Selasa, 20 Januari 2015

Pasukan Kanada baku tembak dengan ISIS di Irak



Pasukan Kanada baku tembak dengan ISIS di Irak
Anggota Pasukan Operasi Khusus Irak mengambil posisi saat bentrok dengan kelompok Negara Islam Irak dan Mediterania (ISIL) di Ramadi, Irak, Kamis (19/6). (REUTERS/Stringer)

Ottawa (ANTARA News) - Pasukan khusus Kanada terlibat baku tembak dengan para petempur kelompok Nerara Islam atau yang sebelumnya disebut Negara Islam Irak dan Suriah (Islamic State of Iraq and Syria/ISIS) di Irak dalam beberapa hari belakangan ini, kata seorang perwira senior, Senin (19/1).


Tentara Kanada digempur mortir dan tembakan senapan mesin saat melatih pasukan Irak dekat garis depan dan membalas serangan itu dalam apa yang disebut komandan pasukan khusus Kanada Brigadir Jenderal  Michael Rouleau sebagai tindakan pertahanan diri dan menewaskan para petempur ISIS.

Rouleau mengatakan huru-hara telah terjadi tujuh hari sebelumnya dan merupakan "kali pertama kami terlibat baku tembak" di Irak, di mana kelompok garis keras itu menguasai daerah-daerah luas.

"Pasukan saya telah menyelesaikan satu bagian rencana dengan para pemimpin senior Irak beberapa kilometer di belakang garis depan," kata Rouleau pada satu taklimat media reguler mengenai konflik itu.

"Ketika mereka bergerak untuk mengonfirmasi rencana di garis depan itu untuk mengambarkan apa yang telah mereka diskusikan mengenai satu peta, mereka segera diserang mortir dan tembakan senapan mesin," katanya seperti dilansir kantor berita AFP.

Jenderal itu mengatakan tentara Kanada menggunakan penembak jitu untuk "menetralkan kedua ancaman" dan tidak ada tentara Kanada yang cedera.

Amerika Serikat sebelumnya melaporkan telah meluncurkan operasi penyelamatan sandera yang tidak berhasil terhadap ISIS di Suriah, tetapi pasukan barat tidak secara resmi terlibat dalam pertempuran darat.

Satu koalisi internasional yang dipimpin oleh Amerika Serikat telah melancarkan serangan-serangan udara terhadap kelompok garis keras itu di Irak dan Suriah sejak tahun lalu. Kanada hanya terlibat dalam operasi-operasi di Irak.

Kanada mengirim sekitar 600 awak udara dan personel militer laina, serta enam jet tempur dan pesawat militer lain ke kawasan itu pada November untuk ikut serta dalam serangan udara terhadap kelompok Negara Islam.

Pengerahan pasukan Kanada menurut rencana akan berakhir April kecuali parlemen memutuskan untuk memperpanjang misi itu.

Juga ada 69 personel pasukan khusus Kanada yang melatih dan memberi nasihat pada pasukan Irak di lapangan, tetapi secara teoritis mereka tidak dalam peperangan.

Kelompok ISIS menjadi terkenal Agustus tahun lalu ketika para petempur mereka dan kelompok-kelompok garis keras lain merebut kota Mosul Irak utara, lalu daerah-daerah luas utara dan barat Baghdad, dan mengancam akan menduduki ibu kota itu.

Pemerintah-pemerintah Barat khawatir ISIS akhirnya dapat melakukan serangan ke luar negeri, tetapi kekhawatiran terbesar mereka adalah kelompok itu menguasai Irak dan Suriah dan kemudian membawa pulang para petempur asing.

Presiden Amerika Serikat Barack Obama telah menyusun rencana-rencana bagi koalisi internasional yang luas "untuk melumpuhkan" kelompok itu di Irak dan Suriah.

Serangan udara koalisi di Irak dan Suriah ditargetkan pada posisi-posisi ISIS serta senjata-senjata berat dan gedung-gedung yang digunakan untuk menyimpan senjata-senjata.

Letnan Jenderal Jonathan Vace mengatakan Negara Islam "telah berhenti di Irak dan mereka tidak dapat melancarkan operasi luas yang dapat mengubah situasi secara dramatis."

Tetapi, ia menambahkan, serangan balasan dari posisi kelompok yang sebelumnya juga dikenal sebagai ISIL belum ada.
REUTERS 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar