki armada kapal selam meski telah memiliki rencana pengadaan kapal selam ringan yang sesuai dengan kondisi perairan teluk Siam dan laut Andaman yang dangkal. Namun Thailand mempunyai kapal induk ringan HTMS Chakri Naruebet (11.500 ton), 10 kapal frigat dan 7 korvet.
Australia memodernisasi armada heli organik AL fungsi anti-kapal selam dan kapal permukaan dengan pengadaan 24 unit MH-60R pada tahun 2014. Rencananya heli tersebut menggantikan armada 16 heli S-70B-2 yang sudah aktif sejak dekade 1980-an. Heli Seahawk Romeo itu akan memperkuat armada kapal frigat kelas ANZAC dan tentunya kapal LHD mendatang kelas Canberra. Sementara heli medium fungsi utilitas Sea King Mk.50 akan digantikan oleh MRH-90. Pesawat sayap tetap anti-kapal selam terdiri dari 18 unit AP-3C Orion. AL Australia memiliki 6 unit kapal selam konvensionall berbobot 3000 ton kelas Collins namun menghadapi masalah kesiapan unit yang merosot. Ada dua pilihan antara mendesain kapal selam baru atau merakit dari galangan luar negeri.

India yang tengah meretrofit kapal induk eks-Soviet Admiral Gorshkov dan merancang bangun sendiri satu kapal induk nuklir INS Vikrant menawarkan tender internasional untuk 22 unit helikopter serang dan 20 heli angkatan laut multi-misi. Tender heli serang telah dimenangkan kontestan Boeing AH-64D Apache, menyingkirkan Mi-28 Havoc. Sedangkan peserta tender heli maritim multi-misi yang diharapkan adalah Sikorsky S-70B atau MH-60R Seahawk dan NHIndustries NH-90 NFH serta Eurocopter  EC-725 Super Cougar. Tulang punggung helikopter multi-misi untuk peran anti-kapal selam dan kapal permukaan sekarang ini adalah sejumlah Ka-28 Kamov dan Westland Sea King Mk.42 serta tambahan 6 unit bekas surplus AL AS berupa heli UH-3H Sea King pada tahun 2007. Sedangkan hekopter AL fungsi utilitas ringan diperankan  oleh HAL 316 Chetak yang akan diremajakan dengan 56 unit armada baru. Termasuk heli Dhruv yang dibuat industri lokal. Namun unjuk kerja Dhruv tidak memuaskan menurut spesifikasi teknis AL India. Kapal serbu amfibi modern menjadi salah satu rencana akuisi AL meskipun saat ini AL India mengoperasikan 1 unit kapal induk konvensional INS Viraat. Kemungkinan mengikuti jejak Rusia membeli LHD Perancis kelas Mistral atau LHD Australia desain Navantia kelas Canberra. Armada pesawat patroli maritim cukup berumur yang tersusun atas 8 unit Tupolev Tu-142 MPA dan 5 unit Ilyushin Il-38 MPA. Untuk menggantikannya, AL India telah memesan 12 unit pesawat sayap tetap patroli maririm P-8I Poseidon yang memiliki kemampuan anti-kapal selam dan surveillance. Armada kapal selam India salah satu terbesar di Asia terdiri atas 10 unit kelas Kilo dan 4 unit kelas U-209. Pada tahun 2010 India menyewa 2 unit kapal selam nuklir Rusia kelas Akula-II selama 10 tahun. Saat ini tengah didesain sendiri kapal selam nuklir kelas Arihant, direncankan akan dibangun 3 unit. Pada tahun 2011 ditenderkan 6 unit kapal selam konvensional yang dimenangkan oleh kelas Scorpene. Kapal perang India dengan kemampuan AKS tersusun atas 14 frigat, 8 destroyer, dan 24 korvet serta 8 penyapu ranjau peran ganda.
Pakistan mempunyai 3 unit kapal selam Perancis kelas Agosta 90B dan 2 unit kelas Agosta 70. Armada frigat ada 11 kapal dengan 6 kapal kelas Tariq (Type 21 eks-Inggris), 4 kapal kelas Zulfiquar (Type-054 RRC), dan 1 kapal kelas Alamgir (Oliver Hazard Perry eks-AS). Kapal frigat diperkuat helikopter peran AKS dengan 3 Westland Lynx, 6 Westland Sea King Mk.45, dan paling gres 4 unit Harbin Z-9EC. Pesawat sayap tetap patroli maritim AKS terdiri dari 1 unit Breguet Atlantique I, 8 unit P-3C Orion, dan 7 unit Fokker F-27-200 MPA . Sementara 3 kapal penyapu ranjau peran tunggal tanpa kemampuan AKS.
RRC tengah menyelesaikan proyek kapal induk Varyag yang telah beberapa kali uji layar. Varyag merupakan kapal induk eks-Soviet dibeli dari Ukraina. Kapal induk juga memerlukan heli peran  anti-kapal selam dan ranjau untuk melindungi diri dari ancaman bawah laut secara mandiri di samping kawalan aktif dari frigat atau destroyer. Armada heli AKS China terdiri dari 6 unit Ka-28 Kamov buatan Rusia. Sudah ada rakitan dalam negeri Harbin Z-9 yang memiliki peran SAR dan AKS, aktif di figat AL RRC dan Pakistan. Armada pesawat sayap tetap patroli maritim terdiri atas 6 unit Shaanxi Y-8 MPA produk lokal kopian An-12, 3 unit pesawat amfibi Harbin SH-5. AL RRC memiliki armada kapal selam terbesar di Asia terdiri dari 10 unit kapal selam nuklir dan 53 unit kapal selam konvensional/diesel-elektrik. Armada kapal perang dengan kemampuan AKS mencakup 25 destroyer, 50 frigat, 131 kapal patroli AKS, dan lebih dari 40 kapal penyapu ranjau peran ganda.

Dua Korea yang saling berseteru memiliki kekuatan kapal selam yang kuat meskipun Utara armadanya sudah berumur. Korea Utara memiliki 20 kapal selam tua kelas Romeo 1800 ton, kapal selam midget buatan lokal 40 unit kelas Sang-O (300 ton) dan 10 unit kelas Yono (130 ton). Frigat dengan kemampuan AKS dan AKAP tinggal 2 kapal tua kelas Najin. AL Korea Utara diduga tidak memiliki armada pesawat udara AKS baik sayap tetap maupun putar. Bertolak belakang dengan Korea Selatan yang semakin maju dengan kemampuan memproduksi kapal perang dan kapal selam modern. AL Korsel mengoperasikan 1 kapal induk serbu amfibi, 11 kapal destroyer, 9 Frigat, 21 korvet,  3 kapal selam tipe U-214 (kelas Son Won-il), dan 9 kapal selam tipe U-209 (kelas Changbogo) serta dua kapal selam midget. Armada pesawat terbang peran AKS dan AKP terdiri atas 16 unit Lockheed Martin P-3 Orion, 12 heli Westland Super Lynx Mk.99 dan 13 unit Super Lynx Mk.99A.
Pasukan Beladiri Maritim Jepang merupakan angkatan laut terkuat kedua di Asia. AL Jepang memiliki 2 kapal induk helikopter kelas Hyuga, 10 kapal destroyer, 21 kapal frigat, 11 kapal selam kelas Oyashio (2.750 ton), 4 kapal selam kelas Soryu (2.900 ton), dan  1 kapal selam kelas Harushio (2.450 ton). Armada pesawat terbang peran AKS/AKAP adalah 80 unit Lockheed Martin P-3C dan 52 unit heli SH-60K. Semuanya merupakan lisensi AS yang diproduksi di dalam negeri dengan konten lokal yang semakin tinggi. Mencerminkan kemampuan pabrikan alutsista Jepang yang setara dengan negara maju lainnya. Saat ini Jepang sedangkan mengembangkan pesawat terbang P-1 Kawasaki untuk meremajakan pesawat Orion.
Vietnam memiliki 7 unit kapal frigat kelas Petya (5) dan Gepard 3.9 (2) yang memiliki kemampuan peperangan bawah permukaan. Armada heli AKS terdiri atas 7 unit Kamov Ka-28 tanpa pesawat terbang patroli maritim AKS. Namun AL Vietnam pada tahun 2009 telah menandatangani pengadaan 6 unit kapal selam kelas Improved Kilo dari Rusia.
Malaysia telah mengoperasikan 2 unit kapal selam kelas Scorpene buatan Perancis. Amada Frigat berkemampuan AKS dengan fasilitas helipad terdiri atas 2 unit kelas Lekiu dan 2 unit kelas Kasturi. Diperkuat 6 unit helikopter Super Lynx Mk.100 peran AKS dan AKAP. Selain itu armada kapal perang Malaysia yang mempunyai kemampuan AKS terdapat 4 kapal korvet kelas Laksamana dan 6 kapal korvet kelas Kedah. Sedangkan 4 kapal penyapu ranjau kelas Lerici berperan tunggal semata. Ada rencana Malaysia akan 6 unit heli AKS baru dan 6 unit kapal LCS (Littoral Combat Ship).
Indonesia sudah lama dikenal memiliki armada kapal selam pertama di Asia Tenggara. Kini AL Indonesia mengoperasikan 2 kapal selam kelas U-209 Jerman dan akan menambah 3 unit lagi tipe serupa kelas Changbogo dari Korea Selatan. Selain itu mempunyai juga kapal frigat multi-peran yang memiliki kemampuan AKS berfasilitas dek helikopter maritim.Namun hingga kini tidak memiliki satu pun helikopter maritim peran AKS. Pada masa Orde Baru pernah memiliki heli Westand Wasp bekas AL Belanda, dioperasikan di kapal frigat kelas Tribal dan Van Speijk. Kapal frigat dan LPD (Landing Platform Dock) hanya dilengkapi heli NBO-105 dan Bell N-412 peran intai, utilitas dan transport. Armada kapal perang dengan kekuatan AKS meliputi 17 frigat dan 22 korvet. Sedangkan 2 kapal penyapu ranjau kelas Tripartite dan 9 kapal penyapu ranjau kelas Kondor II berperan tunggal sebagai penyapu ranjau.  Pesawat terbang sayap tetap kemampuan AKS berupa 1 unit CN-235 MPA yang akan ditambah 3 unit. CN-235 MPA bisa dipersenjatai torpedo dan misil udara ke permukaan dan dipasang detektor kapal selam MAD AN/ASQ-508. Angkatan bersenjata Indonesia berencana membeli 11 unit helikopter AKS dan telah ada penawaran dari perusahaan AS. Kemungkinan adalah 11 heli retofit Kaman SG-2H Sea Sprite yang pernah ditolak Australia. Pengadaan pesawat terbang sayap tetap dan sayap putar sangat penting mengingat perkembangan armada kapal selam Asia yang cepat dan posisi perairan dalam Indonesia yang strategis sebagai persimpangan jalur bagi kapal selam dan kapal perang internasional serta pengamanan jalur perniagaan maritim.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar