Senin, 10 Februari 2014

Nama KRI Usman Harun Diputuskan 2012-12-12


 "Sebelumnya sudah melalui diskusi panjang."  


Bung Tomo Class dengan nomor lambung (Kaskus)
Jakarta Panglima TNI, Jenderal Moeldoko, menyatakan bahwa pemerintah Indonesia tidak akan mengubah nama KRI Usman-Harun.

Menurutnya, nama KRI Usman-Harun sudah melalui diskusi panjang, dan sudah diputuskan sejak 12 Desember 2012 lalu.

"Nama ini sudah diputuskan 2012-12-12. Sebelumnya sudah melalui diskusi yang panjang, tidak ada korelasinya dengan perkembangan situasi saat ini," ujar Moeldoko di Gedung DPR, Jakarta, Senin, 10 Februari 2014.


Moeldoko keberatan jika Usman-Harun dianggap sebagai teroris. "Saya tidak menerima kalau Usman-Harun dinyatakan sebagai teroris. Dia adalah aktor negara, bukan aktor non state, orang dia seorang marinir," jelas dia.

Moeldoko menjelaskan belum ada yang berubah terkait kerjasama militer Indonesia-Singapura pasca protes penamaan KRI itu. TNI juga tetap melakukan pengamanan di Selat Malaka.

"Selama ini belum ada yang berubah, nanti kita lihat perkembangan situasi. Prinsipnya Panglima TNI akan bekerja sama dengan siapapun dengan baik, tetapi kalau sudah berkaitan dgn kedaulatan negara no way. Kita punya sikap yang jelas dan tegas," kata dia.

Nama KRI Usman-Harun Tak Akan Diubah

 Singapura tidak berhak melarang KRI Usman-Harun melintas. 

Panglima TNI, Jenderal Moeldoko, menegaskan pemerintah Indonesia tetap akan memberi nama KRI Usman-Harun meski diprotes Singapura.

"Tetap, nggak akan berubah," kata Moeldoko di Gedung DPR, Jakarta, Senin 10 Februari 2014.

Terkait kabar Singapura akan melarang KRI Usman-Harun melintasi Selat Malaka, Moeldoko menyatakan sepanjang perairan Internasional, Singapura tidak berhak melarang KRI Usman-Harun melintas. "Tapi kalau melarang mendekati Singapura, itu urusan dalam negeri," ujar dia.

Meski ada protes dari negeri Singa, Moeldoko menegaskan, hubungan Singapura-Indonesia hingga kini masih baik-baik saja. "Usman-Harun merupakan warga negara yang memiliki jasa-jasa yang tinggi pada negara," ujarnya.

Sebelumnya pemerintah Singapura memprotes rencana TNI Angkatan Laut yang berniat untuk menamai salah satu dari tiga kapal fregat yang dibeli Indonesia dari Inggris.

Alasannya, nama yang digunakan TNI AL merupakan pelaku tindak pengeboman yang terjadi tahun 1965 silam di Macdonald House di Orchard Road.(umi)

Nama KRI Usman Harun Tradisi AL

 TNI AL punya tradisi menamakan KRI dengan nama pahlawan nasional. 

Panglima Tentara Nasional Indonesia (TNI) Jenderal Moeldoko, menegaskan bahwa pemberian nama kapal perang RI yang baru dengan nama Usman Harun tidak bermaksud untuk menyakiti warga Singapura.

Pemberian nama Usman Harun kata Moeldoko, merupakan tradisi di TNI Angkatan Laut yang memberikan nama kapal dengan nama pahlawan nasional. Adalah Presiden kedua RI Soeharto yang memberikan gelar Sersan Usman dan Kopral Harun sebagai pahlawan nasional atas jasanya kepada Indonesia.

"Nggak ada tujuan lain," kata Moeldoko di Istana Negara, Jakarta, Jumat 7 Februari 2014.

Menurutnya, pemberian nama itu KRI baru TNI AL itu adalah urusan internal Indonesia. Tanpa bermaksud membangkitkan emosi masa lalu Singapura. "Masalah di sana (Singapura) nggak ada hubungannya. Kita tidak ada maksud apapun. Hanya tradisi kita di AL begitu, itu saja," ujarnya.

Sebelumnya Kepala Dinas Penerangan TNI AL, Laksamana Pertama Untung Suropati, menegaskan tidak ada maksud dari institusinya untuk membuka luka lama warga Singapura dengan memilih nama Usman Harun untuk KRI baru mereka.

Menurut Untung, pemilihan Usman Harun sebagai nama KRI sudah melalui suatu prosedur yang ketat. Dia mengatakan bahwa nama Harun Said dan Usman Haji Mohammed Ali dipilih TNI AL karena mereka merupakan pahlawan nasional di bidang maritim.

"Tidak ada maksud untuk membuat orang mengingat kisah lama," kata Untung.

Penamaan Usman Harun sebagai KRI fregat TNI AL yang baru menuai protes dari pemerintah Singapura. Pasalnya, kedua orang yang namanya digunakan di KRI itu adalah pelaku peledakan di Singapura tahun 1965 dan dieksekusi tahun 1968, saat hubungan kedua negara memanas.(eh)

  Vivanews  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar