Minggu, 18 Januari 2015

Putin desak semua pihak agar selesaikan krisis Ukraina secara damai



Putin desak semua pihak agar selesaikan krisis Ukraina secara damai
Presiden Rusia Vladimir Putin (ANTARA FOTO/Setpres/Rusman/pras)
Moskow (ANTARA News) - Presiden Rusia Vladimir Putin telah berusaha meminta semua pihak yang terlibat dalam krisis Ukraina agar tak menyia-nyiakan waktu dalam menelesaikan kemelut itu secara damai.
"Saya mengusulkan kedua pihak ... agar melakukan tindakan mendesak guna menghentikan tindakan saling melancarkan pemboman, serta secepatnya menarik senjata berat," demikian pesan Putin yang dikirim kepada timpalannya dari Ukraina Petro Poroshenko sebagaimana dikutip Stasiun Televisi Rusia, Channel One.


"Perkembangan baru-baru ini di Ukraina Tenggara, pemboman yang berlanjut terhadap permukiman di Wilayah Donetsk dan Lugansk, mengakibatkan keprihatinan besar dan benar-benar membahayakan proses penyelesaian secara damai berdasarkan Kesepkatan Minsk pada September tahun lalu," kata Putin.

Putin berjanji Rusia siap bekerjasama dengan Organisasi bagi Keamanan dan Kerja-Sama di Eropa (OSCE) guna memantau pelaksanaan kesepkatan gencatan senjata itu dan penarikan senjata oleh semua pihak yang bertikai di Ukraina.

Namun, Juru Bicara Kremlin Dmitry Peskov pada Ahad (18/1) mengungkapkan usul Putin mengenai penarikan senjata "ditolak" oleh pihak Ukraina, demikian laporan Xinhua.

"Presiden Ukraina menerima surat pada Jumat pagi (16/1) ... Sayangnya, pihak Ukraina menolak rencana yang diusulkan tersebut tanpa memberi tawaran pilihan, dan pada saat yang melanjutkan operasi militer," kata Peskov, yang dikutip kantor berita RIA Novosti.

Juru Bicara Kremlin itu menegaskan, "Rusia terus melancarkan upaya guna menengahi konflik tersebut dalam beberapa hari belakangan."

Selain itu, Kementerian Luar Negeri Rusia menyatakan Moskow siap "menggunakan pengaruhnya" dan membujuk gerilyawan lokal agar menerima baik penarikan senjata sebagai "isyarat itikad baik" guna menghindari makin banyak korban jiwa di pihak sipil.

Di dalam satu pesan daring, Kementerian tersebut menyampaikan keprihatinan yang mendalam mengenai meningkatnya kehadiran militer Kiev di Donbas, nama lokal yang digunakan untuk merujuk kepada Ukraina Timur.

"Militerisasi intensif, pengumuman tentang gelombang baru pergerakan warga Ukraina, dan seruan dari Kiev agar melakukan pembalasan bagi situasi di lapangan yang telah terjadi setelah penandatanganan Kesepakatan Minsk" membuktikan bahwa pihak Ukraina membangkang terhadap Kesepkatan Minsk, demikian tuduhan Kementerian Luar Negeri di Moskow.

Menurut pernyataan tersebut, Pemerintah Kiev diduga memanfaatkan gencatan senjata belum lama ini untuk menata kembali pasukannya dan melanjutkan aksi militernya, dan pada saat yang sama mendesak pelaksanaan skenario kekerasan guna menyelesaikan krisis itu.

Saat menyerukan sepenuhnya dipatuhinya Kesepakatan Minsk oleh semua pihak, Kementerian Luar Negeri Rusia menyatakan Moskow akan melakukan semua yang bisa dilakukannya guna memastikan bahwa Kelompok Kontak dalam bertemu secepatnya.


antaranews 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar