Senin, 12 Januari 2015

DK PBB kecam bom bunuh diri di Lebanon



DK PBB kecam bom bunuh diri di Lebanon
Warga berdoa di dekat peti jenazah para korban bom bunuh diri di sebuah masjid di Jabal Mohsen, Tripoli, Lebanon, Minggu (11/1). Dua bom bunuh diri yang menewaskan setidaknya delapan orang di sebuah kedai kopi di Tripoli dilakukan oleh kelompok Negara Islam, kata menteri dalam negeri Minggu kemarin, sebuah pernyataan yang bertentangan dengan klaim Front Nusra yang terkait Al-Qaeda. (REUTERS/Hasan Shaaban)
PBB, Amerika Serikat (ANTARA News) - Dewan Keamanan (DK) PBB mengecam serangan bom bunuh diri di sebuah kafe di utara kota Tripoli, Lebanon, yang menewaskan sembilan orang dan melukai 37 orang.

DK PBB mengatakan mereka "marah" terhadap serangan yang terjadi pada Sabtu, yang diklaim oleh kelompok Al-Qaeda dari Suriah.



Dewan Keamanan PBB menyerukan untuk membawa para pelaku serangan itu ke pengadilan dan memita negara-negara bekerja sama dengan pemerintah Lebanon untuk mencapai tujuan itu.

Dewan juga meminta "semua orang Lebanon untuk menjaga persatuan nasional dalam menghadapi upaya untuk merusak stabilitas negara".

Selain itu, DK PBB menegaskan dukungan bagi kebijakan "pemisahan" Lebanon dari konflik di negara tetangga Suriah dan menegaskan dukungan PBB untuk kedaulatan Lebanon.

Serangan itu menimbulkan kekhawatiran akan munculnya sebuah wabah kekerasan baru di kota terbesar kedua Lebanon yang telah sangat menderita akibat konflik Suriah.

Beberapa nara sumber dari pihak keamanan mengatakan kedua pelaku bom bunuh diri itu adalah orang Lebanon, berasal dari distrik Sunni di Tripoli yang terkenal dengan rasa simpatinya untuk para pemberontak yang berjuang untuk menggulingkan rezim Damaskus.

Serangan itu terjadi di lingkungan Jabal Mohsen terutama di daerah yang dihuni oleh para anggota sekte Alawit yang dipimpin Presiden Suriah Bashar al-Assad.

Selama bertahun-tahun Tripoli telah menjadi tempat terjadinya bentrokan reguler antara lingkungan mayoritas Sunni Bab al-Tebbaneh dan Jabal Mohsen. Bentrokan semakin intensif ketika keadaan diperburuk dengan adanya konflik Suriah, demikian AFP.


antaranews 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar