Jumat, 30 Januari 2015

Snowden Bongkar Program Peretas Mata-mata AS


Bocoran terbaru Edward Snowden membongkar program perangkat lunak yang digunakan oleh Amerika Serikat dalam memata-matai banyak negara. Menurut ahli teknologi, program tersebut telah lama digunakan sebagai alat spionase terhadap lembaga pemerintah, bisnis dan individu.


Diberitakan Reuters, Selasa (27/1), Snowden membocorkan program keylogger bernama 'QWERTY', sebuah perangkat lunak untuk merekam aktivitas keyboard, yang digunakan badan mata-mata AS, NSA, dan negara anggota Lima Mata lainnya, yaitu Australia, Kanada, Selandia Baru dan Inggris.

Dalam bocoran yang dipublikasikan di majalah Jerman Der Spiegel pada 17 Januari tersebut, terdapat juga dokumen rahasia soal kemampuan malware ini. Salinan dokumen itu juga diserahkan pada perusahaan antivirus Kaspersky Lab untuk dianalisa.

Dalam blognya, Kaspersky mengatakan bahwa QWERTY adalah program yang serupa dengan Regin, malware yang banyak ditemukan di berbagai komputer terinfeksi yang terungkap pada November tahun lalu.

Seorang periset Kaspersky, Costin Raiu, mengatakan bahwa Regin telah digunakan oleh Barat untuk memata-matai negara lain dalam satu dekade terakhir. Selain itu Raiu mengatakan, program QWERTY NSA hanya bisa bekerja dengan Regin.

"Banyak kelompok hacker menggunakan Regin," ujar Raiu.

Spiegel dan beberapa media lainnya sebelumnya menuliskan bahwa Regin telah digunakan untuk meretas perusahaan operator telekomunikasi Belgia, Belgacom. Dalam dokumen yang dibocorkan Snowden, perangkat lunak ini memang digunakan untuk memata-matai telepon seluler di Eropa.

Pada November lalu, perusahaan antivirus AS Symantec Corp mengatakan bahwa Regin hampir tidak terdeteksi karena tersamarkan dengan canggih. Sekalipun terlacak, sulit diketahui tujuan penetrasi Regin di perangkat sasaran. Symantec menemukan bahwa Regin ditemukan telah menginfeksi perangkat komputer di perusahaan energi, penerbangan dan riset.

Secara luas, perangkat lunak ini juga ditemukan di puluhan tempat di 14 negara, termasuk Rusia, India, Jerman dan Brasil. Sasarannya adalah badan pemerintah, lembaga keuangan dan perusahaan multilateral.

NSA menolak mengomentari laporan tersebut. Setelah Snowden membocorkan dokumen NSA, badan intelijen AS itu menghindari komentar soal operasi mata-mata namun tetap bersikeras mereka telah bertindak sesuai hukum Amerika. CNN

Tidak ada komentar:

Posting Komentar