Rabu, 07 Januari 2015

TNI AU Lirik Rudal dan Radar Hanud Mobile dari Ukraina



oke

Mengikuti jejak TNI AL, TNI AU juga melirik Ukraina sebagai salah satu negara pemasok untuk alutsista. Sayangnya akibat konflik yang berkecamuk, TNI AL lewat Kementerian Pertahanan kemudian membatalkan pesanan panser amfibi BTR-4. Tapi mungkin karena situasi kian kondusif, kini TNI AU tengah melirik berbagai produk militer dari Ukraina.
Kabar ini datang dari Ukroboronprom, perusahaan plat merah di Ukraina yang bergerak di bidang pertahanan.


Beberapa waktu lalu, delegasi perwakilan dari Staf Umum TNI mengunjungi Ukroboronprom untuk melihat industri pertahanan Ukraina di sektor aviasi, roket dan artileri. Dikutip dari Janes.com (28/12/2014), kedua belah pihak telah melakukan pembicaraan pada awal Desember 2014 dan mengangkat peluang perdagangan bidang pertahanan antar kedua negara diikuti dengan pembentukan fasilitas produksi bersama di Indonesia. Ukroboronprom mengatakan mereka ingin berpartisipasi dalam tender pasokan logistik persenjataan untuk TNI AU.

Platform sistem senjata menjadi perhatian utama TNI-AU, dalam hal ini termasuk air-to-air missile dan sistem ESM. Pihak TNI sendiri nampaknya sangat tertarik dengan Kolchuga, sistem radar mobile pendeteksi ancaman dari udara dengan platform truk.

oke1

Kolchuga berupa sensor radar pasif yang dikembangkan dari sistem ESM (Electronic Support Measures) asal Rusia yang kemudian di produksi oleh Ukraina. Walau sering disebut Kolchuga Radar, namun sebenarnya sistem ESM yang terdiri dari tiga atau empat receiver ini ditempatkan puluhan kilometer secara terpisah untukmendeteksi dan melacak pesawat dengan triangulasi dan multi lateration emisi frekuensi radio. Dalam moda deteksi line of sight plus dukungan power transmisi, jangkauan deteksi radar ini bisa mencapai 800 km.

Sistem yang ditawarkan menyediakan identifikasi, peringatan dini dan lokasi dari semua emisi frekuensi radio yang ada di darat, laut maupun udara, dan hebatnya Kolchuga mampu mendeteksi pesawat tempur berteknologi siluman (stealth). Bila nantinya TNI AU jadi mengakuisisi jenis radar ini, maka secara langsung akan memperkuat etalase jejaring radar taktis tempur Kohanudnas. TNI AU saat ini mengoperasikan radar mobile Smart Hunter untuk mendukung operasional rudal SAM MANPADS QW-3. Sementara Arhanud TNI AD punya radar mobile Giraffe untuk mendukung operasi rudal RBS-70. Ada lagi radar SR74 yang dipadukan dengan peluncur rudal QW-3 berplatform truk.

R-27 milik AU Cina dalam proses loading
R-27 milik AU Cina dalam proses loading


Selain Kolchuga, kabarnya delegasi TNI juga tertarik untuk mengakuisisi rudal Vympel R-27, sebuah rudal jenis medium-to-long-range air-to-air missile yang telah dikembangkan sejak era Uni Soviet pada tahun 80-an. Seperti biasa, rudal ini juga diproduksi Ukraina atas dasar lisensi dari Rusia. (Deni Adi|Indomiliter)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar