Dua kapal Angkatan Laut yang dikirimkan ke area lokasi adalah kapal destroyer "Haikou" dan "Kunlunshan" beserta dengan 50 anggota marinir dan perlengkapannya.
Demikian media setempat melaporkan, di Beijing, Senin. Tak hanya itu, China juga menambah helikopter untuk mendukung pencarian pesawat nahas yang membawa 239 orang.
Sebelumnya Angkatan Laut China telah mengirimkan dua kapal perangnya, plus kapal patroli dari Kementerian Transportasi ke lokasi yang diduga sebagai tempat terakhir pesawat melakukan kontak dengan menara kontrol Subang pada pukul 02.40.
Hingga Senin pagi operasi pencarian multilateral dari tujuh negara dengan 22 pesawat dan 40 kapal perang dan patroli, belum menemukan titik terang keberadaan pesawat Malaysia Airlines yang juga membawa tujuh warga negara Indonesia, selain 154 warga China dan 12 kewarganegaraan lainnya.
Para keluarga dan kerabat dari penumpang warga negara Indonesia telah berada di Kuala Lumpur, sedangkan para keluarga dari 154 penumpang warga negara China sampai saat ini masih menunggu di Beijing hingga pengurusan dokumen keimigrasian selesai.
Malaysia Airlines akan membawa lima anggota keluarga atau kerabat dari setiap penumpang warga negara China. "Namun, untuk penerbangan awal kami akan membawa dua anggota keluarga dan kerabat dari setiap penumpang," kata perwakilan Malaysia Airlines di Beijing Ignitias Ong.
Pihak kepolisian dan keimigrasian China berupaya agar pengurusan paspor dan visa dapat dilakukan dalam satu hari. Diantara para keluarga dan kerabat tersebut ada yang baru pertama kali melakukan perjalanan ke luar negeri.
"Kami tidak tahu bagaimana nanti setelah di negara lain, tapi saya ingin melihat anak saya jika nanti pesawat ditemukan, apapun kondisinya," ujar Li Hai (50) asal Provinisi Hebei.
Para keluarga dan kerabat penumpang warga negara China, sejak Sabtu (8/3) dikumpulkan di sebuah hotel di Beijing, tak jauh dari Bandara Internasional "Capital" Beijing. (Antara)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar